Kamu Yang Tak Benar-benar Pergi
Cerpen Karangan: Lola Ivana Dowinda SariKategori: Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Galau
Lolos moderasi pada: 4 July 2014
Pertama kali melihatmu di taman yang disinari matahari terik itu, aku tak pernah menyangka bahwa kita bisa berada sampai titik ini. Perkenalan siswa baru pada Juli 2013. Aku percaya tentang dunia yang berkonspirasi hanya untuk mempertemukan dua orang yang saling tak tahu dan tiba-tiba bisa punya perasaan rindu. Aku menyadari itu, namun aku tak pernah tahu apakah hatimu sama membiru.
Kamu berdiri di sebelah pintu itu dan ketika kamu mengucapka namamu itu terdengar tak asing di telingaku. Kamu menatap adik-adik kelas barumu, termasuk aku. Sejak saat itu, aku sering diam-diam menatapmu, dari sudut yang tak pernah kau tahu. Tuhan kembali merahasiakan hendakNya, ketika entah dengan kekuatan apa, kita sering bertukar berita melalui SMS. Dan, aku sungguh sangat membenci hal itu, mengapa saat itu kugubris semua candamu? Mengapa saat itu kubiarkan kamu mengetuk pintu hatiku?
Aku pun juga tak tahu, apa ini cinta atau hanya rasa nyaman yang terlalu berlebihan? Apa ini mabuk kepayang atau hanya ketertarikan sesaat? Tapi, kalau kau ingin tahu, akan aku bisikkan sesuatu. Setiap pertemuan ketika kita membicarakan salah satu kegiatan organisasi sekolah, setiap kau sapa aku dalam hati, dan setiap jengkal detik yang kita gunakan untuk tertawa walau tanpa suara, aku sungguh menghargai saat-saat itu. Sejak kamu masuk dalam daftar orang yang kusebut dalam hati, kamu sudah berada di sana, di hatiku, yang dulu kuyakini tak akan lagi dihuni pria pendiam sepertimu.
Kuterima diam mu dengan Cuma-Cuma, kubalas sikap cuekmu tanpa banyak suara. Kuhargai semua bisumu yang hanya bisa memunculkan tanya. Aku ingin tahu, apa sesungguhnya yang ada dalam hatimu? Juli lalu, aku masih ingat tak ada panggilan sayang, tak ada panggilan cinta, dan tak ada ungkapan perasaan. Tapi, kupikir semua itu sangat ku butuhkan, aku dan kamu sudah begitu asik dengan yang kita jaga selama ini.
3 september 2013, aku ingat percakapan kita kala itu, kata-kata di dalamnya tak pernah ku lupa. Kalau aku bisa minta pada Tuhan untuk menyimpan semua dengan sangat rapi dan bisa mengulang peristiwa manis itu untuk kesekian kalinya, aku tak segan-segan berkorban apapun, asal kita bisa seperti dulu lagi. Tidak menjauh seperti ini.
Ingat apa yang kulakukkan setika ulang tahunmu di pertengahan bulan September? itulah hal yang kusesali selama ini, aku masih terlalu takut untuk bertemu denganmu. Ku lakukan hal sederhana yang bisa kulakukan. Kalau aku cukup berani mengatakan semua sudah tentu kubawa kau daalam pelukan. Kubiarakan kau dengar detak jantungku, helaan napasku, dan desir aneh yang kurakan ketika aku berada di dekatmu.
Tapi, sekaraang bukan lagi seperti dulu. Aku ingat kita jarang lagi untuk berkomunikasi. Kabarmu hanya ku curi-curi dari akun Twitter. Jujur, kalau kaumau tahu, aku tersiksa beberapa hari ini. Terutama ketika bertemuu denganmu, ketika menerima kenyataan bahwa kita telah berbeda. Kita bertemu setiap hari, setiap hari juga kulihat sosokmu yang tak bisa kusentuh, setiap hari juga aku terus bisu, berusaha tak bertanya soal perubahan sikapmu yang membuatku hampir meledak karena tak kunjung mengerti pikiranmu.
Apa yang bisa kulakukan? Kularikan rasa rinduku kedalam tulisan. Disana aku bisa menangis pilu tanpa membuat tuli telingamu. Aku rindu kamu dan kamu nampaknya tak pernah tahu betapa selama berhari-hari ini, aku tak bisa berbuat banyak selain menunggu kamu bicara lebih dulu. Aku selalu kuat membisu, meskipun rasanya ini bodoh, entah mengapa aku tak ingin melupakanmu.
Apa kautahu rasanya bertemu dengan orang yang kaucintai, setiap hari, namun kauharus bertingkah seakan tak ada rasa, seakan kau sudah lupa, seakan semua tak pernah terjadi? Kualami rasa sakit itu setiap hari.
Cerpen Karangan: Lola Ivana Dowinda Sari
Blog: lolaivanads.blogspot.com
Namaku lola, aku hanya ingin belajar dengan menuliskan hal hal yang aku ketahui, menulis tentang pengalaman, tentang perasaan ku dan atau yang bukan tentang perasaan ku sendiri 🙂 terkadang apa yang ditulis bukan apa yang dirasakan, dan apa yang dirasakan lebih sering disimpan tanpa diungkapkan 🙂
Cerpen Kamu Yang Tak Benar-benar Pergi merupakan cerita pendek karangan Lola Ivana Dowinda Sari, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Bintang Kekasih
Oleh: Selmi FiqhiBegitu banyak bintang dilangit. Tapi mengapa kita tak bisa memiliki satu bintangpun diantara persekian triliun bintang itu? -Inez Tentang Fadil Sudah selarut ini aku belum tidur. Tak seperti biasanya
Secercah Harapan
Oleh: Kethy InrianiAku terpaku menatap seutas tali yang menjalar di atas kedai beratapkan daun Kelapa itu. Air hujan yang datang menyerbu dataran tanah kuning ini tak kunjung henti. Entah sudah berapa
Embun di Ujung Pantai (Part 1)
Oleh: Devina Putri ArumaJam 6 sore Audrey mendapat pesan berisi foto dengan keterangan “Ini kan tiket nya Rey?.” Orang yang mengirim pesan itu adalah perempuan bernama Embun. Ini baru pertama kalinya Embun
Bintang di Sampingku
Oleh: Firda Nuril FaizahDingin malam kala itu semakin marasuk ke dalam tubuhku yang sedang terduduk sendiri sambil berselimut. Heningnya malam pada saat itu juga mewakili perasaanku dikarenakan tidak ada kabar sama sekali
Dengarkan
Oleh: Amita Apriyanti“Dengarkan…” “Tolong aku. Kumohon, siapapun tolong aku.” Jika saja aku diberi kesempatan untuk meminta sesuatu dari Tuhan yang bisa langsung terkabul, aku hanya akan meminta satu hal. Bukan untuk
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply