Di Balik Horizon (Part 2)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi), Cerpen Petualangan, Cerpen Thriller (Aksi)
Lolos moderasi pada: 14 August 2017

“ayo ayo keluar” kata orang itu,
“kalian pergilah ke sunrise bawalah ini dan bawa juga tas ini kalian akan mendapat apa yang dibutuhkan di sana” kata orang itu lalu bergegas pergi tanpa permisi,
“pak pak tunggu dulu” kata redi yang memegangi tas dan sebuah benda bulat berbentuk seperti kristal,
“masukan benda itu ke dalam tas dan jangan sembarangan menggunakan tas itu” kata orang itu yang mulai menjauh, lalu menghilang di balik malam

“baiklah, ayo semua ikut aku dan kau em.. aku harap kau bisa membantu” kata redi menunjuk rio,
“kalian membayangkannya terlalu jauh, kota sunrise tepat di balik horizon timur sana” kata redi yang menekan tombol benda berbentuk tabung kecil itu,
“nah.. kita ada di sini” kata redi sambil menunjuk gambaran tiga dimensi,
“sebelum ke sini” dia menunjuk sebuah hologram kota,
“kita harus melewati sebuah desa kecil dan sebuah sungai” lanjutnya,
“inilah yang paling sulit portland” lanjutnya lagi,
“kota pelabuhan terbesar, kota ini kecil satu beberapa jam pun kita bisa lewati asal kita tidak terlalu mencurigakan” jelas redi,
“tapi mungkin penjagaan masuknya diperketat” kata rio,
“kau benar dan kita akan menyamar sebagai pengungsi dari kota lain” kata redi,
“aku ingin tidur dulu, aku lelah” kata rino sambil merebahkan badannya di atas tas itu
“jangan” seru rio,
“tidak” seru redi bersamaan,
Tombol di tas itu tertekan rio memejamkan sebelah matanya dengan ketakutan, redi mengambil tas itu dan berusaha menjauhkan tas itu dari mereka

“tidak terjadi apa apa” kata rino,
Tiba tiba dari dalamnya meluncur sebuah roket kecil ke udara dan meledak serta mengeluakran asap merah sebagai tanda bahaya,
“kita harus pergi” kata redi,
Mereka segera mengemasi peta holo dan membawa tas itu serta sesegera mungkin pergi dari sana agar tidak memancing para pencari

Asap merah membumbung tinggi, sedangkan rio dan teman temannya segera pergi tapi tak jauh mereka pergi dari tempat itu, mereka mendengar ringkikan kuda, temtu saja mereka kaget bukan kepalang dan bersiap untuk yang terburuk ditangkap para pencari,
seorang sedang duduk di atas kuda menuju mereka dan membawa pedang,
“hei kalian, serahkan harta kalian” kata seseorang yang berada di atas kuda itu,
“ternyata dia penyamun” kata redi sambil meletakan tas itu,

Orang itu mendekat, redi langsung menyerangnya dari arah depan, orang itu turun dari kudanya dan melawan redi, rino juga tiba tiba juga menyerang orang itu, orang itu memakai topeng dan rio malah terheran heran dari mana redi dan rino mendapat pedang itu, rio malah teringat kejadian beberapa minggu lalu sebelum perjalanan dimulai,
“kita mulai dari mana perjalanan ini?” kata orang yang berbaju rapi yang bersama redi melewati gorong gorong itu,
“kita mulai dari meninggalkan kota dan menuju rute yang jarang dilewati orang” jawab redi,
“di mana rute itu?” tanya orang berbaju rapih tadi,
“rute memotong” kata redi,
Mereka tampak paham kecuali rio,
“kita pergi ke sana” kata redi,

Di perjalanan yang sudah cukup jauh dari kota sunnylow, tiba tiba orang yang berkacamata menghentikan langkahnya,
“tunggu, dengarlah ada suara kuda” kata orang itu,
“bagus aku ingin menumpang” kata rino,
“aku punya firasat buruk” kata redi,

Segerombolan orang berkuda datang menghampiri mereka,
“hei kalian, mau ke mana? Serahkan tas itu” kata orang di atas kuda mereka memakai topeng dengan bentuk yang hampir sama hanya saja seseorang di antaranya bertopeng berbeda,
“tidak!” kata redi menolak,
“baiklah” kata orang itu sambil mengeluarkan sesuatu yang ternyata sebuah pedang,
“biar kami yang tangani” kata orang berkacamata dan melihat ke orang berbaju rapi mereka menganggukan kepala tanda bahwa mereka telah siap

Kedua pedang mereka tiba tiba muncul begitu saja, dari sebuah tabung kecil sama seperti orang bertopeng itu,
“ambil tas itu!” kata orang bertopeng kepada kawan kawannya yang sepertinya dialah pimpinannya,
“kalian larilah, kami akan menangani mereka semua” kata orang berbaju rapih,
“kalian yakin tak butuh bantuan” kata redi,
“kalian cepat saja pergi ke sana” kata orang berkacamata, mereka belum mulai pertarungan

Kedua teman redi itu mulai menyerang lebih awal ke arah mereka, pempinan kelompok itu berhasil menghindari setiap pedang yang diarahkan kepadanya suara pedang begitu gaduh sementara redi, rino dan rio berlari dari sana menuju timur,
“kejar mereka” kata pimpinan kelompok berkuda yang sedang menangani orang berkacamata, rio hanya bisa diam menyaksikan semua rasa takut mulai menyelimuti,
Dorrr… suara tembakan itu terdengar lagi tembakan yang sama seperti kelompok bersenjata yang menyerang sunnylow,
“mereka para pencari” kata redi sambil mempercepat larinya,
“apa?” tanya rio menyusul redi,
“mereka orang yang mencari tas ini, mereka menginginkan sesuatu yang ada di dalamnya” kata redi dengan sesekali nafas yang terengah engah,
“apa yang mereka inginkan? Untuk apa? Dan kenapa mereka melakukan itu?” tanya redi,
“mereka..” kata redi sebelum terpotong oleh rino yang menyusul mereka,
“cepat mereka mengarahkan senjata pada kita” teriak rino sambil menghindari peluru yang sedari tadi terus ditembakan,

“ayo kita ke hutan itu” kata redi memutar badannya beberapa derajat ke arah timur laut,
Mereka terus berlari dan bersembunyi di hutan yang cukup lebat, nafas mereka terengah engah jantung mereka berdenyut begitu cepat,
“aku tidak kuat lagi berlari” kata rino yang menyusul di belakang,
Suara tembakan kembali terdengar,

ADVERTISEMENT

Cerpen Karangan: Nur Hidayat
Facebook: Nur Hidayayat
ig: @hidayatnur698

Cerpen Di Balik Horizon (Part 2) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


The Legend of Bumiati

Oleh:
“Ning.. nong ning… gung..” Suara alunan gamelan terdengar syahdu mengiringi pementasan Tari Ronggeng Dukuh Klayang. Sumiati terus meliuk-liukkan badannya, mengikuti alunan suara gamelan. Sekilas dia mengkibaskan selendangnya, membuat tariannya

Rumah Kos Misteri

Oleh:
Sebenarnya aku tak mau menceritakan kisah ini. Bagiku menceritakannya sama saja mengulang lagi setiap detail pengalamanku di rumah itu, dan kau tahu, itu bukanlah pengalaman yang menyenangkan untuk diingat.

Awan Putih dan Awan Hitam

Oleh:
Alkisah, pada zaman dahulu, terdapat dua jenis kerajaan awan yang sama kuatnya. Kerajaan-kerajaan ini bernama Kerajaan Awan Putih dan Kerajaan Awan Hitam. Yang dipimpin oleh kedua raja maha agung.

Kisah Tentang Musim Dingin

Oleh:
Delapan tahun yang lalu… Aku merasakannya… saat rasa dingin yang membekukanku ini semakin parah… kau datang dengan kehangatanmu,… dan membantuku menemukan harapan. — Pagi itu salju berjatuhan dengan deras.

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *