New World

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Fantasi (Fiksi)
Lolos moderasi pada: 25 May 2016

“Liany. Perkataanmu betul. Ricky bukan orang baik. Hiks….” ucap Fika sambil menangis.
“Udah, Fi. Jangan nangis lagi. Malam ini, nginap di rumahku, ya. Aku mau tunjukkan sesuatu kepadamu,” kataku sambil tersenyum.
“Iya, Li,” kata Fika.

Aku dan Fika pun berjalan ke rumah Fika. Ia pun memilih baju untuk dibawa ke rumahku. Setelah semuanya selesai. Kami pun pergi ke rumahku. Sesampainya, kami langsung memasuki kamarku yang cukup luas.
“Fika, sekarang kan sudah sore. Aku langsung nunjukkin, ya,” kataku.
“Oke, Liany,” jawab Fika.
“Kamu bawa ini, ya. Aku bawa… Ini aja,” kataku membagi barang-barang yang akan dibawa.

Aku mengajak Fika ke meja riasku. Aku lalu menggeserkan meja riasku. Aku menyuruh Fika agar tetap mengikutiku. Di belakang meja riasku, terdapat sebuah pintu. Kami pun memasukinya. Dan tampak sebuah pohon besar. Fika terkejut karena tidak pernah ku ajak ke sini. Aku pun memasuki sebuah lubang yang lumayan besar di pohon itu. Fika hanya mengikutiku. Sesampainya, tampak sebuah kapal besar. Aku dan Fika pun menaiki kapal itu. Aku langsung memencet tombol bergambar makanan. Kapal itu pun berjalan sendiri menuju sebuah pintu raksasa. Sesampainya, aku pun membuka pintu itu dengan kunci yang ku bawa. Setelah itu, pintu itu terbuka. Fika terkejut sambil tersenyum. Kami pun memasuki sebuah dunia yang dipenuhi berbagai makanan. Bisa disebut dunia makanan sih. Semua barang yang ada di sana boleh dimakan.

“Kamu tahu dari mana, Liany?” tanya Fika.
“Waktu itu, aku menggeserkan meja riasku buat bersih-bersih. Dan tampak sebuah pintu dan buku. Aku membaca petunjuk dari buku itu. Dengan takut, kau ke sini menurut buku itu. Di sana juga terdapat kunci buat buka pintu raksasa tadi. Setelah itu, aku sering ke sini buat main,” jelasku.
“Oh,” ucap Fika.

Kami langsung memasuki rumah kue. Seekor kelinci melompat ke arahku. Dia adalah binatang yang menemaniku setiap kali aku ke sini sendirian. Kami pun bermain bersama kelinci. Kelinci itu aku namai Liafi, gabungan namaku dengan Fika. Setelah beberapa jam, kami pun merasa lapar. Aku mengajak Fika ke sebuah taman makanan. Di sana, aku mengambil Cupcake, Cokelat, dan Kue Tart. Sedangkan Fika hanya mengambil cokelat. Kami pun makan di taman itu. Setelah selesai makan, kami merasa haus. Aku mengajak Fika ke air mancur yang ada di taman. Di sana terdapat beberapa gelas. Aku mengambil sebuah gelas dan mengambil air dari air mancur itu dan meminumnya. Fika pun mengikutiku. Setelah merasa kenyang, kami pun kembali ke rumah kue.

“Puasnya. Rasanya aku udah lupain Ricky. Lain kali kita ke sini lagi, ya,” kata Fika senang.
“Oke. Oh, ya. Kamu mau gak ke dunia peri?” ajakku.
“Boleh banget,” kata Fika.

Aku pun berjalan menuju sebuah danau ajaib. Fika berjalan di sampingku. Setelah itu, aku dan Fika pun melompat ke danau itu bersamaan. Dan kami terduduk di sebuah taman banyak peri yang berada di taman itu. Kami pun menjadi peri. Aku mengajak Fika ke rumah sahabat periku, Jane. Fika langsung setuju. Kami pun terbang ke rumah Jane. Dia sangat baik. Bersama peri Jane, kami terbang ke Gold Castle, tempat Raja Yodard dan Ratu Liviana berada. Juga tempat Princess Catty, termasuk sahabat periku, berada.

“Helo, Princess Catty. Ini sahabatku, Fika,” ucapku.
“Halo,” kata Fika ke Princess Catty.
“Kita sekarang mau ke mana, ya?” tanya Jane.
“Gimana kalau kita ke Cristal Garden?” ajak Princess Catty.
“Ok,” jawab kami bersamaan.

Kami langsung terbang menuju Cristal Garden yang dibuat khusus untuk keluarga Princess Catty. Sesampainya, aku menemukan seekor unicorn dengan tanduk berwarna emas. Namanya Quinie. Kami pun bermain di Cristal Garden. Setelah selesai, aku dan Fika pun pulang melalui danau ajaib yang berada di dalam Gold Castle. Setelah itu, kami pun kembali ke dunia kue.

“Asyiknya,” kata Fika gembira.
“Iya, pasti kamu rasanya mau nginap di sini, kan?” tanyaku.
“Ya,” jawab Fika.
“Aku ada bawa baju kok. Kita nginap di sini, ya,” kataku.

ADVERTISEMENT

Fika berteriak gembira. Aku pun mengajaknya air terjun cokelat dan vanilla. Fika meminum rasa cokelat sedangkan aku meminum rasa vanilla. Karena merasa cape, kami pun tidur. Keesokan harinya…
“Fika. Bangun, Fika,” kataku pada Fika.
“Tunggu sebentar, kan gak sekolah,” kata Fika.
“Kamu mau gak mandi di air terjun pagi-pagi. Dingin dan sejuk loh,” ajakku.

Fika langsung terbangun. Kami pun membawa peralatan mandi ke tas kami. Setelah itu, kami pun berjalan melewati danau ajaib dan sampailah ke air terjun ajaib yang sangat sejuk dan indah. Kami langsung melompat ke air terjun dan mandi. Selesai mandi, kami langsung mencari makan. Aku mengajak Fika ke hutan buah. Aku dan Fika menyukai buah kelapa dan pisang sehingga kami mencari pohon kelapa dan pisang. Setelah ketemu, kami memencet tombol merah yang berada di batang pohon dan buah kelapa pun jatuh. Kami melakukannya lagi di pohon pisang. Kami pun makan di samping pohon kelapa.

“Sejuknya,” gumam Fika.
“Kapan kita pulang, Lia?” tanya Fika.
“Nanti siang aja,” kataku sambil meminum air dari buah kelapa.
“Sekarang kita ke mana?” tanya Fika saat kami selesai makan.
“Kita ke dunia hewan, yuk!” ajakku.

Kami langsung mengemas barang kami yang ada di rumah kue. Setelah itu, kami pun keluar dari dunia makanan melalui pintu raksasa. Kami menaiki kapal itu. Aku memencet tombol bergambar binatang. Kapal itu bergerak sendiri menuju sebuah pintu raksasa yang lainnya. Kami turun dari kapal dan membuka pintu memakai kunci yang sama. Dan, saat terbuka, Fika terkejut karena ada singa. Aku masuk dengan tenang dan Fika mengikutiku di belakang.

“Jangan takut, Fi. Binatang di sini semuanya jinak. Mereka akan menjadi teman kita loh. Oh, ya. Di sini ada hutan Unicorn juga. Mau pergi gak?” kataku.
“Mau,” ucap Fika.

Sebelum pergi ke hutan Unicorn, kami menyimpan tas kami di sebuah pondok. Sebenarnya ada rumah, sih. Tapi kami milih pondok soalnya kami berada di dunia hewan beberapa jam saja. Ami berjalan ke hutan Unicorn. Sesampainya, banyak Unicorn cantik di sana. Fika langsung memilih Uncorn berambut pink dengan tanduk perak yang bernama Onzee. Aku memilih Unicorn berambut kuning dengan tanduk emas yang bernama Onxao. Kami bermain bersama.

Setelah beberapa jam di sana, kami pun pulang. Tidak lupa mengambil tas kami juga. Kami membuka pintu raksasa itu dan menaiki kapal. Kami kembali ke pohon besar. Kami pun masuk ke lubang yang ada di pohon itu. Setelah ke luar dari lubang, kami menemukan pintu. Aku membuka pintu itu dan tampak kamarku. Kami pun ke luar dari pintu itu dan menutup pintu itu rapat-rapat. Aku kembali menggeser meja riasku ke tempat semula. Kami merasa lapar lagi. Aku pun mengajak Fika ke dapur. Kami membuat nasi goreng dan jus sawo. Kami pun memakannya dengan lahap.

“Makasih, ya, Lia. Kamu memang sahabatku yang terbaik,” ucap Fika sambil memelukku saat kami selesai makan.
“Sama-sama, Fi. Aku kan punya hak membuat sahabatku senang. Liburan nanti, nginap di rumahku, ya. Masih ada banyak dunia yang belum kita masuk. Juga yang belum aku masuk. Kayaknya ada berpuluh-puluh dunia deh,” kataku.
“Ok. Pastinya,” kata Fika sambil tertawa.
“Kalau lupa, kamu tak akan ku ajak lagi.” kataku sambil tertawa sehingga kami pun tertawa bersama.

SELESAI

Cerpen Karangan: Cindy Flowencya
Facebook: Lyssa Tjhangela
Helo, Friends! Namaku Cindy Flowencya. Hobiku menulis cerpen, membaca cerpen, memasak, dan membuat kue. Cita-citaku ingin menjadi seorang Koki Kue.

Cerpen New World merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


World of Child Error

Oleh:
Prolog “Dunia ini sudah musnah” Semua hilang oleh virus gila yang mematikan, Dunia ini sudah diambil alih.. — “Okaa-san! Apa itu yang bercahaya?” Tanya anak laki laki berusia 9

Ayam Mole

Oleh:
“Nadia, ayo makan siang!” seru mama dari lantai bawah. Aku bersorak senang. Waktu makan siang adalah favoritku. Apalagi menunya masakan mama. Wuiih sedap banget… Menu favoritku adalah ayam mole.

Mimpi Anak Gajah

Oleh:
Sore itu aku telah menghabiskan seember rumput, hingga akhirnya mataku terasa berat saat malam menjelang. Sebelum aku tidur, mataku masih memandang gelapnya keadaan sekitar. Aku melihat ibuku tengah berbincang

Sirna (Part 1)

Oleh:
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi. Sebentar lagi matahari akan menyinari ruangan ini. Aku segera menghampiri pintu keluar dan membalikkan tanda “Buka” menjadi “Tutup”. Aku segera membuka semua

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *