Awal yang Indah Akhir yang Indah

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Galau
Lolos moderasi pada: 30 December 2013

Sudah dua jam Shasi memandang langit di musim dingin yang berselimutkan kabut tanpa bergerak sedikit pun. Tanpa disadari air matanya jatuh perlahan mengalir di pipi chubbynya. Seakan-akan kabut itu pertanda sesuatu yang tidak menyenangkan. Ya, kenangan manis yang berakhir kepahitan untuknya. Kenangan manis yang bila teringat akan membuahkan kesakitan.

Setahun yang lalu Trya mengenalkan namanya begitu saja kepada Shasi, dengan getaran PING!!! dan senyum manisnya. Awalnya semua berjalan sederhana. Mereka bercanda, tertawa, membicarakan hal-hal yang konyol. Walaupun semua percakapan itu hanya tercipta dalam pesan singkat (BBM). Perhatian dan pembicaraan manis dari Trya saat itu tidak dianggap sebagai hal yang harus dimaknai dengan luar biasa oleh Shasi.

Namun lama-kelamaan kehadiran Trya membawa perasaan lain, bukan perasaan yang biasa tapi perasaan yang aneh. Sehari saja tidak ada dentingan chat BBM dari Trya, terasa ada yang hilang. Setiap hari ada saja topik pembicaraan yang membuat Shasi tertawa sendiri seperti dunia itu hanya miliknya.

Sampai pada akhirnya Trya memberanikan diri untuk mengantar Shasi pulang. Shasi pun tidak bisa menolaknya. Selama di perjalanan mereka berbincang-bincang dan tidak ada rasa canggung sedikit pun padahal itu adalah kali pertama mereka bertemu dan berbincang-bincang secara langsung bukan lewat chat BBM.

Hati Shasi bergejolak menaruh harap dan berkata “Apakah Trya telah menganggapku sebagai wanita spesial meskipun kita baru kenal beberapa saat?”. Senyum Shasi mengembang dalam diam, semua berjalan begitu saja. Tanpa disadari perasaan yang aneh itu telah menyeretnya ke dalam perasaan yang disebut dengan cinta.

Tidak hanya sekali Trya mengantar Shasi pulang, jika sempat dan cuaca mendukung pasti Trya mengantarkan Shasi pulang. Yang selalu Shasi ingat adalah Trya sering berpura-pura lupa arah jalan, yang harusnya lurus ini malah belok. Alasannya amnesia padahal agar lama bertemunya. Ada-ada saja tingkahnya. Dan pernah saat Trya pura-pura amnesia itu ternyata jalannya sedang diaspal jadi balik lagi ke jalan yang semula.

Malamnya Trya membagikan foto di twitter tapi Shasi tidak bisa melihatnya. Esoknya Trya memperlihatkan foto yang dia bagikan di twitter, di dalam foto tersebut terlulislah sebuah nama “SHASI”. Shasi merasa senang, malu, salah tingkah dan waw. Bagaimana Shasi tidak tersipu dengan Trya, wanita mana yang tidak senang bila ada pria yang dia suka menulis namanya sampai-sampai dibagikan di twitter begitu. Shasi merasa bahwa dirinya adalah seorang putri yang menari-nari dengan licahnya di atas awan.

Detik berganti menit, menit berganti jam dan jam berganti hari. Dari hari ke hari mereka semakin dekat. Sampai pada saat dimana Trya dengan gagah berani menyatakan isi hatinya kepada Shasi dengan gugup. Shasi pun menanggapinya dengan respon salah tingkah dan meng-iya-kan pernyataan Trya dengan terbata-bata. Mereka pun resmi menjadi sepasang kekasih.
Mereka menjadikan hubungan mereka menjadi sesuatu yang positif. Terutama untuk memotivasi atau penyemangat dalam belajar. Bukan hanya belajar dalam pelajaran di sekolah tapi juga belajar memaknai hidup.

Mereka selalu berbagi dalam suka dan duka, selalu siap mendengar keluhan, selalu mengajari dan diajari, selalu memberi sebelum diminta, selalu mengerti sebelum dijelaskan, selalu tahu sebelum diberi tahu. Kemanapun mereka selalu bersama dan saling berbagi.

Shasi telah menggantungkan harapannya, memberikan perhatian penuhnya, meluangkan semua waktunya, hanya untuk Trya. Shasi percaya bahwa Trya adalah orang yang tepat yang bisa membimbingnya.
Tapi komitmen itu tidak menjamin bahwa mereka akan bisa mempertahankan hubungan mereka sampai nanti. Dimana jenuh akan datang dengan tiba-tiba dan siap merobohkan hubungan yang kokoh sekalipun. Mata tak bisa melihat dengan tajam, telinga tak bisa mendengar jelas, dan hati tak bisa merasakan kelembutan. Segala sesuatu yang benar pun bisa menjadi salah.

ADVERTISEMENT

Delapan bulan sudah mereka menjalani hubungan itu. Trya pun merasa jenuh dan bosan dengan hubungannya bersama Shasi yang monoton. Sampai pada akhirnya Trya pun memutuskan hubungan mereka dengan sebelah pihak, tanpa persetujuan dari Shasi. Entah apa yang membuat Trya begitu cepatnya mengambil keputusan dan begitu saja melupakan semua yang telah dijalaninya bersama Shasi.

Shasi berusaha meyakinkan Trya dengan berbagai cara bahwa hubungan mereka bisa kembali seperti semula. Tapi Trya keras kepala, tidak mau mendengarkan Shasi dan tetap pada pendiriannya.

Shasi tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia merasa bahwa semua ini tidak nyata. Dia hanya bisa terdiam dan menangis seorang diri. Matahari yang terang berubah menjadi gelap di matanya. Gemuruh air yang bising pun terdengar sunyi senyap. Yang ada di hati dan pikirannya hanya Trya.

Sebulan penuh Shasi menghilang dari dunia maya dan tak ada seorang pun yang bisa menghubunginya, dia habiskan waktunya hanya untuk menangis dan memikirkan Trya yang sudah jelas pergi meninggalkannya begitu saja, sungguh hal yang sia-sia.

Shasi tak mau terus-menerus dirundung kesedihan yang begitu mendalam. Dia pun menyiapkan dan menguatkan hati dan mentalnya untuk kembali ke dunia nyata. Walaupun itu bukan hal yang mudah tapi bagaimanapun hidup terus berjalan dan percaya bahwa di depan ada sesuatu yang menunggu dengan indah.

Terdengar sebuah bisikan dua orang wanita yang mengatakan bahwa Trya telah memiliki kekasih baru. Begitu cepat Trya mendapatkan yang baru. Sementara disini Shasi masih mengumpulkan mentalnya untuk bangkit. Nampaknya setelah perpisahan mereka, Trya terlihat baik-baik saja. Tak ada duka, tak da luka, tak ada kegalauan. Trya masih bisa tertawa. Aku tak tahu pria macam apa yang dulu pernah Shasi cintai dengan bangga dan sangat hati-hati.

Hampir setiap malam atau bahkan setiap saat, Shasi masih sering merindukan Trya. Mengingat betapa dulu mereka pernah baik-baik saja. Shasi yang pernah dibahagiakan, diberi senyuman, dibuat tertawa oleh Trya. Semua kenangan indah itu sekarang hanya menjadi luka Shasi seorang.

Dalam hati Shasi berkata “Dosakah aku teringat pria yang bukan milikku lagi dan sudah dimiliki yang lain, dosakah aku masih merindunya, dosakah aku masih sangat mencintainya? Dan mengapa aku masih belum bisa melupakannya? Dadaku terasa sesak, darahku bergejolak dan hatiku terasa panas melihatnya bersama orang yang menggantikanku di hatinya. Harusnya yang dia perhatikan itu aku, yang dia buat tertawa itu aku, yang dibahagiakannya itu aku, bukan dia. Apa kau tahu, rasanya bertemu dengan orang yang dicintai oleh orang yang kau cintai, setiap hari, namun kau harus bertingkah seolah-olah tak ada apa-apa? Bisakah kau bayangkan rasanya menjadi orang yang setiap hari terluka melihatmu dengannya? Semoga kau tahu, aku berjuang, setiap hari untuk melupakanmu. Aku memaksa diriku untuk membencimu, setiap hari, ketika kulihat kamu bersama kekasih barumu. Aku berusaha keras, setiap hari, menerima kenyataan yang begitu kelam.”

Cerpen Karangan: Shiva Aprilia
Facebook: Shiva Aprilia

Cerpen Awal yang Indah Akhir yang Indah merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


CInta, Luka, Penyesalan

Oleh:
Desember 2011 “Putri, kak Rehan mau ngomong sesuatu sama kamu” kak Rehan mengawali pembicaraannya malam itu “Iya kak, ngomong aja” jawabku singkat “Kakak pengen jujur sama Putri” diam sejenak

Cinta Pertama Rangga

Oleh:
Melamun sambil menatap Hp. Itu merupakan kegiatan baruku akhir-akhir ini. Nando dan Evan, kedua temanku itu sampai bosan menegurku. Tapi memang beginilah sekarang. Seseorang yang baru beberapa minggu aku

Paenitet Quella

Oleh:
“Kau tak pernah jujur ! Kenapa kau selalu berbohong ! Aku tahu ini sulit, tapi jujurlah kali ini saja. “-Quella Tentang Quella Beberapa minggu ini Andrian tak memberi kabar.

Cinta Julia dan Gibran

Oleh:
Mereka duduk berdua di antara dinginnya malam “Julia, kamu masih ingat saat aku pertama kali mengatakan cinta kepadamu.” “Ya tentu saja. Yang aku ingat saat itu adalah ketika banyak

Aku dan Jomblo ini

Oleh:
Jreng… Jreeeng alunan gitar yang mengiringi suara jelekku berakhir.. hehehehe, aku sering memainkan gitar saat merasa sepi dan sendiri ya walaupun aku ngontrak bersama teman-teman kampus yang rame tapi

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *