Tentang Hujan dan Matahari
Cerpen Karangan: Nurrinisha WahyudiKategori: Cerpen Cinta, Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 20 May 2017
Saya (pasti) menunggu dia. Saya (pasti) bertahan untuk dia. Saya (pasti) tetap di sini karena dia. Dan, (pasti) segalanya tentang dia.
(Mungkin) dia menunggu saya. (Mungkin) dia bertahan untuk saya. (Mungkin) dia tetap di sini karena saya. Dan, (mungkin) segalanya tentang saya.
Antara kepastian dan kemungkinan itu seperti dua sisi uang koin. Seperti dua sisi sekertas lembar. Seperti dua sisi tangan, atas dan bawah.
Tapi saya tidak tahu apakah itu pasti atau hanya kemungkinan?
Tapi saya tidak tahu apakah itu mimpi atau hanya sekadar ilusi?
Seperti hujan di bulan November. Air jatuh rintik yang kemudian deras dalam sedetik. Seperti saya dan dia. Terikat. Yang terhalang dengan jarak.
“Nggak tahu. Saya bingung harus apa,” nada gelisah jelas terdengar darinya.
“Kamu sudah bilang kalau kamu sayang?”
“Sudah. Bahkan, bukan cuman sekali, lebih dari berkali-kali,” nada gelisahnya bertambah.
“Saya pikir, dia berubah. Dia risih dengan saya,” terdengar kekecewaan disetiap kata yang diucapkan.
“Mungkin itu cuman asumsi kamu aja,”
“Entah,” jelas terlihat keputus asaan dimatanya.
Dia adalah Hujan. Sudah lama dia tidak menumpahkan air ke bumi, tapi hari ini badai terjadi di sudut matanya. Tidak ada cahaya. Karena sinarnya sudah pergi. Mataharinya sudah pergi.
“Saya sudah memberi kepastian. Saya sudah bilang bahwa saya sayang,” ucapannya terdengar santai namun tertangkap sejumput sendu di matanya.
“Tapi, nggak seperti ini. Kamu bilang sayang, tapi kamu langsung hilang gitu aja. Gimana dia mau percaya?”
“Saya nggak menghilang. Saya cuman takut,” ucapnya.
“Saya takut dia pergi. Maka dari itu saya bilang bahwa saya sayang,” jelasnya.
“Tapi, nggak seperti ini.”
“Dia tidak berusaha mengerti saya. Saya begitu khawatir tentang dia, sedang dia begitu apatis terhadap saya,” ucapnya
“Dia tidak seperti itu…”
“Iya! Dia seperti itu!”
Dia adalah Matahari. Dia tidak berpikir untuk meredup sekalipun karena ada sosok penting yang harus ia sinari. Tapi, kali ini dia meredup. Dia kehilang Hujan. Bagaimana Matahari akan membuat pelangi tanpa Hujan?
Hujan dan Matahari. Matahari dan Hujan. Dua unsur penting untuk membuat sebuah pelangi. Tapi, di sini kita tidak akan membahas tentang itu. Yang akan dibahas ialah Hujan si cowok tengil di antara yang paling tengil dan Matahari si cewek dingin yang melebihi es di Antartika.
Keduanya dekat setelah kegiatan MPLS. Saat itu, Matahari sedang menunggu jemputan tapi karena sampai sore jemputannya belum juga datang, ia memutuskan untuk naik bus kota saja. Namun, saat itu juga, Hujan datang dengan motornya dan menawarkan Matahari untuk pulang bersamanya.
Dan semenjak itu, mereka menjadi akrab. Dan, ya, seperti orang bilang, jika lelaki dan perempuan bersahabat mustahil sekali jika salah satu di antaranya tidak saling suka. Dan, benar, hal itu terjadi, bukan hanya Hujan bukan juga hanya Matahari, tapi keduanya. Keduanya menyimpan perasaan itu. Keduanya memang sudah saling mengatakan tentang perasaan. Namun, keduanya belum juga saling memberi kejelasan.
Matahari khawatir dengan Hujan yang kerap kali bersama dan dekat dengan perempuan lain, terlebih ada seorang perempuan yang sepertinya sangat agresif dengan Hujan, perempuan itu seringkali menyuruh Matahari untuk menjauh dengan Hujan. Sedangkan Hujan merasa khawatir dengan Matahari yang seringkali bersikap dingin kepadanya, namun Matahari tidak pernah menyadari itu, Matahari lebih sering menyatakan bahwa dirinyalah yang apatis terhadap dia.
Dan, selalu begitu. Saling sayang, namun tidak ada kejelasan. Hujan memang cowok tengil yang nggak tahu diri, tapi jika ada suatu hal yang bersangkutan dengan Matahari, dirinya tidak segan-segan untuk maju dan berdiri paling depan.
Matahari memang cewek dingin yang nggak peduli, tapi jika sesuatu terjadi kepada Hujan, dirinya adalah orang pertama yang akan sangat perhatian.
Dan, seperti itulah keduanya. Hujan yang tengil dan Matahari yang dingin. Hujan yang membutuhkan Matahari dan Matahari yang membutuhkan Hujan. Keduanya terikat. Hanya saja, belum bisa saling mengikat.
Cerpen Karangan: Nurrinisha Wahyudi
Cerpen Tentang Hujan dan Matahari merupakan cerita pendek karangan Nurrinisha Wahyudi, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Seminya Bunga
Oleh: Pratiwi Nur ZamzaniSemilir hawa malam bersama taburan bintang. Terdengar gerak deru kapal berdebur ombak yang memecah udara malam hari. Di lantai bawah, Felly bersama dengan segerombolan taruna kapal bernyanyi dengan irama.
Rj Dan Kalungnya Musnahkan Para Monster (Part 1)
Oleh: Hayatus ShalehaLibur panjang pun telah tiba. Kedua orangtuaku memutuskan berlibur ke desa untuk mengunjungi sanak keluarganya. Kami pun berangkat ke desa yang bernama desa Bunifah pagi pagi hari. Setibanya di
Merindukan Mu
Oleh: Rana DakkaAku merindukanmu. Merindukan ranselmu, merindukan gulungan lengan baju hitammu, merindukan sunggingan bibirmu, merindukan sapaan pagi harimu: ‘Morning sunshine’. Dan aku terus merindukanmu. Waktu itu seharusnya aku tidak usah membalas
Sahabat Terbaik
Oleh: Unafa AwayukiItulah yang membuatku semakin yakin dengan dirinya, keteguhannya dalam menjaga Al-Qur’an. ~ Fthn Melihatnya adalah aktivitas yang membuang massa bagiku. So sia-sia. Sifat yang angkuh, dingin, dan menolak untuk
Cinta Harta Sang Perawan Tua
Oleh: Ariestya Wahyu KMentari dipagi itu mulai bersinar. Cahaya indahnya menerobos setiap celah rerimbunan daun. Sepertinya, alam sangat mengerti dengan kegirangan hati Merry. Semalam, ia baru saja ditembak oleh seorang cowok yang
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply