Pemberi Harapan Palsu

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Galau
Lolos moderasi pada: 9 May 2016

Nampaknya kamu sudah ada yang punya. Dan haruskah aku sakit mendengar itu? Aku berkata begitu karena aku melihat tingkahmu sudah berbeda, sms yang aku terima darimu pun sudah agak cuek. Dan kamu juga sangat lama sekali membalas sms dariku. Lalu apakah aku harus sakit dengan rasa ini? Haruskah aku sakit melihat kau bahagia dengan orang lain. Memang itu hakmu dan itu adalah pribadi dan kemauanmu. Tapi kenapa kamu tidak pernah tahu dengan perasaanku selama ini? Perasaan yang aku pendam sangat lama ini harus bertepuk sebelah tangan. Oh Tuhan! Aku sangat sakit. Aku tak pernah tahu dengan perasaanmu kepadaku, apakah kamu juga mempunyai perasaan yang sama kepadaku. Tapi jika iya kalau kamu mempunyai perasaan yang sama ke padaku, kenapa kamu tidak mengungkapkannya kepadaku? Kenapa kamu tidak pernah bilang kalau kamu juga suka ke padaku. Jika kamu memang benar mempunyai perasaan yang sama sepertiku.

Jika biasanya dalam percakapan kita melalui sms, kamu selalu memanggil separuh bagian dari namaku. Seperti “Iya Put. Aku tahu itu.” Tapi mengapa sekarang kamu tidak pernah memanggil separuh dari namaku? Aku tidak berharap kamu memanggil namaku dengan pasif. Tapi aku hanya berharap kamu memanggil separuh dari namaku. Dan sekarang kamu tidak pernah melakukan itu lagi untukku. Aku tidak tahan dengan perasaan ini. Aku bukanlah setegar Rose, saat Jack Dawsen telah pergi. Ia mampu berdiri tegar secepatnya.

Aku tidak setegar itu. Saat orang yang ku cintai pergi meninggalkanku, yang tersisa hanyalah keterpurukan dalam kesedihan dan kesepian. Kamu telah bahagia dengan orang lain di sana. Aku di sini hanya menonton kebahagiaan itu dengan senyuman palsuku. Di luar aku happy saja saat bersama teman dan bertemu dengan dia. Tapi setelah pulang sekolah dan aku sendiri di dalam kamar, kalian tidak tahu kan apa yang terjadi kepadaku saat itu, saat di mana aku sendiri di dalam kamar. Yang menjadi saksi bisu saat aku berada di dalam kamar hanyalah layar handphoneku. Karena aku menangis di depan layar handphoneku, saat aku melihat relationship-mu bersama Anggi, teman Sekolah Dasarku dulu.

Aku melihat kronologi facebookmu penuh dengan ucapan selamat semoga langgeng yah. Itu ucapan dari teman satu kelasmu dan satu kelas Anggi juga. Air mata ini sudah aku tahan dengan semampuku. Tapi masih saja menetes dengan deras. Sangat deras, dada ini seakan terasa sangat sesak, napas ini seperti berhenti sejenak. Dan pengelihatan ini tidak seperti biasanya sangat buram yang aku lihat. Apa karena aku terlalu menangis sangat deras? Mungkin saja. Apa arti kedekatan kita selama ini? Apakah ini sebuah permainan yang sudah kamu atur strategi dan kamu membuat konsep itu semua? Ataukah hanya aku saja yang menganggap kedekatan kita ini sangat spesial? Bagiku ini kedekatan yang sangat spesial.

Meskipun belum sempat menjadi Kita. Tapi sudah membuat cerita. Mungkin iya aku menganggap kedekatan selama ini lebih dari teman. Dan kamu cuma menganggap kedekatan ini sebagai teman? Dan apa arti dari perhatian yang kau berikan selama ini untukku? Apakah ini sebuah bagian dari permainan kamu. Aku sangat sakit jika jadinya seperti ini, jika aku tahu ending dari perkenalan dan kedekatan kita selama ini, lalu endingnya begini. Membuatku sakit dan sedih aku akan berhenti berharap kepadamu. Dan aku akan menjahuimu, tapi kenapa kamu dulu membuatku nyaman? Membuatku ingin selalu ada dekatmu. Membuatku menjadi gila saat membaca sms yang berisi rayuan gombalmu, dan membuatku galau jika kamu tidak smsku. Aku benci! Aku benci!!! Bahkan sangat benci dengan apa yang terjadi kepadaku selama kedekatan kita dulu.

Apakah kamu hanya Pemberi Harapan Palsu untukku? Aku sakit! Kamu tidak tahu apa yang aku rasakan saat aku melihatmu bahagia dengan yang lain. Bukan denganku. Aku benci kamu! Jika aku tahu kamu hanya Pemberi harapan palsu untukku, mungkin waktu itu aku akan mencaci makimu karena telah mempermainkan perasaanku. Saat ini aku mau mencaci makimu, memarahimu, dan bertanya apa maksud kedekatan kita selama ini. Mungkin sudah terlambat dan mungkin aku dibilang perempuan gila. Dan perempuan tidak tahu diri sudah mengganggu hubungan orang lain. Dengan cara begini. Tapi bagaimana dengan perasaanku? Perasaan cinta dan sayangku kepadamu? Apakah semua ini percuma saja? Apakah semua ini akan aku buang.

Aku sudah bodoh bahkan sangat bodoh karena telah memberikan waktu yang banyak untuk orang yang tidak peduli dan pergi dariku. Aku bodoh sangat bodoh! Sekarang hanya air matalah yang menjadi teman sejatiku. Aku ingin bercerita kepada teman, tapi mereka sibuk dengan dunianya. Jika mereka perlu denganku saja baru datang padaku. Jika mereka sudah mendapatkan apa yang mereka ingin mereka pasti akan pergi. Aku lelah dengan kehidupan yang aku jalani selama ini. Aku cape Tuhan! Wajibkah aku mengadu kepadamu? Tuhan aku punya satu permintaan buatlah orang yang sudah membuatku terluka, bahagia dengan orang lain. Karena aku tidak tega melihat orang yang sudah menyakitiku menangis disakiti orang lain. Berilah ia kebahagiaan yang semestinya ia dapatkan Tuhan.

Cerpen Karangan: Hafazhatilmadani
Facebook: Tilmaa
Assalamualaikum. Bismillah, semoga cerpen ini dikonfirmasi oleh pihak cerpenmu.com. Oh ya perkenalkan namaku Tilma! selamat membaca! Heaving fun guys!!

Cerpen Pemberi Harapan Palsu merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Hidup yang Bersyarat

Oleh:
Ketika waktu terus berputar, pikiranku mengeembala jauh hingga ke tempat kau berada. Mencari-cari bayangan yang telah hilang jauh dari pandanganku. Sebuah sosok yang tegar dan kuat menghadapi segala cobaan.

Penyesalan

Oleh:
“kemana aja sih, kenapa gak ada kabar gini?” “gak ada kabar gimana?” “kamu sebenernya nganggep aku apa? Kamu gak pernah selalu ada buat aku.” “ya udahlah.” “tapi gue sayang

Bulan Di Pantai Sulamadaha (Ternate)

Oleh:
Kabut tipis menyelimuti langit yang berjubah hitam. Yang terlihat hanya Jejeran nyiur masih melambai dengan gemulai. Bening laut menerawang dalamnya rasa yang ku bawa. Desiran angin masih menerjang raga

Illusions

Oleh:
Malam ini angin berhembus tidak biasa. Terlalu liar untuk hanya disebut sebagai angin semilir. Entah apakah aku tengah mengambil keputusan yang tepat dengan duduk di serambi depan, sementara cuaca

Kayla

Oleh:
Kayla menatap gusar ke halaman sekolah yang kini mulai dibasahi tetesan hujan. Memasuki bulan Januari hujan semakin menjadi-jadi. Perlahan awan hitam mulai menutupi sinar matahari seiring dengan berhembusnya angin

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *