Masa Yang Aneh (Part 3)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi), Cerpen Thriller (Aksi)
Lolos moderasi pada: 14 August 2017

“apa-apaan ini?” kecewa Bob.
“Sial mereka..” kesal Neo.
“Beruang Hitam ya.. rrr!” muak Zadam.
“Mereka selalu mencari gara-gara! Aku sudah sangat muak!”
“Begitu juga denganku Neo” sahut Bob.
“Hm maaf mengganggu, tapi bendera itu adalah Beruang Hitam?? Mereka itu apa?”
“Huft.. Iya benar Ga, itu mereka. Mereka adalah kelompok mafia yang membuat rakyat sengsara, memanfaatkan lingkungan tanpa hukum untuk berlaku semena. Dan mereka bekerjasama dengan Negara” jawab Zadam sambil menggumam kesal.
“Ada rumor bahwa pendiri mereka adalah orang dibalik kekacauan ini” lanjut Bob.
“Ahhh!!! Sial-sial, sial..!!” kesal Neo, “Kaparat kampret! Belangsat!!”
“Hm, Neo jadi seperti itu berarti…” tebak Arga dalam hati.
“Mereka berbahaya, musuh kami Sayap Pertiwi” kata Zadam yang mendekat ke bendera.

Terlihat Zadam mengeluarkan koreknya dari kantong. Lalu dia membuka bendera itu dan karena terlalu benci, dia membakar bendera itu tanpa pikir panjang.

“Dunia ini terlalu berbahaya untuk sendirian. Jadi kau harus membuat banyak teman Ga, agar kau tidak sendirian. Bukan hanya magab di luar sini, tapi ada juga bandit, atau penjahat, bahkan bajingan Beruang Hitam itu yang bisa membunuhmu kapanpun. Tapi kau juga harus memerhatikan, dengan siapa kau berteman”, “Dan lagi, daya diri juga harus diperhatikan. Setibanya di sana, aku akan mengajarimu bela diri” jelas Zadam yang berdiri di depan bendera yang terbakar.
“Terima kasih Zadam, kalian juga. Maaf telah merepotkan kalian” balas Arga.
“Sama-sama Ga” balas Bob,
“Ne, aku mengerti tapi kita harus kembali. Jika kita di sini terus juga mungkin kita akan menyusul mereka lebih cepat” Bujuk Bob kepada Neo yang menangis kesal.
“Motherf*cker Black BEAR!!!!” teriak Neo.
“Benar kata Bob, mau tidak mau kita harus kembali ke markas. Ayo!” ajak Zadam.

Lanjutlah perjalanan mereka menuju markas utama Sayap Pertiwi. Jaraknya lumayan jauh dari tempat mereka berada. Karena tidak ada kendaraan, mereka terpaksa untuk berjalan kaki.

“Kalau saja mereka tidak mengambil transportasi kita, seharusnya kita tidak usah berjalan kaki lagi Ga” keluh Bob.
“Ah.. haha, tidak apa-apa” sopan Arga, “Bagaimana dengan Neo?”
“Dia memang seperti itu bila sedang kesal. Menyeramkan” canda Bob dengan memasang tampang monster.
“Aku tahu Bob, dan kau orang yang sungguh tegar” dalam hati Arga.
“Biasanya ada kuda liar berkeliaran. Kalau ketemu, kita bisa beristirahat sembari menjinakannya nanti” Kata Zadam.

Perjalan tidak semulus yang terlihat, mereka juga mengalami gangguan dari magab. Tapi mereka berhasil lolos. Dilihat dari peta digital, tinggal 300 meter lagi mereka bisa mencapai markas. Tapi walau begitu, itu terbilang masih sangat jauh. Tapi mereka tetap melaju.

“Wow indahnya” kata Arga yang terkesima, “Katamu selain di luar Doma, wilayah lain itu terjangkit. Tapi ini hijau sekali, menyegarkan!”
“Virus magab hanya menjangkit makhluk seperti hewan dan manusia. Tanpa mereka, virus itu akan mati. Dan bila virus itu menyerang tumbuhan, maka mereka hanya akan menjadi pupuk yang menyuburkan”, “Dan kau tahu kan, wilayah manusia tidak lagi seluas dahulu. Dan 1 abad adalah waktu yang lama, apalagi tidak disentuh oleh manusia” jelas Zadam.
“Aku mengerti sekarang..” balas Arga.
“Apa tidak kita beristirahat di ladang hijau nan segar ini… kawan?” Neo perlahan berbicara dari belakang.

Dan semua menatap Neo dengan heran. Bagaimana tidak? seseorang yang sedang marah untuk waktu yang agak lama, tiba-tiba berbicara. Itu bagaikan bukit yang tenang damai, namun tiba-tiba meletus seperti gunung berapi.

“Oh, hohh.. mungkin benar. Sebaiknya kita cari tempat yang lebih strategis lagi untuk berehat” balas Bob.
“Setuju, sembari mencari kuda atau hewan apa saja yang bisa ditunggangi. Untung-untung kendaraan” lanjut Zadam.

Hari berganti.
“Ayo bangun. Pagi ini kita akan mencari bahan-bahan” tegas Zadam di pagi kelabu.
“Tapi mas, ini kan masih sangat pagi” ngantuk Neo.
“Oh ya sudah, kalau begitu kita akan mati sebelum kita sampai di markas utama” goda Zadam.
“Iya deh iya, bangun” balas Neo.

ADVERTISEMENT

Mencari bahan-bahan di dunia yang seperti ini itu terbilang sulit. Apalagi, jalanannya beraspal, dan lingkungan penuh gedung. Tetapi alam sepertinya mulai memakan mereka perlahan-lahan. Ada untungnya, ada ruginya juga. Lalu, mereka menjadikan base mereka sebagai markas sementara, untuk menampung bahan-bahan dan menjadi tempat mereka berlindung dari lingkungan luar.

“Sepertinya untuk hari ini cukup ya?” Zadam dengan pose ala selesai bekerja.
“Yah iya, untunglah tadi ada rusa. Kenapa bisa ada rusa!?” Neo yang lega seketika belum menerima kenyataan.
“Pengaruh 1 abad tanpa sentuhan mungkin” balas Arga.
“Ya ya bisa jadi, yang terpenting kita harus menggunakannya dengan baik bahan-bahan ini” kata Neo.
“Tumben bijak” ledek Bob
“Aku memang bijak, kali” balas Neo.
“Beruntung ya kalian, punya paman yang bisa memasak” ledek Zadam.
“Wow, iya Paman!” balas Bob, Neo, dan Arga dengan serentak.
“Hehahahaha…” dan mereka bercanda tawa bersama.

Hari ini pun ditutup dengan hidangan pengenyang, rusa bakar. Di lain sisi, Arga mulai terbiasa dengan kehidupan sebagai seorang prajurit perang yang mengembara. Hidup yang bertualang tidak terlalu buruk pikirnya. Tapi permainan ini, bahkan belum saja dimulai.

Akhir dari serial cerpen

Dengan ini, serial Masa yang aneh selesai. Terima kasih telah membaca cerpen ini. Dan jika ada kata yang tidak berkenan di hati para pembaca, mohon maafkanlah saya. Sesungguhnya, tidak ada maksud menyinggung sama sekali. Dan bila ada kesamaan tokoh, mungkin itu hanya kebetulan belaka. Dan lagi-lagi, ini adalah cerita fiksi. Selanjutnya saya akan lebih meningkatkan lagi cerita-cerita saya. Oleh karena itu, mohon doa dan dukungannya ya kawan! ^-^

Cerpen Karangan: Sudae
Facebook: sudi.andreano[-at-]gmail.com

Cerpen Masa Yang Aneh (Part 3) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


My Age to Seventeen Years (Part 5)

Oleh:
Dan sekarang aku tahu mengapa aku sangat senang dengan angin dan merasakan angin di tebing itu. Aku tak menyangka bahwa Foster si pria yang aku curigai ini sebenarnya adalah

The Slainetonia (Part 1)

Oleh:
Di sebuah dunia misterius terdapat kehidupan yang sama dengan dunia nyata. Ada salah satu tempat di dunia misterius itu yang terkenal baik dari perdagangan, militer, ekonomi, sumber daya, pariwisata

Operasi Outlone (Part 3)

Oleh:
“Badan Inteligen Negara membentuk program pelatihan sipil yang bernama ‘Outlone’. Program ini dijalankan oleh para dokter yang ahli di bidangnya dan diawasi oleh tentara dan polisi terpercaya, tujuan program

Live As A Robot

Oleh:
Gelap. “Di mana aku?” aku terus bertanya-tanya. Aku tidak dapat merasakan apa-apa. Tidak ada secercah cahaya sedikit pun di sini. Sangat gelap. Tuhan apakah aku telah mati? Tuhan, bahkan

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Masa Yang Aneh (Part 3)”

  1. richo says:

    tambah donk bang part 4 nya…nanggungg tauk..bagus banget critanya…paling suka ane kalo bca crita ginian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *