Siapa Yang Salah

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta
Lolos moderasi pada: 22 December 2017

Alexandrio Pareda. Cowok bermarga pareda dan merupakan murid pindahan dari Manado. Tak banyak yang kutau awalnya.

Awalnya yang kuketahui dia merupakan penghuni kelas IPA di sebelah kelas sedangkan aku penghuni kelas IPS di sebelahnya. Kelas kami bersebelahan. Tidak sampai 5 menit untuk sekedar bertemu dengannya. Bahkan hanya butuh beberapa langkah.

Tepatnya malam Minggu tiba-tiba ada nomor yang tidak kuketahui yang ternyata adalah nomornya. Dari mana dia mendapatkan nomorku. Aku pun tidak tahu. Dia sepertinya berusaha untuk mengenalku lebih jauh. Namun harapanya kutangkis dengan alasan perbedaan agama di antara kami. Dia beragama Protestan sedangkan aku Islam. Ya walaupun sebenarnya aku masih jarang solat tapi aku tetap mengakui agamaku. Aku memberikannya ultimatum bahwa aku akan senang jika dia mau berteman denganku dan tidak lebih dari teman. Tapi entah kenapa dan entah apa yang dia pikirkan dia terus saja menyatakan cintanya padaku. Beberapa kali sempat kutolak dan dia tanpa menyerah pun selalu berusaha.

Akhirnya atas hasil musyawarah antara aku dan sahabat-sahabatku maka aku pun menerimanya. Ya itu merupakan usulan dari sahabatku karena tidak tega melihatnya dan tidak ingin menyakitinya maka aku pun memberikan dia kesempatan.

Terkadang saat aku sedang bosan dengan penjelasan guru dia sengaja melambaikan tangan lewat jendela hanya untuk memberikanku semangat. Setiap istirahat Ia selalu datang ke kelas untuk mengajakku ke kantin bareng. Ia selalu membawa gitar dan bernyanyi untukku di kelas. Tanpa menghiraukan tatapan mata seisi kelasku dia selalu saja memberi perhatiannya padaku. Aku menjaga perhatiannya agar masih dalam batas wajar karena ini merupakan sekolah.

Setiap pulang sekolah aku ataupun dia saling menunggu untuk pulang bersama. Aku naik di atas motornya yang besar. Sedangkan Ia mengendarai di depan. Aku selalu marah dan menepuk pundaknya setiap kali Dia membawa dengan kecepatan tinggi. Aku memiliki trauma. Aku tidak bisa dan aku sangat takut ketika dibonceng dengan kecepatan yang tinggi aku pun berteriak tidak peduli orang berkata apa. Dan dia selalu ngomel-ngomel ketika aku menepuk pundaknya dan menyuruhnya untuk menurunkan sedikit laju kendaraannya. Aku tidak pernah sekalipun memeluknya saat dia memboncengku walaupun dia beberapa kali meminta dengan alasan agar aku tidak jatuh. Tapi aku menolaknya. Bukan berarti aku tidak menyayanginya. Hanya saja aku belum terbiasa akan itu dan aku juga segan terhadap orang-orang yang nanti melihat sedangkan kami masih memakai baju sekolah.

Dia mengantarkan aku ke rumah. Ya tak banyak yang tau akan alamat rumahku. Rumahku begitu sederhana. Tapi aku beruntung dia tidak pernah mempermasalahkan keadaanku. Aku bersyukur dia mau menerimaku apa adanya.

Suatu hari dia tidak ada di kelasnya. Kata teman kelasnya Rio sakit. Ya aku memanggilnya Rio. Aku tidak sempat untuk menghubunginya tadi pagi. Sepulang sekolah aku pun ke rumahnya menaiki angkot. Kutatap rumah di hadapanku ragu-ragu. Apa benar ini rumah pacarku ya. Aku pun segera menghubunginya karena mustahil dia mendengarkanku jika aku memanggilnya melihat begitu besar rumahnya.

Dia pun keluar sambil ngomel-ngomel. Aku tak peduli. Aku balas kembali dengan omelan. Dia mengajakku untuk naik ke lantai atas. Dia menunjukkan satu ruangan tempat dia bermain musik. Terlihat di sana beberapa gitar yang aku tidak tau gitar apa saja itu. Drum, keyboard, dan entah lah aku tidak memperhatikannya lagi ketika perhatianku tertuju saat dia pacarku menekan-nekan piano. Merdu sekali. Aku tak menyangka dia begitu jago bermain piano. Aku menikmani setiap alunan tiap nadanya. Sampai nada itu tak terdengar lagi.

“Mau belajar main musik?” Tanya Rio melirikku
— aku hanya diam masi ragu-ragu untuk menjawab

ADVERTISEMENT

“Ayolah” ajaknya menarik tangaku dan menyuruhku duduk di sampingnya.
“Aku tak pandai.” Jawabku polos. Ya aku memang tidak pandai segalanya tentang seni yang salah satunya adalah musik.
“Kalo belajar pasti bisa. Yuk aku ajari.” Ucapnya antusias

Aku pun ikut antusias. Aku senang dia mau menawarkan aku sebagai muridnya dan dialah guru pianoku. Aku benar-benar senang diajari olehnya. Walaupun aku sangat lambat sekali untuk paham, ingat dan lancar akan yang diajari olehnya.

Setiap ada waktu aku ke rumahnya untuk berlatih piano. Mamanya pun sangat ramah padaku.

Ketika dia ada tanding futsal dia selalu mengajakku menemaninya. Aku pun selalu memberikannya semangat. Walau tidak bisa membantu banyak aku tau dengan kehadiran dan semangatku dia akan semakin hebat dan mengalahkan lawan-lawanya saat bermain futsall.

Begitupun sebaliknya saat aku ada latihan basket dan renang. Dia pun menyemangatiku. Walau tak menemaniku tapi dia selalu mengantarkan dan menjemputku. Itu sudah lebih dari cukup untukku.

Perlahan yang awalnya aku benar-benar tak memiliki perasaan terhadapnya kemudian sadar bahwa aku pun perlahan membuka hatiku untuknya. Apakah ini cinta? Entah lah. Senang dan sedih itu satu paket. Benar bukan? Dan ada keganjalan dalam hubunganku dengannya yang selama ini aku tutupi. Aku dan dia berbeda. Ya. Nama Tuhanku dan Tuhannya berbeda. Tempat ibadahku dan dia berbeda. Dan kitabku serta kitabnya pun berbeda. Aku tidak bisa pungkiri akan hal itu. Aku dan dia merahasiakan hal ini kepada orangtua kami. Kami takut ketika ada yang tau pastilah hanya pertentangan yang akan kami peroleh.

Hari berganti minggu berganti bulan dan berganti tahun. Setahun sudah hubunganku dengannya berjalan dengan lancar-lancar saja. Ya namun jujur masi ada ketakutan dalam relung hatiku tentang kepastian hubungan ini. Ada rasa berkecamuk. Entahlah. Sulit untuk aku jabarkan rasa ini. Aku berpikir seandainya aku tidak menerima usulan sahabatku untuk menerimanya tentu tidak seperti ini jadinya. Pikiranku pun kutangkis kembali ketika ingat kebersamaan kami. Aku pun mulai melupakan keganjalan sebenarnya. Ya begitu seterusnya tanpa aku tau akhirnya.

Cerpen Karangan: Miera Yohana
Blog: mieralatte.blogspot.co.id

Cerpen Siapa Yang Salah merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Cin(T)a Michael dan Nurul

Oleh:
Namaku Nurul. Nurul Ikrimah, adalah nama islami yang diberikan oleh Almarhum kakekku. Aku wanita berhijab yang baru saja lulus SMA, dan belum kuliah. Papa (yang biasa kupanggil Abi), sedang

Biarkan Aku Jatuh Cinta

Oleh:
Nama ku charly, aku bekerja di sebuah toko roti “HIDAYAH” aku tinggal bersama ibu ku, ayah ku telah lama pergi meninggalkan ku, meskipun begitu aku selalu bersyukur Tuhan memberikan

Cherry

Oleh:
Jantungku berdetak semakin tak menentu. Mulai kucoba pejamkan mata namun tak berhasil. Tik tok tik tok suara detak jam terus mengusik ketenanganku. Kringgg alarm handphone ku pun berbunyi. Tepat

Mirror Mirror I’m in Love (Part 1)

Oleh:
Yume Alfonsa adalah sahabatku, cantik, baik dan ramah. Dia selalu tersenyum pada siapa saja. Dia merasa tidak pupuler dan tidak ada yang mengenalnya. Dia merasa ada tapi seperti tidak

Maafkan Aku

Oleh:
Embun pagi yang membasahi dedaunan, matahari yang menyinari dunia, dan kicauan burung yang sangat merdu. aku terpojok di sebuah ruangan kamar, yang berwarna ungu, di sebuah tirai jendela ,hanya

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *