Bulan Sastra itu Matiku

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi)
Lolos moderasi pada: 21 May 2023

Suara deruman mesin mobil dengan suasana panas yang sampai di balkon rumah. Membuat sosok penulis terkenal ini semangat menulis novelnya yang hampir selesai. Sosok ini menulis dengan sangat serius hingga 2 jam selesai novel buatannya.

Saat mau meminum kopi tiba-tiba terdengar suara langkah kaki
“oi” seseorang menepuk pundaknya.
“astagfirullah” dengan terkejut ia menjawab seseorang itu.
“apakah novelmu sudah selesai?” Tanya dia.
“ya, 1 minggu lagi temani aku terbitkan novel ini ya!” minta sosok penulis itu.
“oke, aku pergi dulu”. Pamitnya.

Satu minggu seusai janjinya dia pergi ke dapur untuk pergi makan sebelum berangkat. Tapi saat makan, ia mendengar sebuah suara memanggil dari kamar mandi. Ternyata sosok itu.

“aduhh, aku lupa ayat kursi lagi”. Takutnya sambil panik.
“halloo, aku tidak menakutimu”. Kata sosok tak kasat mata itu.
“hanya ingin berkenalan denganmu”. Lanjutnya. Dengan berani lantas penulis itu bertanya “mengapa kau ingin berkenalan denganku?”.
Sebelum sosok itu menjawab terdengar suara memanggilnya lagi. Terdengar suara dentuman keras dari sosok yang menunggunya. Rupanya ia kesal menunggu terlalu lama.

Si penulis pergi bersama temannya. Mereka berjalan menuju tempat penerbitan yang sudah mereka rencanakan sejak awal.
Saat sampai dia melihat sebuah gedung besar matanya berbinar-binar. Maklum saja mereka orang desa. Banyak hiasan dinding yang menarik perhatian. Tak lama mereka pun pulang setelah mengirimkan novelnya.

Ternyata novel yang ia buat banyak peminatnya. Hingga disuatu hari semua netizen menyadari bahwa novel itu mengandung unsur yang merendahkan orang lain. Netizen mulai berbondong-bondong menghujat. Penulis itu memiliki kasus yang sangat besar. Rupanya ia sudah mengcopy karya orang lain. Kasus ini semakin tebal sampai ia dikejar-kejar polisi karena kasus plagiat yang ia lakukan.

Tiga bulan kasus novel itu tak kunjung selesai. Bingung dan resah yang ia rasakan, membuat ia tak bisa berpikir dengan jernih. Ia menghindari kejaran polisi yang terus menghantuinya.

Saat di gedung penulis ini ditemui oleh sosok tak kasat mata yang ia temui di kamar mandi. Kini ia menunjukan wujud aslinya dihadapan penulis itu. Dulu ia sangat tampan dan rupawan kini tubuhnya berlumuran darah segar.

“apakah kamu resah dengan masalah ini?”. Tanya orang tak kasat mata ini.
“B-bagaimana bisa kau tahu?”. Tanya penulis dengan wajah ketakutan.
“hahaha, ini semua bagian dari rencanaku”. Kata jahat itu terlontarkan dari mulutnya.
“bagaimana jika kau ikut mati bersamaku?”. Ucapnya lagi.

Penulis itu mati bersama gedung yang sudah rapuh. Seseorang tak kasat mata pun pergi menghilang seolah tak ingin terlibat dengan kasusnya.

ADVERTISEMENT

Satu tahun polisi tak menemukan penulis itu, tak menyangka kakek tua itu menemukan jasad penulis yang sudah tak bisa ia deteksi siapa penulis itu. Kakek memakamkan jasad sang penulis itu.

Sore hari setelah menguburkan jasad penulis itu. Kakek berniat bercerita kepada cucunya tentang kejadian tadi pagi. Salah satu dari keluarga kakek mengetahui kasus sang penulis itu. Cucunya bergegas menghubungi polisi.

Pagi yang cerah, polisi bersama rekannya sedang membongkar kuburan sang penulis, rupanya benar sosok itu yang Selama ini ia cari-cari. Polisi berterima kasih dan merasa sangat terbantu oleh kakek itu.

~ jadilah penulis yang bijak, tenangkan pikiran..

Cerpen Karangan: Azizah Farichatul Musyafiroh
Facebook: facebook.com/zfydv
Nama saya Azizah farichatul musyafiroh, biasa dipanggil Azizah. Salah satu Siswi SMA Plus Darussalam Lawang yang hobi berimajinasi ria serta mendengarkan music. Lahir di Malang 16 tahun lalu.

Cerpen Bulan Sastra itu Matiku merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


SKY

Oleh:
Aku berdiri di sebuah jembatan kayu panjang yang mulai tua. Sendirian aku di tengahnya. Di ujung jembatan ku merasakan seorang laki-laki sedang memandang ke arahku. Aku tak ingin melihatnya.

Lift Hotel

Oleh:
“Ya ampun lama bener” Sudah lebih dari sepuluh menit ryesa berdiri untuk menanti lift dan juga orang-orang ikut mengantri lift. Padahal ini hari pertamanya tiba di hotel ini untuk

Kisah Jaka Brajamusti (Part 1)

Oleh:
“Seperti yang kita tahu anak-anak, bahwa para tokoh pejuang di negeri kita ini baik yang tertulis dalam buku sejarah maupun tidak itu jumlahnya banyak sekali. Bahkan berdasarkan cerita dari

Dusun Maling

Oleh:
Gemericik suara air tak henti-henti mengisi kolam. Mengalir deras melalui pancuran yang terbuat dari bambu. Di kanan kiri kolam itu dipenuhi dengan pagar bambu yang masih hijau. Rerimbunan pohon

Menari Dalam Gelap

Oleh:
Gelap, serasa bermimpi. Membuka mata seakan menjalani hari yang hampa. Perlahan membuka mata sambil menembak apa yang telah kulakukan. Setelahku membuka mata ada wanita anggun dengan hijabnya yang sederhana

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *