Z Science (Part 1)
Cerpen Karangan: Diana FitriKategori: Cerpen Cinta Pertama, Cerpen Fantasi (Fiksi), Cerpen Thriller (Aksi)
Lolos moderasi pada: 8 January 2019
Semua orang menyangka James itu gila. Dia selalu melakukan eksperimen yang tidak jelas. Mungkin kau bisa membayangkanya seperti seorang ilmuwan yang berkacamata dan raut muka yang sangat datar. Dulu saat pertama berada di kampus ini, ia membuat sebuah karya yang sangat konyol yaitu pil peredam bau kentut dan juga suaranya. Memang setelah itu karyanya tersebut langsung menjadi sensasi sekampus dan banyak mahasiswa yang menginginkanya.
Hari ini, ia sedang mempersiapkan eksperimenya yang menurutnya cukup hebat. Dia ingin menciptakan sebuah injeksi penjinak binatang buas. Singa yang ganas bisa berubah menjadi anjing yang penurut dan setia kepada tuannya seperti Hachiko. Ia mencampurkan darah ras anjing dari Hachiko dan beberapa bahan kimia lainya. Sekarang ia sedang di lab sendirian, dia sibuk mengerjakan eksperimenya itu. Dan tiba tiba saat ia ingin mencampurkan cairan kimia yang terakhir, dia merasa mules dan suara ledakan kecil pun terdengar “BRUUT!”, aku yakin kalian sudah dapat menebaknya. Itu bukanlah ledakan dari campuran kimia seperti di TV TV itu, tetapi..
“Tadi pagi gue habis makan apa yak ok baunya aneh gini. Aduh kebelet ke WC lagi.”
Pekik James yang langsung lari menuju WC, di perjalanan dia masih sempat meminum pil kentutnya. Ah, ingatan James sangat hebat sekali.
Setelah dari sana, James menyempatkan dirinya ke laboratorium pusat. Di sana ia sedang berdiskusi dengan seseorang. Dia adalah Daniel, senior yang paling jenius di kampus itu. Daniel juga adalah rekan belajar James. Di umurnya yang masih muda, ia sudah menjadi seorang kepala laboratorium biologi. Sudah sebulan terakhir James meminta bantuan kak Daniel untuk membantu keperluan eksperimenya. Mereka sudah sedikit akrab sekarang.
Sesudah itu dia kembali ke labnya untuk mencampurkan cairan yang terakhir ke ramuanya tadi. Tetapi ia merasa baunya agak sedikit berbeda. Akan tetapi, ia tetap mencampurkanya. “Turung.. tung.. tung.. deng.. deng.. turung.. tung!!” jam masuk pun berbunyi. Dan ini saatnya James memamerkan karyanya itu ke kelas. Banyak perlengkapan yang mirip keperluan medis di dalam tasnya. Salah satunya adalah jarum suntik untuk menyuntikkan karyanya itu.
Suasana di dalam kelas tiba-tiba menjadi gaduh setelah James memasukinya. Mereka dengan antusiasnya berbisik-bisik satu sama lain.
“Kita lihat apa yang akan diperlihatkan olehnya hari ini hahaha!”
“Mungkin dia ingin membuat dosen killer menjadi jinak, ataukah membuatnya menjadi sekeren Leonardo De Caprio wkwkwk.”
“Mainan anak-anak mungkin, seperti Barbie yang bisa mengencaninya hahaha.”
Begitulah ocehan anak-anak di kelas itu. James tidak pernah menanggapinya karena itu hanya seperti cibiran netizen di sosial media saja. Hampir semua anak mengejeknya kecuali satu cewek yang betah berdiam di tengah kegaduhan itu. Meskipun dia duduk di samping James, tak pernah satupun pertanyaan James yang dijawab olehnya. Satu-satunya yang tidak menyukai karya-karya James adalah cewek itu. Karena dia tidak pernah membuat inovasi dalam karyanya yang membuat dia iri kepada James.
Saat James duduk di kursinya ia merasa sesuatu yang ketinggalan.
“Oh iya hape gue ketinggalan di lab. Apalagi gue harus menghubungi seseorang.” Dengan muka yang panik dia bergegas mengambil hapenya, tetapi ia lihat dosen sedang dalam perjalanan ke kelasnya.
Tiba-tiba cewek itu menyodorkan hapenya ke arah James tanpa sepatah kata. James hanya melongo melihat tingkah cewek itu yang jarang sekali berinteraksi denganya.
“Ini buat apa? Nik. Eh namamu kalo nggak nggak salah Niken ya?” Secara spontan James berkata seperti itu dan menatap heran Niken.
“Telfon.” Niken menjawabnya dengan singkat.
“Thanks ya. Tumben lu ngomong.” Jawab James sambil tersenyum ringan. Lalu dia menelepon seseorang dari lab pusat untuk mengirimkan barangnya ke kelas.
Dosen pun datang ke kelas dan menyambut para mahasiswa. Tidak ada yang istimewa dari dosen itu. Kumis tebal, kulit rambutnya yang terlihat seperti lampu bohlam tetapi terlihat ada bundaran hitam kecil di atasnya yaitu tompel yang unik dan tak ketinggalan kacamata hitamnya yang membuatnya terlihat seperti Elvis Presley yang agak sedikit lebih aneh. Dia terkenal sebagai satu-satunya dosen yang menjadi fans dari inovasi yang dibuat James, tetapi dia menjadi guru killer terhadap murid lain.
Satu persatu, mahasiswa menunjukkan karya mereka. Karya mereka bervariasi, semuanya berhubungan dengan ilmu biologi karena mereka ada di fakultas biologi. Tetapi saat si pendiam Niken maju, dia tidak menunjukkan apapun. Dia hanya menunjukkan burung kakatuanya yang bisa bicara “I love you” berulang-ulang. Kemudian dosen itu memarahinya dan semua siswa menertawainya.
“Yang benar saja. Di sini bukan tempat untuk bercanda!”
“Saya tidak bercanda.”
“Lalu inikah yang disebut dengan karya?”
“Bisa, Katou! Ayo duduk, berjalan, menari dan menyanyi!”
Kakatua itu pun menuruti semua kata-kata Niken. Setelah itu mereka semua terkagum pada Niken yang bisa membuat kakatuanya bisa dilatih seperti anjing.
Setelah itu, James menunjukkan karyanya, semua temanya tidak sabar untuk melihat eksperimen dari James itu. Ada seseorang dari lab pusat yang membawakan buaya untuknya yang ditaruh di dalam sangkar. Setelah itu James menyuntikkan sesuatu kepada buaya buas itu. Kemudian buaya itu berwarna lebih hijau, dan setelah itu entah kenapa buaya itu menjadi sedikit konyol seperti karakter the mask yang tersenyum dan bersuara seperti anjing. Tetapi setelah itu buaya itu kembali menjadi buaya buas lagi. James sangat terkejut dengan karyanya yang tiba-tiba gagal seperti itu. Dosen pun memarahinya dan menyuruhnya keluar, teman-temanya di kelas pun tak henti-hentinya menertawainya.
Saat James sedih, ia mempunyai kebiasaan mengelilingi sekolah dan melihat-lihat setiap laboratorium di sana. Ia mempunyai ketertarikan yang spesial dengan laboratorium, apapun itu.
Tiba-tiba, ia teringat dengan kak Daniel yang tadi. Ia berniat untuk mengunjungi labnya. Tetapi kelihatanya kak Daniel sedang tidak ada di sana. Dia terkejut karena ia mendengar suara auman dari dalam kantor kak Daniel. Ia hanya berfikir kalau itu adalah harimau percobaan kak Daniel.
Saat ia ingin keluar dari laboratorium itu, ia mendengar suara lagi, tapi ini berbeda. Ini adalah suara seorang gadis.
“Ssst. lu ngapain di sini?” bisik gadis itu yang James tidak melihat keberadaanya.
“Siapa kamu? Keluarlah!” Jawab James dengan sedikit kepanikan. Lalu ada tangan seseorang yang membekam mulut dan matanya lalu menyeretnya ke belakang. James sangatlah panik hingga orang itu melepaskanya.
“Gue nggak niat buat nyulik lu. Jangan berfikir kalo gue ini Jeff the killer ya. Kenalin, gue Rasti. Adiknya.. “ Tiba-tiba cewek itu menjadi ramah dan memperkenalkan dirinya kepada James. Tetapi, James memutusnya di tengah jalan.
“Adiknya kak Daniel kan? aku udah tau banyak tentang kamu darinya. By the way, di mana kakakmu?”
“Ternyata gue terkenal juga hehehe. Tenang aja. Dia sekarang lagi pergi ke pameran Sains di universitas sebelah. Sini aku bisikin sesuatu.” Sambil menarik telinga James. Kemudian Rasti membisikkan sesuatu.
“Aku ingin menunjukkanmu sesuatu. Monster yang luar biasa hahaha.” Bisik Rasti dengan nada bicaranya yang menakut-nakuti James.
Kemudian Rasti menarik tangan James ke belakang kantor kak Daniel itu. Dan kau tahu apa yang ditunjukkan oleh Rasti kepada James? Yup itu adalah tiga manusia yang diletakkan di dalam sebuah kurungan khusus yang bentuknya seperti kotak kaca bening, namun besar.
“Taraa! Ini yang aku mau tunjukkan kepadamu. “ Dengan raut ceria dan suara yang penuh antusias Rasti menunjukkanya kepada James.
“Kenapa.. me.. re.. ka menjadi seperti Singa? Mereka merang.. kak, me.. nga.. um?” James merasa sedikit takut dan terheran sehingga dia berbicara terbata-bata.
“Dia adalah manusia yang dianggap sebagai karya oleh kakakku. Mereka didesain untuk perang dunia nanti katanya.. hahaha tapi aku tidak percaya itu. Aku membencinya.” Tiba-tiba Rasti menjadi sedikit takut dan bersembunyi di belakang punggung James.
“Hah? Penciptanya kak Daniel? Tapi kenapa dia bisa berbuat sekeji ini?”
“Sejak kecil dia punya ambisi untuk membalaskan dendam ayah kami yang telah meninggal sebagai tentara. Ia ingin membuat orang menjadi berani dan ganas seperti Singa sehingga bisa mencabik-cabik lawanya. Dan kau tahu mereka bertiga adalah keluargaku. Huhuuuhuu apa yang harus aku lakukan.” Rasti menceritakan apa yang sebenarnya terjadi hingga tangisnya pecah. Ia terlihat seperti orang gila yang moodnya berubah tanpa sengaja. James hanya bisa melongo mendengarnya.
“Aku harus memberitahu semua orang soal ini! Ayo ikut aku!”
“Tidak! Lo duluan. Aku di sini ingin menjaga mereka.”
James berlari dengan cemas. Dia berteriak di sepanjang jalan “Kita dalam bahaya! Ada percobaan manusia Singa!” ia menghampiri semua orang dan mengatakan itu dengan nafas yang terengah-engah. Banyak yang hanya menertawakanya. Sampai akhirnya ia masuk ke kelasnya dan meyakinkan semua orang.
“Pak! Maaf.. huuftt .. huufft saya.. lan.. cang. Di sana ada manusia harimau. Anda harus bertin.. dak!”
“Dasar bocah ini! Kenapa kau kembali ke sini! Pake nyebarin berita hoax lagi!” Dosen itu pun sangat marah dan membentak James.
“Lelucon apa lagi ini, hah?” Tanya teman-teman James sambil menertawakanya. Satu-satunya yang hanya terdiam mendengar ocehan James adalah Niken. Ia dengan serius melihat James berceloteh.
“Mereka ada di laboratorium biologi pusat! Cepat! Sebelum mereka kabur!”
“Hahaha! Di sana kan ada banyak Singa! Ini pertama kalinya lu lihat Singa ya?” ejek salah satu anak.
“Terserah kalian. Aku akan kembali untuk memastikan keadaan! Tetap di sini dan jaga diri kalian!”
“Hah, mungkin cita-cita menjadi anggota FBI nggak keturutan.. dasar bocah amis, eh autis.” Celoteh pak Dosen dengan santainya.
James berusaha kembali ke laboratorium itu sambil mengawasi keadaan yang kelihatanya masih tenang-tenang saja. Tetapi ia merasa ada yang mengikutinya. saat ia menoleh ternyata itu adalah Niken. Dia terlihat berjalan santai sambil memasang headset dan jaket hitamnya. James mencoba mengawali pembicaraan dengannya
“Kau bisa keluar dari pelajaran si Joker itu?”
“Mm begitulah.”
“Ah senangnya hatiku kau menjawabnya. Ding dong! Satu untukku kosong untukmu wkwkwk!”
“Apaan. By the way aku percaya.”
“Lu percaya sama gue? Beneran?”
“e’em begitulah.”
“Aaaaaarrghh!” Suara auman yang datang dari laboratorium itu.
“Hmm apakah kau kehilangan stok jawaban ya sekarang? Ups kita harus cepet lari ke laboatorium!”
Mereka berlari ke laboratorium secepat mungkin. Dan di sana ia tidak melihat Rasti. Niken terkagum melihat apa yang ada di penjara kaca itu. Makhluk di situ terlihat semakin marah dan semakin buas. Dia hanya bisa membuka mulutnya dalam waktu yang sedikit lama. Sontak, James menarik tangan Niken. Mereka bergegas menuju ruangan pribadi kak Daniel. Tetapi sayangnya pintunya terkunci. James sudah putus asa karena dia adalah pria yang tak berotot. Namun suara dari tendangan Niken yang mendobrak pintu itu mengagetkan James.
“Wow! What a strong girl! Ayo cepat kita masuk!” James terkagum dengan apa yang barusan Niken lakukan. Lalu Niken hanya mengangguk.
James berniat mencari cairan yang digunakan James untuk percobaanya itu. Niken juga ikut membantunya mencari sesuatu yang aneh di sana. Mereka tidak bisa menemukan apa-apa di sana. Saat mereka tengah kebingungan di ruangan itu, suara jeritan bercampur auman pun bercampur menjadi satu.
“Niken! Kau dengar itu? Apa jangan-jangan mereka sudah kabur?”
“Sepertinya begitu James. Tunggu apaagi ayo lari ke sana!” Dengan paniknya Niken menarik kedua tangan James seakan mencegahnya untuk kabur. Melihat itu, James masih bisa tersenyum tipis di dalam keteganganya.
Mereka terkejut saat melihat apa yang terjadi di sekitar koridor kamus.
“Hai there! Apa yang kalian lakukan hehehe!” James melambaikan tangan kepada para manusia Singa itu yang mulut mereka penuh dengan darah. Ia membuat mereka terhenti sejenak saat menyantap para mahasiswa itu.
“Lu sendiri ngapain! Ayo lari!”
“Iya? Ta.. pi ke.. mana? Satu, dua, tiga, empat, li.. jumlah mereka bertambah!”
“Ayo tunggu apalagi! Ayo ke labmu saja! Terus kita kunci pintunya. Ayo!”
Mereka berlari terbirit-birit menuju labnya James. Mereka tidak peduli apa yang mereka injak. Banyak mayat yang bergelentangan di lantai sepanjang jalan. Dengan warna lantai yang berubah menjadi seperti darah. Niken tiba-tiba berteriak “Awas!” dia menendang seorang monster yang akan menerkan James dari belakang. Tetapi tidak cuma itu, di belakang Niken juga ada. James dengan segera memberitahunya dengan spontan ia memegang kepala Lion-man itu lalu membantingnya sampai leher makhluk itu serasa terpisah dari kepalanya. James bertepuk tangan melihat aksi Niken tadi.
Perjuangan mereka belumlah berakhir. Dia sekitar mereka ternyata terdapat puluhan Lion-man, bukan, tepatnya adalah Lion-zombos. Mereka bergegas berlari ke tempat mana saja. Kebetulan James melihat sebuah senapan angin di sebuah ruangan. Tetapi mereka sekarang terkepung oleh para kanibal. Dengan jurus-jurus Niken, mereka dapat melewatinya dan masuk ke dalam ruangan itu. Ada sebuah kepala makhluk mengerikan itu yang tersangkut di pintu.
“Apa yang ha.. rus kita lakukan dengan bangs*t ini?” kata James sambil menahan pintunya.
“Gampang! Lu minggir!” Lalu Niken menggorok leher makhluk bodoh itu menggunakan sebuah pinu hanya tersisa kepala mengerikan di dalam ruangan itu.
“Sial! Kenapa juga kepala si Singa betina itu ada di sini. Tunggu. Sepertinya ini bisa menjadi bahan penelitian kita.”
“Ide bagus.”
Cerpen Karangan: Diana Fitri
Blog / Facebook: Diana Fitri
Cerpen Z Science (Part 1) merupakan cerita pendek karangan Diana Fitri, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Rahasia Cinta dan Waktu (Part 1)
Oleh: Rio Nur Arifin“Yah! Jangan dimatikan! Aku lagi pakai laptopku! Aku nggak pakai mode baterai!” Rayhan berteriak melihat ayahnya yang hendak mematikan paksa sekering rumahnya. “Ahh! Ayah apa-apaan si! Laptopku mati kan!”
Small Path at the end of the Alley
Oleh: Nabila Rosalina Putri CahyonoAku merapatkan jaketku. Air yang turun semalam masih membekas. Membentuk kubangan kotor, bercampur dengan tanah. Lumpur itu terciprat sana-sini, membuat satu-satunya sepatuku penuh dengan noda. Aku memandangi sepatuku, lalu
Nigo The Little Dragon
Oleh: Indriani“Huwaahh..” Nigo terbangun dari tidurnya. Ia terlihat masih mengantuk. “Apa kau masih mengantuk Nigo?”. Tanya ibu yang menghampiriku sambil membawa sepiring kue kesukaan Nigo. Yaps! Kue Nigo, kue manis
Memori Terindah (Part 2)
Oleh: Fitri DwiyantiSetelah pukul delapan pagi aku dan Gio turun dan sampai di parkiran mobil. Setelah di dalam mobil Gio mengajakku jalan-jalan lagi. “Mau ke kebun strawberry?” tanya Gio dan tentu
Berlian Pembawa Petaka (Part 2)
Oleh: Rahmalia SafiraBeberapa tahun kemudian… Tanpa disadari hari-hari telah Bu Mira lalui bersama tujuh anaknya dan suaminya. Usia Bu Mira dan Pak Farhan semakin bertambah, menandakan bahwa anak mereka sudah mulai
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply