Dactylogram

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi), Cerpen Misteri
Lolos moderasi pada: 21 January 2016

Aku termenung melihat hasil forensik berupa sidik jari yang sedang aku pegang saat ini. Sidik jari ini merupakan sidik jari paling unik menurutku. Kau tahu mengapa aku memegang kertas yang agak ‘tidak wajar’ orang biasa pegang? Karena aku adalah seorang detektif. Iya, aku seorang detektif. Sejak SMP, aku suka sekali membaca novel. Tetapi, aku mulai menyukai dunia yang ‘berbau’ detektif dan misteri saat aku mulai membaca novel Sherlock Holmes, tokoh detektif fiksi rekaan Sir Arthur Conan Doyle, seorang pengarang dan dokter berkebangsaan Skotlandia. Aku tertarik dengan “detektif konsultan” -begitulah Holmes menyebut dirinya- ini. Dia dikenal akan ketajaman penalaran logis, kemampuan menyamar, dan keterampilannya dalam menggunakan ilmu forensik untuk memecahkan beberapa kasus.

Huft, aku memang terlihat agak konyol, seorang perempuan yang tiba-tiba ingin menjadi detektif setelah membaca novel yang mengisahkan seorang detektif fiksi yang sangat hebat dalam memecahkan kasus dengan sangat baik. Maka semenjak aku membaca novel Sherlock Holmes, aku mulai sering membaca ilmu forensik dan mempelajarinya walau kenyataannya sulit dan agak rumit, lalu aku juga membaca kisah-kisah detektif fiksi maupun non-fiksi untuk mempelajari kemampuan mereka dalam memecahkan berbagai kasus sulit. Bahkan karena aku sangat fokus untuk mengejar impianku menjadi seorang detektif, aku sama sekali tidak tertarik untuk berurusan dengan ‘cinta’, yang teman-temanku asyik bermain dan berpetualang di dunia yang ku anggap aneh itu.

Kembali lagi ke masa ini. Aku kembali termenung saat melihat sidik jari yang menurutku unik dan agak tidak wajar sebagaimana sidik jari umumnya. Ada empat pola dasar Dermatoglyphic tentang sidik jari yaitu Whorl atau Swirl, Arch, Loop, dan Triradius. Setiap orang mungkin saja memiliki Whorl, Arch atau Loop di setiap ujung jari yang berbeda, mungkin sebuah Triradius pada gunung Luna dan di bawah setiap jari, dan kebanyakan orang ada juga yang mempunyai dua Whorl atau Loop di tangan lainnya. Tapi yang membuatku terheran-heran adalah pada pola Whorl di sidik jari ini. Umumnya Whorl bisa berbentuk sebuah Spiral, Bulls-eye, atau Double Loop. Tapi pola Whorl pada sidik jari ini sangat aneh, di satu sisi Whorl berbentuk runcing seperti mata pisau, tapi di satu sisi Whorl berbentuk Spiral, kau bisa bayangkan? Ah aku yang mendeskripsikannya saja sangat pusing.

Oh iya aku lupa menceritakan kenapa aku bisa memegang hasil forensik berupa sidik jari aneh ini. Tempo hari aku dihubungi oleh pihak kepolisian terkait kasus pencurian barang berharga dan langka milik saudagar kaya di kota tempat tinggalku ini. Ya, aku memang detektif terkenal di kotaku. Bukan aku bermaksud sombong, aku memang sudah berhasil memecahkan beberapa kasus seperti Hummerman yang terkenal menculik anak dan mempekerjakannya dengan paksa, lalu anak-anak itu disekap di tempat yang bahkan polisi tidak bisa melacaknya. Juga kasus Scarlet Blood Gangsta yang beberapa bulan lalu meresahkan warga dengan mencuri dan merampas paksa harta warga, mereka tidak segan-segan membunuh dengan keji jika kau tidak mau memberi harta kepada mereka dan aku sempat kesulitan mencari markas mereka yang ternyata ada di bawah laut.

Kembali lagi ke kasus pencurian, aku segera menuju ke TKP. Banyak polisi yang sudah berada di TKP dan garis kuning dipasang untuk menghindari adanya gangguan oleh wartawan atau warga sekitar yang bisa mengganggu penyelidikan. Di sana ditemukan sebuah benda mirip seperti pedang tetapi terlihat agak kuno. Tim forensik yang datang segera melakukan serangkaian penelitian dan hasilnya adalah sidik jari aneh ini. Tim forensik kebingungan dan menyerahkan semua data sidik jari kepadaku. Kepolisian pun berharap aku bisa mengetahui siapa pelaku pencurian setelah aku selidiki sidik jari ini. Dengan perasaan bingung aku memutuskan melanjutkan penyelidikan di rumah sederhana milikku dan kau bisa bayangkan selama 3 jam aku duduk termenung dan kebingungan menyelidiki sidik jari aneh ini. Arghh!! Pikiranku tidak bisa aku ajak kompromi, aku memutuskan beristirahat dan melanjutkan penyelidikan nanti.

Aku terbangun saat jam menunjukkan pukul 8 malam. Dengan rasa pusing aku berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi. Aku membasuh wajahku dan termenung sembari memandang bayanganku di cermin wastafel ini. “Apakah aku tidak bisa memecahkan kasus pencurian ini?” mungkin hanya Tuhan yang bisa menjawab pertanyaanku tadi. Aku kembali menuju kamarku yang satu tempat dengan ruang kerjaku. Aku meraih data hasil forensik dari meja kerjaku dan duduk sembari memikirkan siapa yang mempunyai sidik jari aneh ini. Aku memutuskan menelepon teman seperjuanganku, Kyunghan, dia temanku dari Korea Selatan dan juga berprofesi sebagai detektif.

“Kyunghan-ah, cepat ke mari! Aku membutuhkan sedikit bantuanmu sekarang!”
“Baiklah Dhira-ya, aku akan segera ke sana. Tunggu aku sekitar 10 menit 43 detik, nde?”
“Nde nde cepatlah!” aku segera menutup telepon dan kembali memandangi sidik jari aneh itu lagi. Kau pasti bingung mengapa dia sampai menyebutkan 10 menit 43 detik padaku kan? Dia memang orang yang sangat tepat waktu. Dulu saat dia akan datang ke taman untuk menemuiku, dia berjanji akan datang 5 menit 1 detik. Dan memang benar dia datang 5 menit 1 detik, tidak 5 menit ataupun 5 menit 2 detik. Aku tidak tahu mengapa dia sangat tepat waktu.

Setelah aku menunggu selama 10 menit 43 detik, dia datang. Aku langsung to the point, “Kyunghan, menurutmu apakah sidik jari ini terlihat aneh?” Dia sempat terdiam melihat data itu dan terlihat keningnya berkerut. “Iya, bentuk Whorlnya sangat aneh, tidak wajar,” aku mengangguk. “Kau sependapat denganku. Aku sempat berpikir bahwa seseorang yang memiliki sidik jari ini bukan manusia, lebih tepatnya bukan makhluk dari planet kita ini.” Tapi seketika dia tertawa.

“Hahaha, kau ini seorang detektif tetapi pemikiranmu tidak logis. Kita ini detektif, pemikiran kita ini harus berdasarkan pada logika. Hal yang bahkan tidak masuk akal harus kita sangkut-pautkan dengan hal-hal yang logis sehingga sebuah petunjuk ataupun kebenaran bisa kita dapatkan dalam memecahkan sebuah kasus. Kau ini kan mengidolakan Sherlock Holmes, detektif fiksi yang dikenal akan ketajaman penalaran logis, bahkan karena dia kamu ingin menjadi seorang detektif. Tapi kenapa pikiranmu tidak logis seperti Holmes? Hahaha, kamu ini ada-ada saja,” dia terus tertawa sembari mengacak-acak rambutku, “Hei, aku menyuruhmu datang ke sini untuk membantuku bukan malah meledekku seperti ini. Dan asal kau tahu, aku ini sedang menghubungkan bukti dengan fakta yang logis.”

“Hahaha, nde nde, mianhae, kau terlihat sangat lucu sekali dengan wajahmu yang terlihat konyol itu.” Huh, ia malah meledekku lagi! “Aish, sudahlah!! Kalau kau tidak mau membantuku lebih baik kau pulang saja! Huft, bukannya membantu malah membuatku tambah pusing”
“Mianhae mianhae my cute partner, aku akan membantumu,” dan dia malah merebut paksa data forensik itu dari tanganku. “Aish!!” Aku memegang kepalaku yang serasa hampir pecah karena tingkahnya itu.

ADVERTISEMENT

Aku memutuskan menelepon Dito, dia temanku yang seorang detektif juga, kami berteman sejak SMP. “Halo Dito, bisakah sekarang kau ke sini? Aku membutuhkan sedikit bantuanmu. Tadi aku sudah menelepon seseorang untuk datang dan membantuku, tapi dia malah membuatku pusing”
“Baiklah Dhira, memangnya siapa orang itu?”
“Kyunghan” jawabku singkat. Tapi seketika tidak ada jawaban dari Dito, “Halo? Dito? Hei? Mengapa kau diam saja?”
“Eh, eh iya Dhira, aku akan segera ke sana. Tunggu aku”
“Iya baiklah cepat, aku sudah tidak tahan atas tingkah Kyunghan” dan aku segera menutup telepon.

Sekitar 10 menit kemudian Dito datang. “Hai Dhira, apa yang bisa ku bantu?”
“Kau sedang tidak ada job kan Dito?”
“Ya begitulah, memangnya kenapa?”
“Aku ingin kau membantuku mencari pelaku pencurian sebuah kalung berliontin segitiga yang terbuat dari tembaga dan emas berwarna biru milik saudagar kaya di kota ini. Kau pasti mendengar berita itu kan?”

“Ya tentu saja. Tapi kenapa kau meminta bantuanku? Kau kan seorang detektif terkenal di kota ini, lagi pula kau kan berhasil mengatasi kasus Scarlet Blood Gangsta beberapa bulan lalu yang bahkan banyak detektif tidak bisa memecahkannya. Lalu mengapa kau meminta bantuanku? Seorang detektif yang baru punya pengalaman memecahkan satu kasus yang tidak lain adalah kasus ‘Joker si Penjahat Lucu’ itu. Dan aku yakin kasus Joker itu terlalu mudah untukmu. Aku masih bingung mengapa kau meminta bantuanku.”

Aku dengan malas merebut data forensik dari Kyunghan. “Aku bingung akan bentuk Whorl di sidik jari ini. Kau bisa melihatnya kan?” Dito seketika mengerutkan keningnya saat melihat data sidik jari ini, “Iya kau benar, bentuk Whorlnya tidak wajar”
“Aku sempat berpikir seseorang yang memiliki sidik jari ini bukan berasal dari planet kita ini,” sedetik kemudian Dito menatapku. “Menurutmu seseorang yang memiliki sidik jari ini adalah alien atau semacamnya?”
“Ya begitulah” Dito seketika termenung.

“Ah aku pernah dengar berita lama, sekitar 3 tahun lalu ada seorang warga yang melihat semacam pesawat yang melintas di atas perkebunan miliknya. Kemudian tidak lama setelah itu ia melihat pesawat itu mendarat dan keluarlah sesosok makhluk aneh dengan badan yang kecil dan tidak tegap, telinganya seperti peri, runcing di bagian atasnya. Warga tersebut ketakutan, tetapi sebelum ia berlari ia sempat memotret makhluk itu dan ia menguploadnya ke facebook. Aku yakin berita itu masih ada! Coba kita searching.” Dito kemudian mengeluarkan laptop dari dalam tasnya, “Kalau tidak salah makhluk itu dinamai ‘Yoda’ oleh para netizen.” Aku kebingungan, “Kenapa dinamai ‘Yoda’?”
“Karena ujung telinganya runcing seperti Yoda yang ada di film Star Wars”

“Oh..” aku membulatkan bibirku. “Kau menyukai film Star Wars?” Aku bertanya kepada Dito yang fokus memandang layar laptopnya, kemudian Dito menatapku.
“Ya, aku suka sejak film Star Wars yang pertama. Kalau kau?”
“Aku juga suka, tapi sejak film Star Wars episode IV: A New Hope. Karena di film itu Yoda tidak ada, jadi aku agak bingung saat kamu menceritakan bahwa makhluk itu seperti Yoda, hehehe, maaf”
“Hahaha, tidak apa-apa, tidak tahu satu tokoh tidak akan membuatmu tidak bisa makan” Dito tertawa sembari mengacak-acak rambutku.

“Ekhem, sepertinya aku hanya menjadi nyamuk yang berterbangan,” seketika Kyunghan berbicara setelah dia terdiam cukup lama. Aku dan Dito langsung menatapnya, “Apa?” Kyunghan berbicara dengan ekspresinya yang datar, “Tidak” jawabku kemudian kembali melihat layar laptop Dito. Kyunghan pun ikut melihat layar laptop Dito. “Nah, ini dia! Kau lihat kan telinganya mirip seperti Yoda! Badannya berwarna kebiruan dan dia pendek. Benar-benar seperti Yoda! Hanya saja warna tubuhnya biru, sedangkan Yoda hijau” Aku menatap foto di layar laptop Dito, “Ya kau benar!” aku terkaget melihat ciri-ciri makhluk itu seperti Yoda. “Apakah foto ini asli? Tapi sepertinya foto ini hanya rekayasa” ucap Kyunghan sembari terus melihat foto itu. “Foto ini sudah diakui keasliannya oleh pakar telematika” jawab Dito.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Aku ingat bahwa ada bekas cakaran di TKP. Diduga cakaran itu berasal dari pencuri yang sedang buron itu. “Hei aku baru ingat! Di TKP tepatnya di tempat barang hilang itu disimpan, terdapat cakaran! Mungkin itu cakaran dari makhluk aneh yang ada di foto ini!” Tetapi Kyunghan menyangkal, “Mungkin itu hanya cakaran hewan semacam kucing atau sebagainya” aku menggeleng, “Tidak, cakaran itu berbentuk dua garis yang cukup besar, tidak mungkin jika itu hanya cakaran kucing. Dan saat aku lihat foto makhluk ini dan memerhatikan tangannya, hanya terdapat 2 jari yang memiliki kuku agak panjang dan besar. Aku yakin makhluk ini yang mengambil kalung langka itu!” aku meyakinkan Kyunghan dan Dito. Mereka mengangguk tetapi aku bisa melihat keraguan dari wajah mereka.

“Aku harus memberitahu pihak kepolisian tentang hal ini! Dito, aku meminta semua data tentang makhluk aneh ini dan simpan di flashdisk milikku.” Dito mengangguk, “Baiklah.”
“Lalu bagaimana denganku?” ucap Kyunghan sembari menunjuk dirinya sendiri. “Kau bantu Dito mencari data sebanyak-banyaknya tentang makhluk ini, dan aku akan mencoba menghubungi kepolisian dan menjelaskan semua ini”
“Huft, baiklaah..”

Saat aku mencoba menghubungi pihak kepolisian, tiba-tiba Kyunghan berkata, “Hey Dhira, jangan menghubungi pihak kepolisian, bukti foto dan keterangannya belum cukup kuat untuk menyatakan bahwa makhluk itu pelakunya. Lagi pula, jika kau menjelaskan secara panjang lebar dan rinci tentang alien itu dan menghubungkannya dengan bukti yang didapat dari TKP, belum tentu pihak kepolisian mempercayai itu. Aku takut kamu ditertawakan oleh pihak kepolisian.

Beruntung kalau hanya kepolisian yang tahu, tapi bagaimana jika wartawan tahu dan akhirnya menyebarluaskan berita tentangmu yang menyangka bahwa alien adalah pelakunya, nama baikmu bisa tercoreng Dhira!” aku seketika terdiam. Benar apa yang dikatakan Kyunghan, aku tidak boleh ceroboh dan tergesa-gesa, aku harus bisa memecahkan kasus ini dengan sempurna! “Dito, Kyunghan, bersediakah kalian membantuku dalam memecahkan kasus sulit ini?” Dito dan Kyunghan mengangguk pasti, aku tersenyum, “Kita pecahkan kasus ini bersama-sama!”

2 hari kemudian…

Huft, aku mengacak-acak rambutku. Terlihat dari wajahku seperti orang yang kelelahan dan kurang tidur, tapi memang itu kenyataannya. Kasus pencurian ini benar-benar membuatku pusing. Mataku pasti sudah seperti mata panda. Aku teringat sesuatu! Argh, kenapa baru teringat sekarang? Kau ingat kan tentang pedang kuno yang ditemukan di TKP? Pasti barang bukti itu ada di kepolisian, aku harus segera menuju ke sana.

“Maaf Pak, apa boleh saya melihat barang bukti berupa pedang yang ditemukan di TKP?”
“Oh tentu saja, ayo ikut saya” polisi itu memerintahkan seseorang untuk mengambilkan barang bukti dan segera orang itu bergegas pergi. Tidak lama kemudian dia datang lagi membawa pedang itu yang terbungkus kain putih. “Terima kasih pak”
“Iya, saya harap kamu bisa mengetahui siapa pelaku pencurian ini”
“Iya Pak” lalu aku melenggang pergi.

Saat aku sampai di rumah, aku langsung menuju kamarku dan mengamati pedang itu. Terdapat ukiran cukup aneh, seperti tulisan kuno. Aku tahu salah satu simbol ini. Ini seperti tulisan suku Simeon, suku Israel yang tiba-tiba hilang dari peradaban di dunia. “Aku harus tahu apa makna dari simbol-simbol ini!” langsung aku searching di laptop Dito, 2 hari lalu aku memintanya untuk menyimpan laptopnya di sini. Aha! Ini dia! Aku mencoba memahami simbol-simbol ini. Satu jam aku mencoba mengartikan simbol-simbol ini dan hasilnya kurang lebih adalah: HARTA TERAKHIR ENNEAGON

Aku tertegun, siapa Enneagon? Apakah dia manusia? Tapi kenapa namanya Enneagon? Enneagon kan nama latin dari segi 9. Aku semakin bingung akan kasus ini. Sudah 1 bulan aku -dan juga Dito- menyelidiki kasus ini, tapi masih tetap tidak ada perkembangan. Petunjuk terakhir yang aku dapatkan adalah simbol-simbol di pedang kuno itu. Dan aku semakin bingung karena Kyunghan tiba-tiba hilang sudah seminggu lamanya, aku tidak tahu ke mana dia. Saat aku mengunjungi rumahnya, aku lihat sudah terkunci dan aku menemukan secarik surat untukku.

“Aku sengaja diciptakan, aku sengaja dilahirkan untuk mengambil sesuatu yang hilang, sesuatu yang berharga bahkan lebih berharga dari sebuah planet sekali pun. Aku diberi misi untuk mencari harta itu, dan saat aku sudah menemukannya, saatnya aku kembali, waktunya aku pergi, saatnya aku menghilang. Terima kasih untuk semua waktu yang telah ku lewati bersamamu Dhira, aku…” Tulisannya tidak lengkap, tintanya terhapus air. Aku semakin bingung, Kyunghan pergi? Aku tidak mau ambil pusing, aku hanya ingin kasus pencurian ini selesai.

Kepolisian memutuskan menutup kasus ini, aku gagal. Aku stres saat aku tahu ternyata aku gagal. Dito sudah berkali-kali mencoba menenangkanku, tapi tetap saja pikiranku masih kacau balau. Namaku tercoreng hanya gara-gara kasus ini. Arghh aku semakin menggila! Tapi aku tetap berambisi untuk mengungkap siapa pencuri sialan penyebab namaku tercoreng. Aku melakukan penyamaran, berkeliling kota sampai ke sudut terkecil. Aku lelah saat aku tiba di sebuah padang rumput yang bahkan tidak aku ketahui sebelumnya. Aku duduk terdiam sembari menikmati hembusan angin sepoi-sepoi yang membelai lembut wajahku, surya pun mulai menyembunyikan dirinya di antara awan-awan menghasilkan semburat jingga yang menakjubkan pertanda senja tiba.

Saat aku sedang menikmati pemandangan indah itu, tiba-tiba ada sekelompok makhluk aneh berjalan ke satu titik. Aku mengikutinya perlahan dan sembunyi-sembunyi. Makhluk itu persis seperti foto makhluk yang aku, Dito, dan Kyunghan lihat di laptop Dito, benar-benar seperti Yoda. Tapi, ada salah seorang yang sangat berbeda daripada yang lainnya. Perawakannya tinggi seperti lelaki, punya 2 kaki seperti manusia dan juga memakai jubah. Aku terus mengikuti mereka. Mereka berhenti tepat saat sang surya tenggelam di ufuk barat. Semua makhluk itu berbaris rapi seperti pengawal dan tunduk tanda hormat kepada dia yang sangat berbeda itu, mungkin dia adalah pemimpinnya.

Aku perhatikan jubahnya -seseorang yang berbeda dari yang lainnya- yang berwarna hitam mengkilap dan terdapat garis emas di sekelilingnya. Aku terpaku pada sebuah simbol di jubahnya. Sesaat aku mengenal simbol itu. Simbol itu berbentuk segi 9! Apakah orang itu adalah Enneagon? Sepertinya dia adalah seorang pangeran. Dan di tangannya ada sebuah kalung yang hilang itu. Aku segera mengambil kameraku dan mencoba memotretnya, tapi sepertinya dia menyadari keberadaanku. Aku terkesiap saat dia dan makhluk-makhluk itu memandangku, tetapi tidak ada tanda-tanda kemarahan mereka atau mereka akan menyerangku. Lelaki itu memandangku dan dia tersenyum kepadaku. Aku heran, kenapa dia tersenyum padaku?

Tiba-tiba seberkas cahaya berwarna biru turun dari langit di hadapan lelaki itu. Dia kembali tersenyum kepadaku sembari menunjukkan kalung yang dibawanya itu, kemudian berjalan ke bawah cahaya biru dan seketika dia menghilang. Disusul satu demi satu makhluk aneh itu mengikuti lelaki misterius yang aku yakini dia adalah Enneagon. Dan setelah makhluk terakhir menghilang, cahaya biru itu menghilang. Aku masih terdiam, sesaat aku baru teringat lelaki yang memiliki senyum manis dan mata cokelat muda.

KYUNGHAN!!!!

Cerpen Karangan: Sabila Nadhirah K

Cerpen Dactylogram merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Dress Biru di Malam Hari

Oleh:
Sebagai seorang mahasiswa yang tinggal jauh dari orangtua itu adalah hal yang tidak menyenangkan. Uang saku pas-pasan. Makan apa adanya, dan mengurus diri sendiri. Hari ini aku memutuskan untuk

Panglima Nanggroe

Oleh:
Ketika daerah operasi militer atau disebut juga sebagai DOM masih berlangsung di Aceh pada tahun 2000, saat itu keadaan Aceh belum tentu aman untuk beraktivitas. Banyak nyawa-nyawa yang tidak

Bak Mandi Merah

Oleh:
Naa.. Na.. Naaa~ Aku menyenandungkan lagu yang sedang kudengar melalui earphoneku ini, sambil mengerjakan PR matematika yang diberikan pak Cahya, pagi tadi. Inilah kebiasaanku, mengerjakan sesuatu sambil mendengarkan lagu,

Between Us (Part 1)

Oleh:
“Ugh!” Cadie memegangi kepalanya yang agak sakit. Ya, kemarin ia jatuh dari tangga sekolah. Entah siapa yang mendorongnya dengan begitu keras hingga ia terjatuh. “Cadie, kamu tidak apa-apa?” tanya

Gadis Seniman

Oleh:
Genap sudah usia pangeran dari Kerajaan Panjanirwa menginjak 29 tahun. Kini telah saatnya ia mencari pasangan hidup. Setelah pelantikannya menjadi raja sebagai pengganti ayahnya, ia harus bersiap mencari gadis

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Dactylogram”

  1. Novita Larasati says:

    Aku sudah menduga sejak awal, yang dicurigai pasti Kyunghan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *