The Secret Obsession (Part 2)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 17 September 2023

Tiba-tiba Alia dikejutkan dengan seorang pria bertubuh besar sudah menghadang didepannya, memakai topi hitam, jaket hitam, dan celana berwarna hitam. Wajah pria itu tidak dapat dikenali karena dia memakai masker.
“Gadis, serahkan semua uangmu padaku sekarang juga.” Pria itu menodongkan pisau. Alia merinding kemudian langkahnya mundur perlahan.
“Ma-maaf, saya tidak membawa uang.” Tangan dan kaki Alia gemetar.
“Bohong!” Pria besar itu menatap dengan raut wajah yang dingin.
“Se-semua uang saya ada di rumah. Ambil sesuka anda kalau mau, a-asal jangan apa-apakan saya. Saya mohon.” Kepala Alia menunduk, ia sangat ketakutan karena tidak ada cara lain yang bisa dilakukan. Kakinya seperti mati rasa.
“Kamu pikir jika aku mengikutimu, kamu tidak akan berusaha untuk lari dan berteriak minta tolong?”
Tubuh Alia tambah gemetar, ia tahu perampok itu tidak akan mudah untuk dikelabuhi. Hening. Pria itu mengernyitkan keningnya lantas mengangkat wajah Alia sehingga terlihat jelas wajah itu di depan matanya.
“Kamu terlihat sangat cantik, jika tidak bisa membayar dengan uang, bayarlah dengan tubuhmu.”
Alia terkejut bukan main, jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya, apalagi pisau itu masih berada di salah satu tangan pria besar itu.

Tiba-tiba seorang cowok berseragam abu-abu menendang pria besar itu hingga terjatuh. Pria itu berdiri kemudian mencoba untuk menghujamkan pisaunya ke seseorang yang sudah mengusiknya. Alia mengucek-ucek matanya tanda tak percaya, terlihat jelas cowok yang menolongnya, cowok itu ternyata adalah Arka. Arka dan pria besar itu mulai bertarung, Alia tahu bahwa Arka mahir bela diri, tapi ia juga takut apabila lawan Arka adalah seorang pria dengan senjata tajam.

Arka menghajar pria tersebut dengan menendang, memukul, dan menyerangnya dengan mencoba mencari titik lemah, pisau tersebut kemudian terpental dan pria itu langsung terjatuh. Arka tanpa berpikir panjang langsung menginjak punggung pria itu. Alia berlari sambil berteriak minta tolong, berharap para warga mendengarnya. Untung saja tidak lama kemudian 5 orang warga datang dan berlari menuju lokasi. Mereka menyerbu pria besar itu kemudian menangkapnya.

Alia bernapas lega, ia mengucapkan terima kasih kepada Arka. Arka mengangguk kemudian langsung berjalan pergi meninggalkan Alia yang masih terus menatapnya dari kejauhan. Alia sebenarnya ingin mengatakan suatu hal, tetapi Arka malah sudah pergi. Ia merasa ucapan terima kasih saja tidak cukup, akhirnya Alia memutuskan untuk menemui Arka di sekolah besok.

Ketika hari itu tiba, ternyata Arka tidak masuk ke sekolah. Padahal ia sudah membuatkan kue sebagai tanda ucapan terima kasih. Ia kemudian bertanya kepada Devan dimana rumah Arka. Devan pun memberitahu lokasi rumah Arka dan sepulang sekolah Alia langsung bergegas kesana. Saat sudah sampai mulut Alia langsung menganga karena takjub melihat rumah Arka yang cukup besar dan mewah. Berbeda dengan rumahnya yang sederhana dan jauh dari kata mewah itu. Alia merasa gugup, tetapi ia sudah jauh-jauh datang kesini menaiki angkot jadi ia tetap memberanikan diri untuk menekan bel.

Selang beberapa lama, seorang asisten di rumah tersebut keluar “Maaf neng, mau cari siapa?.”
“Perkenalkan nama saya Alia bi, saya teman sekolahnya Arka. Arka-nya ada di rumah?.”
“Oh, den Arka. Iya dia sedang ada di rumah. Masuk saja neng, nanti den Arkanya saya panggilkan.”
Alia mengucapkan terima kasih kemudian masuk kedalam rumah tersebut. Ia kemudian duduk di sofa ruang tamu. Matanya memindai sekeliling ruangan, takjub melihat penampakan isi dalam ruang tamu yang luas tersebut.

Tiba-tiba seekor kucing berbulu oranye datang menghampiri Alia, kucing itu mengendus manja di kakinya. Alia tertawa geli kemudian mengusap kepala kucing tersebut. Kucing oranye itu kemudian mengeong lalu berjalan-jalan sambil mengibaskan ekornya. Alia tidak tahan melihat tingkah lucu dan menggemaskan kucing tersebut, tanpa sadar ia mengikutinya. Kucing itu masih berjalan di depan Alia kemudian Alia yang sudah tidak sabar ingin mengelusnya langsung mengangkat kucing tersebut dan menggendongnya.

Alia baru tersadar bahwa ia sudah tidak berada di ruang tamu melainkan ruangan lain. Ia merasa tidak enak karena sudah berjalan cukup jauh dan ingin berbalik pergi. Tetapi matanya tiba-tiba fokus ke salah satu ruangan yang pintunya sedikit terbuka dan ada secercah cahaya yang menyilaukan matanya. Ia penasaran cahaya apa itu lalu mengintip dari luar, kemudian tangannya tanpa sadar melepas kucing yang digendongnya, matanya membelalak kaget, mulutnya menganga. Ia kemudian membuka lebar pintu tersebut dan langsung syok seketika. Foto-foto di dinding terpampang jelas memenuhi seisi ruangan. Ia juga mendapati foto-foto yang ditaruh berjajar di meja. Foto tersebut memperlihatkan seorang gadis berseragam SMK yang diambil dengan berbagai macam sudut. Ini semua seperti foto yang diambil oleh paparazi. Ia melihat foto seorang gadis yang sedang tertawa dengan temannya, gadis yang tersenyum ketika sedang berjalan, gadis yang sedang duduk sambil membaca buku di perpustakaan, gadis yang sedang makan di kantin sekolah, masih banyak lagi dan foto yang paling besar memperlihatkan wajah gadis tersebut dari dekat sehingga terlihat sangat jelas kulit wajah halus nan putih gadis tersebut. Ia juga melihat beberapa barang yang sepertinya tidak asing. Gantungan tas berbentuk boneka yang pernah hilang beberapa bulan lalu, jepit rambut mutiara, dan bros kecil merah muda yang selama ini ia cari.

Lutut Alia mendadak lemas, ia berjalan mundur tetapi punggungnya menabrak seseorang yang ada di belakangnya. Jantungnya berdegup kencang, perlahan ia membalikkan badannya dan mendongak keatas, menatap Arka yang baru saja ia sadari sudah berdiri di belakangnya sambil menatapnya. Jarak tatapan yang sangat dekat, sehingga mata mereka saling beradu. Arka tersenyum miring kemudian ia mendorong tubuh Alia ke dinding, dan mengukungnya. Mata Arka menatap lekat-lekat manik mata Alia yang berkaca-kaca.

Ia menyeringai nakal, wajahnya mendekat di sekitar tengkuk Alia kemudian berbisik pelan “Alia…”
Alia menoleh pelan pada Arka yang masih mengukungnya di dinding dengan kedua tangannya. Wajah Arka berada di belakang telinganya sehingga membuat jantung Alia berdegup makin kencang. Panas terasa membakar tubuhnya, hening. Hanya terasa hembusan nafas Arka yang panas, menyapu lehernya sekilas.

ADVERTISEMENT

Arka menyingkapkan sebagian rambut yang menutupi wajah Alia. Sebuah smirk terpampang jelas di bibir merah alaminya “Kamu sudah tau, kan?.”
Arka tersenyum kecil, ia kemudian menangkup pipi Alia dan menatap wajahnya. “Suara detak jantungmu terdengar Alia..”
Alia meneguk salivanya, bibirnya tidak bisa berkata-kata dalam posisi seperti ini. Semua foto diri dan beberapa barangnya memenuhi sebuah ruang rahasia milik Arka. Arka yang ia kenal cuek dan berhati dingin, Arka yang selalu mengucapkan sesuatu yang membuat Alia benci, dan Arka yang tiba-tiba menolongnya saat hendak di rampok. Berbagai macam pertanyaan terlintas di benak Alia. Jadi apa maksud dari perkataan Arka setiap kali mereka saling bertemu. Mata Alia langsung melotot, jantungnya serasa ingin meledak, pikiran Alia melayang seperti tersadarkan akan sesuatu.

“Yah…, aku, ketahuan deh.” Ucap Arka diikuti dengan seringai tawa kecil.

Cerpen Karangan: Riska Yuliana
Blog / Facebook: Riska Rizkha

Cerpen The Secret Obsession (Part 2) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


3 Hari (Part 1)

Oleh:
“Zan! Hari ini lo ada acara nggak?” tanya Anggit dari seberang sana. “Enggak. Kenapa emangnya?” tanya Zani seraya memakan cemilan kentang yang ada di depannya. “Lo lagi nyemil sekarang?”

The End (Part 2)

Oleh:
Tak terasa, ujian semester pertama dimulai. Aku, Richard, dan yang lainnya tengah menjalani ujian. Sering tertangkap oleh mataku Richard terlihat pucat. Terkadang ia memegang bagian perutnya. Itu membuatku cemas.

Skor Imbang

Oleh:
Mata Satria berkedip-kedip sebelah di saat dia tak sengaja bertatap muka dengan seorang cewek di mini market. Cewek cantik itu tersipu malu dan beranjak pergi. Edo yang berada di

Motivasi Yang Kuat

Oleh:
Keberhasilan didapat dari 99% usaha dan kerja keras dan 1% kecerdasan. Kata kata itulah yang selalu terlintas di benak Key. Key seorang cewek remaja yang sudah berumur 17 tahun.

Kekuatan Cinta

Oleh:
Namu ku Anna umur ku 14 tahun sekarang aku masih duduk di bangku SMP. Bermula dari seorang teman ku yang satu angkatan dengan ku, sebut saja nama nya Risma

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *