Yang Lalu Tetap Berlalu
Cerpen Karangan: Fani Desy LestaryKategori: Cerpen Cinta, Cerpen Galau, Cerpen Perpisahan
Lolos moderasi pada: 3 May 2013
Siang yang bersahabat, matahari adem ayem di cakrwala. Ku langkahkan kaki ke luar kelas. “Ana” itulan panggilanku, Lifi mendekatiku. Aku dan Lifi mampir sebentar di toko depan sekolah. Sewaktu balik tiba-tiba ada orang asing di depan sekolah, dengan seragam serba abu-abu. Oalah, kenapa harus ada dia?
“Loh, Na, itu si Gio”, kata Lifi heboh, aku mengangguk saja bermaksud membenarkan Lifi. Aku berharap dia pergi sebelum aku sampai di gerbang. Dan syukurlah, dia paham, dia langsung pergi.
Sejujurnya hatiku dag dig dug, aku kangen banget sama dia. Aku cuma bisa mengenang masa lalu kita di hati saja. Dia yang dulu tersipu malu dengan kehadiranku sekarang malah menghidariku. Aku sedih melihatnya terlebih saat aku tahu dia ke sini bukan buat aku, dia ke sini gak lain buat si Rika.
Rika sebetulnya temanku waktu di LBB dan kita sempat akrab, sayangnya statusnya kali ini membuatku selalu buang muka tiap ada dia, aku gak suka dia, kita serasa orang yang gak pernah kenal.
Rupanya aku sudah melamun terlalu lama, tenyata sudah sampai di depan kamar. Belum sempat aku rebahkan tubuhku sejenak melepas lelah dan galaunya hati. Teman-teman mengejutkanku “ada kecelakaan…!” teriak teman-teman. Mendengar ucapan itu aku bergegas keluar membiarkan tas dan kunci kamar tergeletak, entah kenapa aku langsung kepikiran Gio. Dalam hati aku berharap bukan Gio.
Aku memaksa menerobos gerombolan orang-orang melihat korban. Korban itu beneran Gio aku tak berteriak aku hanya menangis dan memanggil teman satu wismaku untuk membawa Gio ke rumah sakit. Ku rangkul Gio, aku berharap abang becak ini bersemangat mengayuh becaknya. Sesekali aku mengeluh entah kenapa aku tak mampu menatap wajah Gio yang berlumur darah, aku hanya menangis.
Sesampainya di rumah sakit Rika sudah siap dengan dokter. Rika bersama keluarga Gio menunggu di depan pintu, kecuali aku dan teman sewismaku yang bermaksud meninggalkan tempat itu. Dengan langkah berat aku menjauh dari tempat itu sembari memandang darah di telapak tanganku, sesekali aku genggam erat dan aku sentuhkan di dadaku.
“Ana, tunggu!” Rika mencegah kepergianku aku hanya menoleh. Rika menggandengku dan membawaku berlari menuju ruang rawat Gio. Aku tertegun saat aku tahu dia mengenakan baju pemberianku sekalipun baju itu sudah lusuh bekas kecelakaan tadi. Aku menghampirinya tapi dia memalingkan mukanya. Aku kecewa, dia tak menganggap kehadiranku. Tak sepatah katapun ku ucapkan, tapi saat aku berbalik badan Gio memegang tanganku, aku menghentikan langkahku. Hatiku berdebar-saat aku bersamanya dulu.
Sudah terlalu lama, akupun berbalik badan tapi dia memalingkan mukanya. Aku hanya diam, ku tanya hati mengapa dia tak mengizinkanku pergi, tapi dia tak menatapku. Tanpa aku sadari air mataku menetes jatuh di tangannya yang masih menggenggam tanganku.
Aku ingat jam tangan yang aku pakai ini adalah pemberian Gio, aku lepaskan tangan Gio di tanganku, lalu aku lepaskan jam tangan itu. Lalu aku lemparkan ke arah Gio dan berlari keluar ruangan angker itu.
Sesampainya di wisma aku kumpulkan semua barang pemberian Gio dan semua hal tentang Gio lalu aku bungkus kardus dan aku paketkan kerumah Gio.
Esoknya aku mendapatkan sebuah kado di depan kamar wisma, masih sepi karena hari baru pukul 05.30. Aku bawa kotak tersebut ke kamar dan aku buka, black forest dengan lilin menyala merangkai namaku dalam huruf arab. Tidak hanya itu, kotak yang aku paketkan ke Gio kemarin balik lagi.
Saat di skolah teman-teman masih sempat-sempatnya ngadain rapat sepulang sekolah walau berat aku mengiyakan saja. Saat rapat berlangsung tiba-tiba segerombolan orang asing membawa kue tar menuju tempatku, aku baru sadar bahwa hari ini ultahku. Tapi siapa mereka, aku tak mengenalinya kemudian seseorang mendekatiku aku selalu berangan-angan itu Gio, dan memang benar dia Gio.
Setelah serentetan peristiwa itu terjadi rasa hati ini mulai bangkit lagi untuk Gio. Sayangnya, Gio masih berhubungan dengan Rika, mereka masih pacaran. Di minggu pagi yang mendung itu dia mendatangi wismaku dan memberiku sepucuk curat lalu pergi aku buka surat itu perlahan dengan perasaan linglung
Semoga kamu jadi orang sukses berbahagialah dengan orang-orang di sekitarmu karena banyak yang menginginkanmu bahagia, akupun juga, Lupakan aku! Kembalilah kubur namaku sekalipun kamu akan selalu terkenang di hatiku sebagai seorang yang berarti untukku.
GIO
Aku hanya diam, serasa semuanya hilang. Arassa tak cekka’ manjeng. 1
1 tak mampu berdiri tegak.
Cerpen Karangan: Fani Desy Lestary
Facebook: Fani Desy Lestary
Cerpen Yang Lalu Tetap Berlalu merupakan cerita pendek karangan Fani Desy Lestary, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Cinta Beda Dunia
Oleh: Sanniu Cha Putri“rese banget sih jalangkung.. gile bener gue ditinggal. Malah gue lupa bawa dompet lagi.. argh.. sial!” gontok bayu sembari menendang kaleng yang ada didepannya. “adohhh!” itu suara seorang gadis
Penantian Kala Cahaya Menjingga (Part 2)
Oleh: Muhamad SaepudinSetelah kejadian kemarin yang sangat membuatku kesal, Damar tidak muncul lagi di sekolah. Dia menghilang begitu saja. Aku tidak tahu, kenapa dia tidak berangkat-berangkat ke sekolah? Ada apakah gerangan?
Merindu
Oleh: Ikfiha OktawiantoNamaku adalah Dimas aku adalah anak pindahan dari kampung yang ingin bersekolah SDN di jakarta ini ceritaku. Pada waktu pendaftaran aku telah mendaftar di berbagai sekolah yang dekat dengan
Keep Friends
Oleh: WindiDisebuah sekolah yang cukup megah, tepatnya Seoul Internasional High School. Terlihat Dua orang dengan senyum yang terpampang di wajahnya memasuki gerbang sekolah tersebut, sesekali keduanya tertawa dengan riangnya ditengah
November Rain And Anonim
Oleh: Audhina Novia SilfiSebelum muncul di langit yang cerah, matahari terbit sudah ku dahului. Aku sudah menunggu di halte, selalu masih pagi-pagi buta, menunggu bus datang, sebagai alat transportasiku menuju sekolah. Ku
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply