Gagal Move On

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Galau
Lolos moderasi pada: 28 March 2016

Namaku Delila Pentari, sering dipanggil sama teman-temanku Delila atau Dely. Aku sekarang sekolah di SMA Negeri 1 Tamiang Layang sebagai siswa kelas X3 kelas yang asyik, konyol, seru, dan sering disebut para guru sebagai kelas Abstrak. Sekarang aku ingin bercerita tentang cintaku bersama Dony Evansyah. Singkat cerita, pada tanggal 5 Oktober 2013 aku dan Dony jadian. Hari itu pertama kali aku ketemu sama Dony di SMA Negeri 1 Awang Lapai, sesampainya aku dan sahabatku Cahaya sintani di SMA itu ternyata dia dan temannya sudah lama menunggu kedatangan kami. Setelah itu sahabatku dan teman Dony diam-diam pergi ninggalin aku sama Dony membiarkan kami berdua, mereka emang baik dan penuh pengertian. Sehingga tanpa disuruh apalagi diusir, mereka memilih pergi dari tempat itu, memberi kesempatan padaku dan Dony berbagi suka duka dalam cinta.

“Hei, ke mana mereka?” tanya Dony, begitu sadar kalau mereka berdua udah kabur ninggalin aku sama dia.
Aku hanya mengangkat bahu dan berkomentar sambil tersenyum, “Mereka emang teman yang baik dan penuh pengertian memberi peluang bagi kita berdua,”
“Huh, Maunya,” goda Dony.
“Apa kamu gak mau, berdua-duan sama aku?” tanyaku sambil memandang wajah Dony, bagai menyelidiki. “Atau, kamu diam-diam punya simpanan ya?”
“Kamu sih nadanya cemburu mulu, entar aku benar-benar cari simpanan baru rasa,” Aku pun hanya terdiam mendengar perkataan Dony tersebut.
Ngelihat aku cemberut dan terdiam membisu, Dony segera membujuk dan ngerayu, “iya deh iya, lagian siapa sih yang mau cari cewek lain? Sulit cari cewek kayak kamu,”
“Ihh, Gombal,”
“Suer,” Aku pun hanya tersenyum.

Perlahan Dony ngedekatin wajahnya ke wajahku hendak mencium bibirku tapi tiba-tiba Cahaya datang sentak kami berdua pun kaget dia tersenyum dan berkata “Maaf,” aku menjawab sambil tersenyum. “Iyaa gak apa-apa, ada apa?”
“Kita pulang yuk,” dengan perasaan malas aku menjawab. “Ayo,” kemudian aku tersenyum kepada Dony, dan dia mencium di pipi kananku, sambil tersenyum aku mengatakan, “Aku pulang dulu ya,”
Katanya, “Iya, hati-hati di jalan,” Sesampainya di rumah kebetulan jam sudah menunjukkan pukul 17:35 sore menjelang malam, ku ambil handuk dan langsung pergi ke kamar mandi, selesai mandi aku makan bersama kedua orangtuaku ibuku bertanya kepadaku.

“Habis dari mana siang tadi?”
“Jalan-jalan aja,”

Seusai aku menjawab pertanyaan ibuku tadi suasana pun jadi hening bagaikan kuburan, selesai makan ayah dan ibuku menonton televisi aku langsung masuk ke dalam kamar dan akhirnya aku tertidur. Singkat cerita, tahun baru 2014 pun datang tepatnya tanggal 01 januari 2014 usia hubungan aku dan Dony sudah 4 bulan, pada tahun baru itu kami berdua jalan-jalan ke daerah Buntok dalam perjalanan kami asyik bercanda dan tertawa bahagia hingga tak terasa hari mulai sore dan kami memutuskan untuk pulang. Hari demi hari ku lewatkan bersama Dony hingga pada saat hubungan kami sudah berusia kira-kira 11 bulan. Pertengkaran pun mulai terjadi hubungan kami tak seindah dulu lagi kami jadi jarang berkomunikasi. Hingga pada suatu hari aku membuka facebookku dan melihat kalau statusnya tentang cewek yang bernama Fizaiyanti. Sesak di dadaku mulai terasa, rasanya aku tidak kuat lagi melanjutkan hubungan itu tapi di sisi lain aku sangat menyayanginya seakan tidak mau melepaskanya. Tiba-tiba pesan masuk ke Hpku ternyata itu dari Dony.

“Maaf ya, aku mau putus sama kamu,” dengan perasaan yang sangat sakit melihat Pesan tersebut aku pun menjawabnya.
“Iya, kalau itu mau kamu. Semoga kamu bahagia aja sama dia,”

Dia hanya membalas dengan kata “iya,” betapa sakitnya hatiku hanya gara-gara cewek itu dia memutuskan hubungan kami, pikirku mungkin dia bukan jodohku. Beberapa bulan setelah kami putus dan aku mendapatkan penggantinya yang bernama Hacit aku masih saja memikirkan Dony seakan-akan aku tidak bisa melupakan dia dan kalau aku lewat muka rumahnya aku ingat sama sosok Dony aku bertanya-tanya dalam hati sedang apakah dia dan bahagia kah dia tanpa aku. Pada suatu hari ada pesan masuk dengan nomor baru, aku langsung membuka pesan tersebut.

“Eh ini Delilakah?”
“Iyaa, kamu siapa?”
“Aku Dony mantan kamu dulu, masih ingat kan sama aku?”
Aku menarik napas panjang dan berkata dalam hari apakah aku ini mimpi, betapa bahagianya aku Dony tiba-tiba ngasih kabar buat aku, dan aku menjawab pesannya itu.
“Iya ingat kok, ada apa tumben sms aku?” dia pun membalasnya.
“Cuma kangen sama kamu aja, eh udah ada pacarkah?”
“Oh, aku juga kangen kamu, iya ada kamu sama Fizay masihkah?”
“Iya masih rencananya pas aku lulus SMA aku kerja dulu terus melamar dia,”

Ketika aku membaca pesan itu hatiku langsung sakit banget kaya ketusuk sama jarum, dengan perasaan amat sangat sakit aku membalasnya.
“Oh iyakah, semoga aja kalian berdua bahagia, dan kalau mau nikah jangan lupa undang aku,”
“Makasih doanya, Itu pasti,” Katanya setelah itu aku tidak membalas pesannya karena pulsa aku habis, percakapan kami terhenti sampai di situ saja.
Dan di tahun 2016 ini hubungan aku sama Hacit sudah hampir satu tahun, aku masih saja teringat sama Dony pengen rasanya aku kembali kepadanya lagi tapi itu tidak mungkin terjadi karena dia sudah bilang kalau dia akan menikahi Fizay. Ya Tuhan bantu aku Move On.

SELESAI

ADVERTISEMENT

Cerpen Karangan: Delila Pentari
Facebook: Delila Pentari KaEpat’Ni

Cerpen Gagal Move On merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Penantian Yang Sia Sia

Oleh:
Di sebuah taman, duduklah dua orang sahabat yang sangat akrab. Mereka duduk di bangku dekat pohon yang cukup besar. Dari awal mereka duduk sampai sekarang, mereka masih saja membisu.

Oh, Kesempatan Ke 4 (Part 1)

Oleh:
Siang itu Rasanya panas sekali, karena takut kulit putihku terbakar matahari, jadi sepulang sekolah aku langsung minta jemput papa. Oh iya, Namaku Rizia, remaja perempuan yang masih duduk di

Kekasih Adikku (Part 1)

Oleh:
Dulu kukira cinta itu indah. Memberi mimpi yang penuh tawa. Tanpa mengenal kesedihan. Tapi kini kurasakan bagaimana cinta itu mampu membuat mimpi yang indah tergores luka yang amat perih.

Laut, Senja, Dan Kamu

Oleh:
Gadis itu duduk menghadap lautan. Baginya, senja selalu sama. Laut selalu sama. Menghadirkan cerita yang dulu pernah ia alami dalam hidupnya. Ingatan itu terus muncul tiap kali ia menjejakkan

Green Tea Latte

Oleh:
Secangkir green tea latte dan dua buah donat dengan topping green tea pun menemani sudut kesendirianku yang mengingatkan aku pada dirimu. Terik cuaca di luar terasa begitu menyengat. Aku

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *