Tuhan Kumohon Sekali Lagi (Part 1)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta
Lolos moderasi pada: 6 September 2016

“Naaaahh….” Teriak Fatir. Melempari ular karet ke annisa
“Aaaa.. ka Fatir” Jerit anisa kesal.
“Hahaha…” Tawa fatir meledek annisa yang kaget.
Annisa pun kesal melihat tingakah Fatir yang mentertawainya, Dia berlari ke pojok lapangan dan dia duduk di bawah pohon itu dengan ekspresi kesal.
“Annisa…” Teriak Fatir mengerutkan keningnya, saat melihat wajah annisa berubah menjadi sedih. Annisa pun hanya duduk, menunduk sambil memeluk kedua kakinya.
“Annisa, kamu gak papa?” Tanya fatir khawatir, dan berlari mendekat annisa.
“Nis kamu gak papa?, nis maaf” kata fatir yang berada di sampingnya dengan rasa bersalah.
“Nahh.. Kena lo haha, Satu sama nih..” Teriak annisa mengagetkan fatir.
Fatir hanya tersenyum melihat annisa yang balik mengerjainya. “Lah curang huuuhh..” Ucap fatir mengacak acak rambut annisa.
“Enggak lah, Sini tangakap aja kalau berani wleee..” Ledek annisa menjulurkan lidahnya dan berlari.
Fatir pun mengejarnya dengan tertawa bersama annisa. “Sini kamu, kalau ketangakep liatin aja” teriak fatir yang mengejar annisa.
Annisa pun hanya mentertawainya saja dengan meledek dan terus berlari di taman komplek rumahnya.

“Nah.. Ketangakep kan” kata fatir yang memegang tangan annisa.
Annisa pun hanya tertawa dan berdiri di hadapannya, tiba tiba annisa manyun sambil menatap Fatir. Fatir seolah mengetahui apa maunya annisa pada saat itu, Fatir melihat ekspresi wajah dan menatap annisa, dia tau apa yang dinginkan gadis manja itu.
“Ayo naik..” Ucap fatir memberikan punggungnya.
Annisa pun lalu tersenyum kegirangan. Fatir pun menggendong annisa sampai rumahnya, Dan kebetulan pula tempat bermainnya di komplek tadi tidak jauh dari rumah Annisa. Memang rumah mereka tidak satu komplek, tetapi Fatir sering menghampiri Annisa hanya untuk bermain dengannya.

Annisa dan fatir, Mereka bersahabat sejak annisa kelas 7 SMP, sekarang gadis itu duduk di bangaku 9 SMP sedangakan Fatir duduk di kelas 10 SMA. Fatir menganggap Annisa seperti adiknya, Dia tidak mau wanita itu terluka, kesepian. Fatir selalu ada untuk Annisa, dia selalu menghiburnya, melindunginya. Dan Fatir tidak pernah biarkan Annisa terluka. Rasa itu apa hanya sebatas sahabat saja? Hanya kasih sayang layaknya kakak dan adik saja? Tidak! Sebuah persahabatan antara pria dan wanita hampir semuanya tidak murni hanya rasa persahabatan yang dimiliki, terkadang ada terselip rasa ingin memiliki. Yaa.. Begitupula yang ada di hati Annisa, Seorang wanita cantik, manis, periang dan manja itu, dia menyayangi Fatir, sangat sangat menyanginya. Tidak hanya itu, dia pun mencintainya.

“Nah.. Udah sampe” ucap fatir.
“Yah kok udah sampe” annisa merengek.
“Emang mau kemana lagi? Kamu itu berat Nis” ledek Fatir sambil menengok annisa.
Annisa pun turun dari gendongan fatir, dan mengabaikan ucapannya.
“Masuk yu.” Ajak annisa mengerlingakan matanya.
“Udah sore cantik, kamu mandi sanah bau tau hehe”. Fatir meledknya dengan tertawa kecil.
“Enak aja, wangi gini. Ya udah hati hati yaa, bawa motornya jangan ngebut”
“Ok, besok aku kesini lagi kok.” Ucap fatir mencubit hidung annisa dengan gemas.
“Udah ah sakit tau” Annisa cemberut.
Fatir pun hanya tersenyum melihat tingakahnya, lalu setelah itu fatir pun membawa motornya yang disimpan di depan grasi rumah Annisa, dan pamit untuk pulang.

Setelah sosoknya tak terlihat lagi di pandangan Annisa, Wanita itu pun langsung berlari menuju kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya. Setelah ia selesai mandi, Annisa langsung duduk di kursi yang tak jauh dari tempat tidurnya. Dengan memandangi Ponsel yang berWallpaper foto dia dan Fatir.
“Kak Fatir… Aku harap kakak tau, rasa ini bukan hanya sekedar sahabat. Aku ingin memiliki kakak seutuhnya” Batin annisa.
Annisa pun langsung chat Fatir, karena tidak biasanya Fatir tidak mengabarinya malam ini, Annisa langsung meneleponnya tetapi tidak diangakat, Mengirimkan beberapa pesan tetapi tidak dibalas. Hatinya mulai tidak tenang, Padahal Fatir sudah berjanji akan mengabarinya saat sudah sampai rumah, padahal jarak dari rumahku ke rumahnya tidak terlalujauh.
Aahhh Kak Fatir, kemana sih. Tadikan pulang jam 4 sore, sekarang udah jam 7 malem gak ada kabar juga. Padahal dia tidak pernah seperti ini sebelumnya, batin annisa cemas

Annisa pun tertidur dengan memeluk Ponselnya, berharap Fatir segera membalas pesannya. Annisa pun tertidur pulas dengan berharap fatir akan menelepon dan membangunkan tidurnya.
Ponsel Annisa pun berbunyi, begitu saja dia bangun dan mengangakat teleponnya.
“Hallo.. Kak fatir, dari mana? Aku tunggu kakak telepon sampe aku ketiduran. Pokoknya aku bakalan marah” Saut annisa begitu saja.
Sesaat yang menelepon annisa pun terdiam.
“Hallo kak?” Saut annisa cemas
“Annisa, ini tante mamahnya Fatir.” Balas penelepon itu, tenyata yang menelepon Annisa tante Desi, mamahnya Fatir.
“Eh.. Tante maaf, aku kira fatir Aku angakat gitu aja tanpa aku liat yang nelepon siapa” ucap annisa salah tingakah.
“Iya gak papa sayang, Annisa boleh dateng ke rumah sakit sekarang?” Tanya tante Desi dengan nada yang terdengar sedih.
“Tante kenapa? Semua baik baik aja kan?” Tanya annisa.
“Fatir saynag.. Fatir” ucap tante annisa yang terlihat menangis.
“Kenapa tante? Fatir kenapa?” Tanya annisa panik.
“Fatir tabrakan, sekarang dia di rumah sakit. Tante kirim alamatnya sekarang, Kamu dateng ya sayang” mintanya.

Jam pun masih menunjukan pukul 5 pagi, Detik itu pula tubuhnya begitu saja lemas, matanya tak dapat membendung lebih lama butiran butiran bening yang ingin membasahi pipinya, Seketika itu pula Annisa berangakat ke rumah sakit dengan diantarkan Pak Dodi, supirnya. Ibu dan ayah Annisa, mereka sibuk bekerja. Bahkan mereka pulang larut malam dan langsung bekerja pagi, terkadang pula mereka pergi ke luar kota untuk bisnisnya. Maka dari itu, Fatir selalu menemani setiap detik kesunyian hidupnya.

Annisa pun tiba di rumah sakit itu, dengan keadaan menggunakan pakaian Piama. Dia berlari dan bertanya ruangan Fatir, Langakah kakinya terhenti sejenak saat ia melihat Ayah dan Ibunya fatir menangis, Annisa pun langsung berlari menghampiri mereka dengan rasa khawatir.
“Tante fatir gimana tante?” Tanya Annisa menatap tante Desi.
Seketika itu pula tante Desi memeluknya, dan tak lama melepaskannya lagi dengan menangis.
“Tante jawab aku” tanya annisa yang tak mampu lagi menahan air matanya yang kini membasaki pipinya.
Tak lama itu pun Dokter keluar dari ruangan Fatir.
“Keluarga Fatir?” Tanya dokter menatap Ayah fatir.
“Iya saya ayahnya” Balas ayah fatir yang tak mampu menutupkan kesedihannya.
“Anak bapak udah sadar, Tapi tadi dia terus memanggil yang bernama Annisa.” Ucap dokter.
Seketika kesedihan Annisa pun pecah saat mendengar perkataan dokter, air mata tak henti membasahi pipinya.
“Saya Annisa dok” Saut annisa
“Kamu boleh menjenguk pasien terlebih dahulu” ucapnya.
Aku pun menatap tante Desi, dan dia pun tersenyum mengangguk.

Annisa pun langsung membuka pintu ruangan Fatir, matanya melihat seseorang terbaring dengan berbagai alat di tubuhnya, Sebuah perban yang berada di keningnya, Wanita itu menangis menjadi jadi. Perlahan mendekatinya, Terlihat Fatir tersenyum melihat Annisa yang menghampirinya.
“Jangan nangis, cengeng” ledek fatir yang tersenyum.
Annisa tidak dapat berkata sepatah kata pun saat melihat pria yang dicintainya terbaring, menahan sakit di tubuhnya.
“Kamu ini kenapa? Bertemu denganku masih menggunakan baju tidur” ledeknya lagi yang tersenyum.
“A..aakuu takut” balas annisa terbata bata, dengan air mata yang terus membasahi pipinya.
“Takut apa?” Tanya. Fatir menatapnya.
“Aku cuman punya kamu, Aku gak mau kehilangan kamu. Aku gak mau, aku gak mau.” Annisa pun menatapnya dengan airmatas yang menjadi.
“Siapa yang mau ninggalin kamu bidadariku? Putri manja yang selalu mengganggu hariku” balasnya tersenyum.
Annisa pun tak hentinya menangis, merasa takut bila Fatir meninggalkannya.
“Aku udah baik, ini kecelakaan kecil kok. Udah jangan nangis, aku gak suka itu” Fatir memgusap air mata annisa.
Annisa pun menggenggam tangan Fatir yang sedang mengusap air matanya.
“Kak Fatir, Aku sungguh takut. Kak Fatir aku mencintai kakak, Lebih dari aku mencintai diri aku sendiri. Sunyi sepi hidup aku, kakak selalu meramaikannya. Gelap jalanku, kakak selalu meneranginya. Kakak aku mohon, berjanjilah selalu ada di sampingaku” minta annisa menatapnya.
“Aku lebih mencintaimu, Lebih menyayangimu. Kamu bidadariku, selalu di dalam hatiku. Pejamkan matamu, aku slalu hadir setiap detik hidupmu. Aku selalu hadir di hatimu, Meski bila nanti kita jauh, aku akan selalu hidup di hatimu” jelasnya.
Annisa pun tersenyum.
“Udah sana, kamu pulang dulu. Kamu mandi, Ganti baju biar tambah cantik, nanti balik lagi kesini” mintanya.

Annisa pun sempat menolaknya, Tetapi Fatir memaksanya. Annisa pun menurutinya, Dia pamit kepada orangtua Fatir untuk pulang, karena Fatir menyuruhnya untuk ganti pakaian, dan annisa berjanji untuk kembali ke rumah sakit. Saat perjalanan pulang dengan Pak Dodi, Dia tersenyum bahagia. Ternyata fatir pun mencintainya, Pak Dodi pun bertanya dan Annisa menceritakannya dengan bahagia, namun kehawatir masih terselip di hatinya.

ADVERTISEMENT

Sesampainya di rumah, Annisa langsung masuk ke kamarnya menyiapkan pakaian yang akan di kenakannya. Aku akan tampil cantik hari ini, Batinya. Annisa langsung masuk kamar mandi, dan mengguyur tubuhnya. Selesai itu, dia bersiap siap merapihkan dirinya.

Menatap cermin, dia mulai berangan.
“Haahh… Kak Fatir, kau membuat jantungaku seakan mau copot. Aku bahagia sangat bahagia, masih bisa melihat senyummu, mendengar ledekanmu. Kak Fatir, entah bagaimana jadinya aku tanpa sosokmu. Seorang sayap pelindungaku, Pangeran hidupku. Aku harap, kita bisa berjalan berdua kembali, berlari, tertawa. Sangat sangat berada di pelukanmu, Terasa nyaman dan teang berada di sisimu, Aku harus segera berangkat lagi untuk bertemu pangeranku” Batin Annisa sambil berhayal semua akan seperti semula.

Bersambung… Baca part 2 nya juga ya, biar tau endingnya gimana hehe…

Cerpen Karangan: Novia Fernanda
Facebook: Novia Sepersial Fernanda

Cerpen Tuhan Kumohon Sekali Lagi (Part 1) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Kepada Gadis Yang Aku Kagumi

Oleh:
Jakarta, 2015 Bukan sesuatu yang mengejutkan jika aku, Narendra Wijaya menjadi laki-laki idaman para gadis-gadis di sekolahku. Menjadi kapten basket, ketua organisasi siswa, menjadi murid kelas unggulan, dan pasti

Antara Cinta dan Benci

Oleh:
Suatu hari aku tamat sekolah dan ingin masuk ke jenjang yang lebih tinggi, aku memilih sekolah lain yang lebih unggul dan tak satu pun dari siswa di sana yang

Cinta Bersemi di Ruang OSIS

Oleh:
Tok! Tok! Tok! “Saya Sayang bangun udah jam 06.30.” suara mama yang membangunkanku. “Apa?”. Aku pun berlari menuju kamar mandi. Setelah mandi aku langsung turun ke bawah. “Ma saya

Demi Kamu

Oleh:
Cinta nama nya. Ia duduk di bangku kelas 3 SMP. Cinta, mempunyai sahabat dekat bernama Rika. mereka adalah sahabat karib. kemana-mana mereka selalu berdua, bahkan cita-cita mereka pun sama.

Akhirnya Sahabat Ku Punya Pacar Juga

Oleh:
Hari ini merupakan hari ulang tahun sahabat kami, ia bernama Fania. Ia sahabat kami yang super duper jutek sehingga ia tidak penah berpacaran, padahal banyak cowok-cowok yang naksir terhadapnya

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *