Hari di Awal Ketiga

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Galau
Lolos moderasi pada: 31 May 2015

“kring.. kring.. kring” Suara jam beker kolot itu membangunkan tidur malamku yang kelam. Huh, suara nyaringnya membuat telingaku sakit, lalu reflek kubuang jam beker itu entah kemana dan bergegas membasuh wajah kusamku seraya mengecek HP smartphoneku. “Sedih banget sih hidup gua, HP aja smartphone, tapi sepi amat dari BBM pacar, kayaknya sekarang udah gak bakal ada lagi ucapan bonjour” gumamku.
Ya, tak ada satu pun BBM masuk dari dia, entah karena pertengkaran hebat kemarin, entah karena jarak yang memisahkan perlahan ia jenuh, entah harus aku yang memulai, entahlah… Namun, ketika aku berfikir lebih lagi, mungkin sebaiknya aku yang harus memulai dan mengabaikan sejuta gengsi di dalam diriku. “Bonjour sayang” 2 menit kemudian “Sayang” Lalu 5 menit kemudian karena kesal menunggu kuputuskan mengirim BBM terakhir lalu kusimpan HP ku untuk sarapan pagi ini. “Sayang, sibuk ya? ya udah deh maaf ganggu ya”

Pukul 12.00 WIB tepatnya sepulang sekolah, kubuka sebatang HP mungil itu dengan perasaan ragu-ragu dan ternyata ada beberapa pesan darinya. “Kemana aja kamu? baru sms aku. Tau gak aku nungguin kamu dari tadi? kenapa sih kamu berubah gitu? gak kayak dulu tau gak! kalo emang gamau BBMan bilang dong! jangan gini caranya! pacar macam apa kamu ini!” Setelah membaca BBM itu, ada sebuah serangan yang membuat hatiku sesak dan perlahan-lahan air mataku menetes. Kali ini, aku tak kuasa menangis meluapkan kesedihanku. Tuhan aku rapuh bak daun yang kehilangan zat haranya, bak daun Jati yang menggugurkan daunnya di musim kemarau. Dalam benak aku berfkir. “Haruskah aku yang memohon maaf?” “Haruskah aku yang menahan sakitnya hati yang tak tertahan ini?”
Flashback on
Setiap pagi yang dingin berbalutkan embun pagi itu setiap aku membuka HP smartphone ku pasti selalu ada ucapan darinya yang membuat jiwa ku bangkit di setiap bangunku dari tidur malam.
“Bonjour sayangku”
“Sayang, bangun, udah pagi loh”
“Ayo bangun sayang”
Ketika aku mencoba membuka kedua mataku, semua terasa indah. Mengawali pagi yang cerah dengan membaca BBM singkat namun menebarkan sejuta makna tersendiri.
Flashback off
Namun kini sepertinya aku harus berhenti berharap untuk menanti BBM seperti itu lagi. “Aku ada kok yang, gak kemana-mana, aku dari tadi nunggu kamu loh, aku udah berapa kali liatin lampu LED yang nyala, tapi kamu masih aja gak ngebales, maaf ya” Langsung kukirim pesan itu dengan panjang lebar.
“Oh jadi kamu gak punya inisiatif untuk ngeBBM aku lagi gitu? kamu maunya apa sih? gak punya inisiatif banget, aku nunggu BBM kamu dari tadi, tapi ternyata kamu pengen diBBM aku duluan, pacar macam apa sih kamu? punya otak gak? otak kamu disimpen dimana?!”
“Ya tuhan, ucapan itu membuat tanganku bergetar, mebuat keringat dinginku menetes bercucuran. Salah apa aku Tuhan? inikah jalan takdirmu? mencintai seseorang yang hanya mementingkan egonya sendiri tanpa peduli bahwa orang yang mencintainya merasa sakit karena semua ucapannya itu?” Batinku dalam benak. Namun kali ini, kuabaikan pesan itu. Rasanya sudah terlalu sakit aku menghadapinya, sudah tak kuasa lagi aku menahan beban perasaan ini. Terlalu sakit untuk dilanjutkan. Mulai saat itu pula aku berfikir panjang, kupertimbangkan hubungan berjarak ini.

Tepatnya hari pertama di bulan ketiga itu, rasanya hubungan ini sudah tak pantas untuk dipertahankan lagi, dan saat itu juga kulepas semua kepedihan yang telah kupendam selama ini. Kuluapkan semua emosiku lewat pesan singkat itu “Maaf, sepertinya kita sudah tak sepaham, mungkin saja kita cukup untuk menjadi teman, terima kasih segalanya, terima kasih atas cinta berjarak yang kau ajarkan”

Cerpen Karangan: Endah Nur Anisa
Blog: endahnuranisa.blogspot.com
Endah Nur Anisa
Anak Bahasa yang menyukai kebebasan khususnya di alam terbuka.

Cerpen Hari di Awal Ketiga merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Hey!

Oleh:
Saat aku tersadar kesempatanku tak lagi banyak untuk mengungkapkannya. aku semakin tak ingin terbuang begitu saja. Bayangkan saja dia yang sebenarnya tak memberiku harapan seolah-olah aku merasa diberinya harapan.

Cinta Yang Tak Bisa Bertemu

Oleh:
29 Desember 2011 hari dan tanggal itu menjadi awal kepahitan ku hari ini. Aku mengenal seorang laki-laki tanpa sengaja lewat ponsel ku, dia adalah temannya temanku. Ahmad Raddit Ardiansyah

Doaku Untuk Kau Bahagia

Oleh:
Saat itu 2011 aku masih duduk di bangku kelas 9. Aku merupakan seorang siswa yang tergolong nakal, usil, suka berantem dan sering berbuat ulah namun juga tergolong siswa yang

Love Does Hurt

Oleh:
Suatu pagi di musim yang, entah mengapa, tak pernah cerah. Kau duduk di sampingku menatap jauh. Aku pun tak berani menatapmu. Kita berbicara dalam bisu, memaknai perasaan masing-masing hingga

Antara Cinta dan Kebohongan

Oleh:
Cinta adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Cinta pulalah yang melengkapi hidup manusia. Dengan cinta kita bisa merasakan rasa sakit dan juga rasa senang. Aku adalah Eni Saraswati,

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *