Coklat Ekspresi

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Fantasi (Fiksi)
Lolos moderasi pada: 7 November 2016

Satu bulan menuju hari kasih sayang merupakan hari-hari yang sangat sibuk bagi para peri di Coco Hills. Saaangat sibuk hingga tak ada peri yang terlihat duduk bersantai. Maklum, Coco Hills merupakan kota kecil yang terkenal akan Coklat Ekspresi untuk hari kasih sayang. Coklat Ekspresi bukanlah coklat biasa. Rasa dari coklat ini bermacam-macam, sesuai dengan sikap dan perasaan orang yang memakan coklat tersebut.

Rasa coklat itu bisa tidak enak jika anak nakal yang memakan coklat itu. Sebaliknya, cita rasa coklat terenak di seluruh dunia akan dirasakan oleh anak-anak yang baik hatinya.

Namaku Hanna, peri Coco Hills yang tahun ini diberi kesempatan oleh Ratu Peri untuk membagikan Coklat Ekspresi kepada anak-anak di seluruh dunia. Aku sangat bangga dan merasa seperti Sinterklas yang akan membagi hadiah di saat Natal. Karena hanya lima peri yang teladan yang menerima kesempatan ini.

Inilah impianku untuk bisa bertemu dengan manusia-manusia yang memiliki beragam sifat yang tak terduga. Dalam membagikan Coklat Ekspresi, peri Coco Hills tak perlu memiliki sayap seperti malaikat cinta atau cupid. Kami bisa menyamar menjadi manusia. Sungguh mengasyikkan, bukan?

Akhirnya hari kasih sayang tiba! Pagi ini, sebelum berangkat menuju ke seluruh penjuru dunia, aku berdiri di depan kaca sambil memilih-milih baju yang bagus dan merias wajahku secantik mungkin.

“Kalian adalah peri terpilih. Jadikan hari kasih sayang ini berharga bagi semua manusia. Jangan sampai kalian mengacaukan hari kasih sayang mereka. Kebahagiaan mereka ada di tangan kalian,” pesan Ratu Peri sebelum kami berangkat.

Kami semua memejamkan mata, lalu cahaya kuning mengangkat kami berlima. Tiba-tiba, aku terjatuh di halaman sebuah gedung yang besar dan ramai oleh manusia. Gedung dimana bisa membuat manusia menjadi pintar dan mempunyai banyak teman, yaitu sekolah.
Aku berdiri sendiri, tanpa empat teman periku. Aku melihat sekelilingku yang asing. Terlintas rasa takut untuk menghadapi manusia. Namun demi rasa cinta dan kasih sayang manusia, aku harus bisa mengalahkan rasa takutku.

“Permisi, apa Anda menjual coklat ini? Aku ingin memberi hadiah kepada orang yang aku suka, tapi aku tak punya cukup uang,” tiba-tiba seorang anak perempuan berambut ikal dan mengenakan kacamata bulat menghampiriku dengan penuh belas kasihan.
“Baiklah, tenang saja. Coklat ini aku berikan gratis untukmu,” kataku.
“Benarkah?” tanyanya tak percaya.
“Ya, benar! Namun kamu harus hati-hati saat memakannya. Jangan memakannya saat kamu melakukan kenakalan, ya!” kataku memperingatkan.
“Baik, terima kasih kakak! Selamat hari kasih sayang!” serunya sambil melompat-lompat kegirangan.

Tak lama kemudian, banyak anak-anak berhamburan mendekatiku dan meminta coklat itu kepadaku.

“Tenang-tenang! Jangan berebut! Semua pasti dapat,” seruku.

ADVERTISEMENT

Aku kewalahan menghadapi puluhan anak yang menyerbuku. Tiba-tiba terdengar suara bel dari dalam gedung. Lalu anak-anak yang menyerbuku mulai berkurang. Mereka masuk ke dalam sekolah.

Namun, ada dua orang anak perempuan yang menghampiriku saat halaman sudah mulai sepi.

“Kakak memberikan coklat itu gratis, ya?” tanya anak yang bertubuh lebih tinggi.
“Kata teman-temanku coklat ini memiliki rasa yang unik. Semakin lama semakin enak. Aku menjadi penasaran seenak apa coklat ini,” tanya anak lainnya yang bertubuh gemuk.
“Memang benar, coklat ini bukan coklat biasa. Ini aku beri gratis untuk kalian. Aku harap perasaan kalian sedang penuh cinta dan kebahagiaan saat memakan coklat itu, agar rasanya lebih enak,” kataku.

Aku memberi masing-masing satu coklat. Namun mereka membuatku terkejut dengan teriakan mereka,
“Hanya satu?”
“Kakak pelit sekali sih. Coklat itu masih berkarung-karung. Setidaknya beri kami lima batang!”
Kedua anak itu melipat tangan dan mengerutkan dahi. Lalu aku menjelaskan,
“Masih banyak anak yang belum mendapatkan coklat ini, biarkan yang lain juga merasakannya .”

Tanpa pikir panjang, anak yang lebih tinggi meraih karung yang sudah terbuka. Aku berusaha merebutnya, namun aku kalah. Karena satu lawan dua dan aku tak cukup kuat melawan mereka. Mereka berusaha menyeret karung itu sambil berlari. Hampir saja aku menangkap mereka. Karena karung sudah ada di tanganku. Tetapi sudah terlanjur, anak-anak nakal itu mengambil Coklat Ekspresi sebanyak yang mereka inginkan.

“Akhirnya kita bisa makan coklat terenak di dunia sepuasnya!” kata anak yang gemuk.
“Benar-benar hari yang menyenangkan! Bisa ke luar kelas diam-diam dan mendapat coklat gratis,” tawa anak yang bertubuh lebih tinggi.
“Mari makan!” seru mereka bersama.
Baru satu gigitan, mereka berdua sudah memuntahkan Coklat Ekspresi itu.
“Hueeek! Coklat terenak di dunia tapi rasanya seperti lada?” kata anak yang lebih tinggi.
“Bukan! Ini lebih seperti kotoran telinga?” kata anak yang gemuk.
“Mengapa jadi begini? Kita sudah ditipu!” seru anak yang lebih tinggi lagi.

Aku datang menghampiri mereka dan berkata sambil tertawa,
“Resep dari Coklat Ekspresi adalah perasaanmu ditambah dengan sikapmu, dan itulah yang akan terasa di lidahmu. Jangan berharap rasa yang enak jika perasaaan dan sikapmu tidak baik.”

Cerpen Karangan: Agata CW
Blog: minipaperoflife.tumblr.com

Cerpen Coklat Ekspresi merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Jembatan Berhantu

Oleh:
Pada suatu hari ada seorang anak bernama Keysha, dia sedang ingin pergi ke mall bersama teman temannya, dia melewati sebuah jembatan, temannya ada yang mengatakan bahwa di jembatan itu

Penyesalan Datang Belakangan

Oleh:
Ada seorang gadis bernama Intan Indari Putri, sering dipanggil Ndari. Dia gadis yang Rajin dan pitar bahkan dia selalu menjadi Juara kelas. Sekarang Ndari kelas 8. Di kelasnya ada

Keliling Kota

Oleh:
Hari ini adalah hari Sabtu. Tepatnya Sabtu malam. Arin sedang menonton televisi bersama Ibu dan Kakaknya, Kak Misha. Ayah datang secara tiba-tiba. Tadi sih, bilangnya dari rumah temannya. “Ada

Dia Adalah Fana

Oleh:
Sore ini awan hitam penuhi angkasa. Udara menjadi dingin. Senja tak akan berwarna kemerahan hari ini. Kemudian sepi kembali merambat secara perlahan menyelubungi tubuhnya yang telah terduduk di tepi

Detektif Latifa

Oleh:
Pada Pagi hari Latifa bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Latifa berpamitan kepada Ibu dan Ayahnya. Latifa pergi ke sekolah memakai sepeda dengan riang sambil bernyanyi-nyanyi. Saat sudah sampai Latifa

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *