Saat Cintanya Mengubah Dunia Ku
Cerpen Karangan: Anil SafrianzaKategori: Cerpen Cinta, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 9 January 2016
31 desember 1997 saat itulah pertama kali aku menghirup udara dunia yang aku sambut dengan tangisan yang membuat orangtuaku bangga. Aku tumbuh dan berkembang bersama keluarga sederhanaku. Aku kecil adalah seorang bocah yang cukup pintar, aku juara kelas dan selalu berada di posisi lima besar hingga kelas enam SD. Dan akhirnya aku mulai menginjak masa remaja tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sekarang aku sudah tidak anak-anak lagi, sekarang aku duduk di bangku kelas tujuh di SMP, dan dari sinilah semuanya mulai berubah.
Semenjak itu semuanya mulai berubah, dimana aku selalu saja ada masalah di rumah, aku selalu disalahkan. Aku dituntut menjadi yang terbaik tanpa semangat yang diberikan. Kepribadianku mulai berubah semenjak itu. Dan sekarang, waktu berjalan begitu cepat dari biasanya. Sekarang aku kelas sembilan dan hari ini adalah hari perlombaan bagiku. Aku dipercaya sekolah untuk mewakili sekolah di perlombaan pidato bahasa arab. Dan alhamdulillah saat itu aku berhasil membawa gelar juara pertama di perlombaan itu ke sekolah.
Hari demi hari semakin lama semakin cepat, aku berubah menjadi sosok pribadi yang sangat pendiam, dan saat itu juga aku mulai merasakan sakit di kepalaku. Aku selalu menyembunyikan itu dari mereka. Aku gak mau melihat mereka bersedih karenaku. Inilah hari yang aku tunggu, hari ini hasil ujian nasional keluar, dan hasilnya aku lulus walaupun dengan nilai yang tidak begitu bagus, yang penting lulus! Ya! Itulah yang ada dalam benakku.
Sekarang, aku sekolah di sebuah sekolah di kampung mama. Di sini aku tinggal bersama bibiku. Udara yang sejuk dan pemandangan yang sangat indah menyambutku tiap pagi di sini. Awal yang baik di dua bulan pertama. Sikap orang-orang masih sangat hangat padaku, tapi hanya dua bulan pertama dan selanjutnya, keadaan menjadi lebih sulit bagiku. Aku semakin tenggelam dan tersiksa oleh penyakit ini. Waktu terus berlalu, dua tahun sudah aku di sini, masih belum ada perubahan yang berarti dalam hidupku.
2014, tak terasa usiaku sudah menginjak 17 tahun, dan tahun kedua aku di sini, tapi ada yang berbeda di hari itu. Aku melihat seorang gadis yang cantik dan kelihatan ramah, dan entah kenapa hatiku langsung merasakan cinta untuknya. Ya Nilam! Itulah nama gadis itu, dan entah kenapa selama satu tahun lalu aku tak pernah melihatnya.
Sedangkan dia setiap hari jalan di depan rumahku. Hari-hari berlalu aku dan Nilam mulai semakin dekat, aku sangat mencintainya dan mengagumi sosoknya. Aku yang sangat keras kepala tunduk terpaku di hadapannya, dan tak lama kenal aku dan Nilam mulai mengutarakan isi hati masing-masing.
29 agustus 2014, saat itulah aku dan Nilam mulai hidup bersama berbagi cerita dan kasih sayang, aku sangat bahagia sekali waktu itu. Aku tak percaya bagaimana gadis seperti dia mau dan tertarik pada seorang pria seperti aku ini. Hari-hari terasa sangat lambat semenjak ada Nilam. Hari-hari lebih berwarna dan lebih ceria bagiku. Aku mendapatkannya, aku memiliki seseorang yang senantiasa mendengarkan keluh kesah yang aku rasa.
Dan ajaibnya aku dan Nilam bernasib sama dalam hubungan dengan orangtua kami saling menguatkan satu sama lain. Dan itulah yang membuatku menjadi sosok yang kembali ke masa kecil. Aku yang memiliki semangat dan tujuan untuk sebuah mimpi. Rumah makan padang yang harus diberi nama sesuai dengan inisial namanya ya itulah mimpi kami. Namun di saat kelas dua SMA aku tinggal kelas karena penyakit yang selalu menyiksaku. Sebuah rahasia yang ku simpan rapat-rapat dari Nilam.
Hubunganku dan Nilam sekarang mulai diterjang ombak yang tak berhenti. Selalu saja ada yang membuatku salah di matanya, dan akhirnya, gadis yang sangat berarti itu pergi dari hatiku. Nilam pergi, bukan berarti aku harus berhenti mengejar impian kami. Aku pergi ke tempat pamanku di kota subang.
Aku belajar di sana, kebetulan, beliau juga memiliki rumah makan padang di sana. Nilam selalu ada untukku dia masih memberiku semangat dan dorongan untukku. Dan aku yakin, sebelum aku dipanggil Tuhan karena penyakit ini aku mampu memberikannya pada Nilam. Di sini aku berjuang untuk mimpi Nilam, dan menahan rasa sakit dari penyakit kronis.
Nilam. Sebuah nama dari gadis yang begitu indah, berasal dari keluarga terpandang, namun tak memiliki sifat sombong atas semua itu. Seseorang yang telah mampu membuat duniaku kembali dipenuhi rasa bahagia dan semangat. Nilam. Aku yakin suatu saat aku akan mendapatkan dan mewujudkan impian itu. Dan aku harus kuat menahan rasa sakit ini sampai sekarang, esok, dan sampai semuanya dapat terwujud.
Cerpen Karangan: Anil Safrianza
Facebook: Anil Safrianza
Kebahagiaan menjanjikan kesuksesan untukmu. Namun kesuksesan tak menjamin kebahagiaan untukmu. #Anil Safrianza
Cerpen Saat Cintanya Mengubah Dunia Ku merupakan cerita pendek karangan Anil Safrianza, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Kalung
Oleh: Dwi NuryantoDi sebuah ruangan berhiaskan lampu tergantung di tengah-tengah ruangan , tembok berwarna putih gading di beberapa bagian nampak cokelat kusam. Di salah satu sudut terlihat seseorang pemuda berbaring melepas
Buku Harian Seorang Tapol
Oleh: Dwiyanto SusiloNamaku Parto Giman. Aku hanyalah seorang guru SD ndeso. Aku tinggal di kampung, di rumah warisan mertua. Sebuah rumah bergaya limasan dengan pendopo seluas lapangan bulu tangkis. Disini aku
Biola Hitam
Oleh: Aliya ZahraaNisa menyusuri trotoar menuju halte bus. Terik matahari menyoroti wajah Nisa yang putih bening. Nisa melihat sepanjang tempat duduk di halte, penuh tidak memungkinkan untuk duduk, dengan terpaksa dia
Unbelivable Love
Oleh: Edy Priyono, Eiji KazuhikoEiji Kazuhiko, itulah namaku. Aku bersekolah di salah satu SMA di Tokyo. Aku tergolong siswa sekolah yang kurang begitu populer, akan tetapi hampir semua siswa di SMA-ku mengenaliku. Entah
Mak Uti
Oleh: Nurul HandayaniDua hari terakhir ini ibuku tak henti menelpon menyuruhku pulang. Aku heran, tak biasanya ibu bertingkah seperti ini. Mengapa tak suruh aku pulang jauh-jauh hari sehingga aku bisa mempersiapkan
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply