GARIS (Part 1)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi)
Lolos moderasi pada: 31 January 2013

Jumlah pengangguran di Indonesia ini masih cukup banyak. Baik mereka yang berpendidikan maupun tidak. Dan yang menimbulkan ironi dalam benakku adalah, lulusan sarjana yang menganggur dan melapuk. Tidak untuk mereka yang menjadi ibu rumah tangga. Beberapa mahasiswi mengakhiri studi hanya untuk menjadi ibu rumah tangga. Baiklah, itu pilihan untuk hidup mereka.

Yang aku sorot di sini adalah para pria yang tidak memiliki kecacatan dan tidak bekerja. Menurutku pria itu wajib memiliki pekerjaan meski hanya bergaji kecil. Bukan berarti aku menghalalkan mencuri dan membunuh.

Karena, aku sendiri termasuk golongan lulusan sarjana yang menganggur. Aku tidak suka bekerja di kantoran, tidak juga di laboratorium. Mengajar bukanlah gayaku. Apalagi berpose di depan kamera. Kurangnya daya imajinasi membentur keinginanku menjadi seniman, aku tidak pandai bermimpi, tapi selalu bervisi.

Aku hanya menguasai beberapa ilmu bela diri. Dan dengan modal itulah, 3 bulan lalu aku tersaring menjadi bodyguard pribadi keluarga kaya raya. Aku ditugaskan menjaga anak nomor 2 keluarga itu. Seorang perempuan yang lebih tua 2 tahun dariku. Namanya Evi.

Dia bukan orang biasa. Sejak usia 2 tahun dia sudah divonis jadi anak indigo. Dia tidak bisa melihat makhluk halus dan lainnya, tetapi dia bisa meramal lewat mimpinya. Ayahnya yang pengusaha besar, memakai ramalan itu untuk menyetir peruntungan dan melepaskan kerugian. Bisnisnya melebar ke berbagai benua sejak 8 tahun lalu.

Untuk itulah, dia takut terjadi sesuatu pada putrinya. Dan sejak 7 tahun lalu, dia memindahkan keluarganya ke sebuah perumahan elit di kota ini. Dia dirikan sebuah rumah – bisa dikatakan kastil—yang megah, dengan sistem keamanan super baik.

Beberapa tahun silam si Evi juga sudah diberi bodyguard. Tetapi, Evi selalu melihat pertanda kematian di dalam mimpinya. Dan tidak lama, bodyguardnya itu akhirnya meninggal. Sejujurnya aku sendiri agak ngeri dengan ramalan Evi itu. Tapi, selama 3 bulan aku menjaganya, tidak ada pertanda begitu di dalam mimpinya.

Evi hanyalah perempuan berusia 24 tahun, dengan rambut panjang berwarna hitam kecoklatan. Mata yang bulat dan berwarna hitam kelam. Kulitnya putih pucat. Bibirnya juga tipis, setipis warna darah yang nampak di sana. Wajah tirus, dan tubuh tidak terlalu tinggi. Jarang tersenyum dan bicara. Mungkin kesan awal orang awam bertemu dengannya adalah “Cantik, tapi seram.”

Pernah suatu ketika di awal masa kerjaku, Evi bertanya, “Rey. Apakah anda ingin menjadi bodyguardku?”
Dan aku menjawab, “Ini pekerjaan yang kukira pantas untukku.”

“Apa anda tidak takut mati? Apabila suatu saat nanti aku melihat mimpi kematian anda, apa yang akan anda lakukan?”

ADVERTISEMENT

“Semua orang pasti akan mati. Tapi, saya mohon nona berjanji tidak akan mengatakan mimpi itu pada saya. Biarkan saya mati sesuai jadwal.” Jawabku enteng.

“Apa anda tidak takut pada kematian?”

“Aah.. nona ini gimana, sih? Saya tanya ya sama nona… Apa selama ini ada orang mati yang kembali dari kemari?”

Evi hanya menggeleng dengan wajah yang minim ekspresi.

“Nah, itu artinya kematian itu menyenangkan. Sampai- sampai tidak ada satu orangpun yang ingin kembali kemari!” Jawabku dengan tegas.

“Hahaha.. Rey, anda orangnya lucu..” dia tergelak. Dan saat itu aku merasakan kalau wajahku agak menghangat. Mungkin wajahku memerah, aku mungkin tersipu melihat paras ayunya dikala ia tersenyum.

“Tapi, rey, apa anda tahu? Kalau kita bisa merubah masa depan. Kita bisa merubah kematianmu.”

Aku terdiam. “Anda tahu kan kalau saya bisa meramal melalui mimpi saya? Bila suatu saat mimpi itu datang, saya bisa memberitahukannya pada anda, dan anda bisa menghindari kematian itu..”

“Untuk apa menghindari kematian?” tanyaku.

“Semua orang ingin hidup lebih lama di dunia ini, Rey. Apakah anda tidak demikian?”

“Yang paling baik itu hidup sampai batas waktunya. Hidup lama di dunia juga tidak menyenangkan.” “Lalu, apakah nona tidak pernah bermimpi tentang diri nona?”

Setelah kutanyai seperti itu, Evi hanya terpekur dan tidak bergeming. kukira aku sudah menyinggungnya. Dan aku segera berlalu, melanjutkan aktivitasku.

-bersambung-

Cerpen Karangan: 66Heavenese
Facebook: https://www.facebook.com/rillalala.rachmadona

Cerpen GARIS (Part 1) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Ramalan

Oleh:
Pada malam hari ada seorang gadis yang keluar dari tempat malam untuk pulang menuju ke rumanhnya. Di tengah perjalanan dia dihadang oleh seorang pria yang memakai jas dan dasi.

Cermin Masa Depan

Oleh:
Damian masih berdiri di depan sebuah cermin. Sebuah cermin bergaya klasik dari kayu berukir yang tak sengaja ia temukan di sebuah kamar kosong di rumah barunya itu. Entah kenapa

Untukmu 120 Tahun lagi (Part 1)

Oleh:
Indonesia, 18 September 2137 Untukmu, para generasi yang lalu, Gelap, semuanya gelap. Negara Indonesia, negeri yang damai dan makmur, sekarang mungkin hanya tinggal kenangan. Selimut kesuraman menyelimuti Negara tersebut.

Death Storyline (Part 2)

Oleh:
Di dalam video ada sebuah sekolah, nampak sekumpulan siswa dan siswi berjumlah sekitar 40 orang terbaring di tengah lapangan, mereka terbangun dalam keadaan bingung dan linglung mungkin kah ini?

Bagaimana Jika Aku Merindu

Oleh:
Satu hal yang belum sempat kutanyakan padamu. “Bagaimana jika aku merindu?” Iya, kau datang padaku. Akhirnya setelah sekian lama aku menantimu kembali. Kau kah itu? Penopang hatiku yang dulu

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *