Tuhan… Siapa Jodohku?

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Galau
Lolos moderasi pada: 31 May 2014

Entah kenapa…
Entah apa yang ada di benak ku ini sehingga begitu menginginkan pernikahan itu ada, mendambakan dan menginginkan hadirnya suara tangis dan tawa bayi.
Mengurus rumah tangga, menjadi ibu dan istri dari anak dan suamiku, yang rela setiap hari bangun lebih pagi untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan suami dan anak-anak yang bergegas untuk berangkat kerja dan berangkat ke sekolah. Yaaa…!!! Itu impian ku…

Tuhan… mengapa khayalan tak seindah kenyataan?
Disaat aku mulai menemukan kehidupan baru dengan Dirga namun secepat itu kebahagiaan itu juga hilang.
Dirga yang berjanji akan menikahi aku dan ingin membina rumah tangga bersamaku, ternyata lebih memilih pergi dari kehidupanku entah apa alasannya… aku juga tidak tahu. Ku ikhlaskan apa yang sudah menjadi jalan Tuhan.
Itu sekilas tentang Dirga… orang yang sempat menjadi target buat masa depan ku…

Sering kali bahagia melihat mereka yang tertawa bahagia bersama bayi, suami ataupun istrinya…
Dalam hati suka iri melihat kedekatan yang seperti itu. Suami membawa tas yang berisi popok, susu dan perlengkapan bayi, istri menggendong bayinya. Hmmm…suatu hari nanti aku juga pasti begitu, mungkin belum waktunya. Dan aku sadar umurku juga masih terlalu muda untuk membina rumah tangga, namun jika ada yang terbaik, calon imam yang baik yang mampu menuntun aku seumur hidup kenapa enggak untuk nikah muda? Bukannya menarik, jika punya anak nanti mama dan papanya masih muda dan yaaah… bisa dibilang jadi mama papa modern buat anak-anak. Itu yang aku impi-impikan.

Khayalan ku buyar ketika nada dering ponsel berbunyi beberapa kali… Aku lihat di layar ponsel “Ryan memanggil…”
Kupandangi ponsel tanpa menerima panggilan itu, berpikir bahwa telepon itu hanya untuk mendengar kata maaf dari Ryan mantan pacar setahun lalu yang tiba-tiba hadir kembali setelah hubunganku dengan Dirga berakhir dan Ryan meminta untuk memulai hubungan lagi dengan ku…

Setahun lalu pernah ada rasa yang begitu teramat besar untuknya, namun ketika Ryan melakukan kesalahan yang mungkin terlalu fatal, rasa itu perlahan hilang..
Yaaah… Ryan diam-diam menjalin hubungan dengan Andira sahabat aku sendiri. Bisa dibayangkan bagaimana sakitnya aku waktu itu. Sahabat yang sudah aku anggap saudara kandung, selalu bersama-sama dalam keadaan apapun namun telah melukai aku dengan kelakuan yang seperti itu. Tuhan… apa salahku?
Dan ketika aku mengetahui hal itu, dengan gampangnya Andira hanya meminta maaf sembari menangis dan memeluk aku sambil mengatakan dia khilaf. Apa aku harus memaafkan kelakuannya itu?
“Maafin aku Ta… aku khilaf.. Aku tau ini salah tapi aku mohon kamu jangan benci aku Ta, aku janji tinggalin Ryan, aku janji…”
Itu lah yang diucapkan Andira. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Mau marah juga semua sudah terjadi.
Menghela nafas panjang…
“Ra… aku gak ngerti sama jalan pikiran kamu, apa aku pernah jahatin kamu Ra? Apa pernah? Kok bisa-bisanya kamu giniin aku… Oke Ra kalau masalah Ryan mungkin aku ikhlas dan nganggap Ryan cowok bajingan… Nah gimana kamu? Apa aku harus bilang kamu sama bajingannya sama Ryan?”
Ucapku kesal, dan tiba-tiba air mata juga jatuh… Yaaa aku enggak kuat… enggak kuat nerima ini semua. Kenapa harus dengan sahabat aku?
Andira memeluk ku, masih berusaha agar mendapatkan maaf dari ku. Apa aku harus memaafkan Andira?
Entahlah…

Dan akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri semuanya dengan Ryan. Ryan tidak terima atas keputusanku, namun aku tetap harus mengakhiri ini. Tak perduli Ryan terima atau tidak… ini menjadi keputusanku.

Seminggu, dua minggu, tiga minggu tidak pernah lagi aku bertemu Andira ataupun komunikasi seperti biasanya.
Mungkin Andira juga malu dan merasa bersalah terhadapku. Atau mungkin dia juga sudah melupakan kejadian itu.
Namun… ketika aku membuka recents update di bbm, terkejut luar biasa disana terpajang foto Ryan di display picturenya Andira.. Ya Tuhan… ternyata Andira masih berhubungan dengan Ryan..

Dan melalui bbm aku menghubungi Andira…
“Gak nyangka yaa masih berhubungan ternyata..”
“Ta aku udah coba menghindar dari Ryan, tapi Ryannya gak mau kami berakhir dan mau jalani hubungan ini dengan baik”
“Ku pikir kalian sama aja, sama brengseknya… sama bajingannya… Oke aku gak ada hak apa-apa lagi atas Ryan, tapi kamu Ra, tega banget ya sampe buat aku sesakit ini. Cukup kamu jadi sahabat aku sampe disini Ra, aku terlalu benci sama kamu…”
“Tita… maafin aku!!!”
Dan setelah percakapan singkat itu melalui bbm aku pun menghapus kontaknya.

Tuhan, kenapa terus-terus aku disakiti seperti ini oleh orang-orang yang aku sayang?

Setahun berlalu…
Tanpa Andira, tanpa Ryan itu artinya tanpa sahabat tanpa pacar. Aku tak terlalu merisaukan hal itu.
Yang aku tau aku masih mempunyai teman-teman di sekitar yang masih bisa menghargai aku, masih punya keluarga lengkap yang sayangnya ke aku luar biasa. Dan yang membuat ku lupa juga karea aku sibuk bekerja.
Namun ketika malam menjelang tidur, selalu muncul bayang-bayang rasa ingin memiliki pacar lagi.
Yaaah… begitulah aku, tak pernah lelah mengarahkan hati ini pada lelaki mana saja jika dia mampu membuat aku nyaman walaupun belum tau pada akhirnya akan kecewa lagi atau tidak. Rasa trauma itu tak pernah ada, jika aku merasakan sakit namun hanya dalam sekejap saja aku sudah bisa lupa. Dan bisa dengan mudah membuka kembali pintu hati aku buat mereka orang-orang yang baru aku kenal. Itu lah aku yang dengan gampang menaruh hati, main hati, jatuh hati dan pada akhirnya patah hati. Tetapi kenapa sedikitpun aku tak pernah merasakan trauma yang luar biasa?

ADVERTISEMENT

Perkenalan kami singkat, hanya melalui chat di bbm. Dia bernama Adytia. Aku tak tau sebenarnya dia tau pin blackberry aku dari mana, dia hanya mengatakan dapat dari Noval teman aku. Yah, aku tak perdulikan itu, biarlah.. Lagi pula aku tidak terlalu respect dengan dia.
“Haiii Tita… aku mau kenal dengan kamu nih, kalau diizinkan juga mau tau lebih banyak tentang kamu..” Ucapnya membuka percakapan.
Aku heran, dan tak menggubris bbm itu, berlalu kemudian end chat pesan itu.
“Hiiii Tita… kenapa sih chat aku gak pernah dibalas? Kamu jangan takut, aku ini orang baik-baik kok… Aku cuma ingin berteman dengan kamu..” Ucapnya lagi.
Aku yang semakin kesal dengan tingkahnya yang seringkali memulai chat itu akhirnya mulai membalas chatnya dan mulai mencari tau apa mau lelaki satu itu.
“Kenapa? Ada apa? Kalau mau kenalan ya kenalan aja… aku gak keberatan…” Balasku.
Sepertinya dia juga merasa bahagia yang luar biasa ketika aku mulai membalas chatnya. Datar siiih… namun jadi setiap hari komunikasian dan saling mengingatkan entah itu mengingatkan waktunya makan dan sholat. Dan entah kenapa juga aku sepertinya mulai respect dengannya. “Ada apa lagi ini dengan perasaanku?”
Semakin berlanjut dan semakin dekat. Sampai pada suatu hari itu… aku memposting status di bbm yang isinya “Tuhan… aku kapan nikah ya?”
Dan Adyt langsung memulai chatnya lagi dengan aku.
“Doakan saja… berharap lah kepada Tuhan agar didekatkan jodohnya”
Aku tersenyum dalam hati menerima chat itu dan tanpa pikir panjang aku membalas chat itu.
“Iya niiih, pengen banget aku nikah Dyt… aku cape sendiri begini jalani hari-hari?”
“Kamu masih muda Ta… nah aku? Aku udah seharusnya nikah… Umurku sudah tidak bisa dikatakan remaja lagi, jauh ketinggalan sama teman-teman. Aku diledekin karena belum punya pacar juga sampai sekarang… Kamu nikah sama aku aja hehehehe…”
Entah kenapa ketika Adyt mengatakan begitu jantung ini gak beraturan degupnya. Ada getaran yang luar biasa. Seperti ada sesuatu kebahagiaan yang mungkin sudah di depan mata.
“Hahahaha ada-ada aja kamu Dyt… Kamu bisa nikahin aku tapi aku mau diajakin holiday ke Bali dulu donk…” Balasku sambil canda-candaan.
“Beneran Ta kamu mau ke Bali.. ya udah aku booking tiket sekarang.. buat kita berdua, tanggal 23 November ini yah… skalian aja deh aku mau tunangan sama kamu disana..”
Haaah? Aku tercengang… bingung campur senang aku juga enggak tahu. Segitu seriusnya Adyt menanggapi perkataan aku?

Ini gila!!! Adyt benar-benar mengurus semua akomodasi untuk keberangkatan kami ke Bali.
“Pokoknya sepulang dari Bali, kita ke Solo ketemu orangtua aku sehabis itu kita ke Medan, aku mau kita menikah…” Ucapnya
Aku tak menjawab, rasa haru itu datang. Aku tak tahu ini kenyataan atau hanya sekedar kata-kata. Hanya Tuhan yang mengetahui apa ini sebenarnya. Dan aku berusaha yakin, memang Adyt lah lelaki itu, malaikat yang dikirimkan Tuhan untukku, untuk menemani hidupku. Hati ku juga sudah sepenuhnya mempercayai Adyt, memulai semuanya dengan datar dan berharap Adyt lah orang yang selama ini aku inginkan.

Namun dua minggu setelah itu.. Adyt mulai menghilang, kontak dia di bbm sudah tidak aku temukan. Nomor teleponnya juga tidak aktif. Ya Tuhan… ada apa lagi ini? Aku tetap masih berpikir Adyt mungkin sibuk karena tiga hari lalu Adyt sempat kasih kabar dia tidak akan memakai Blackberry lagi.. Aku masih berpikir bahwa dia masih sibuk memindahkan semua kontak di ponsel barunya.
Namun selama berhari-hari nomor teleponnya juga tidak aktif. Aku mulai putus harapan. Mulai merasakan sakit itu lagi. Mulai merasakan kehilangan lagi. Aku berusaha tanya ke teman-temannya dimana dia juga tidak ada yang mengetahui dia ada dimana. Ya Tuhan… aku harus bagaimana?
Pasrah… berdoa… berharap.
Cuma itu yang mampu aku lakukan. Memandangi tiket kepergian kami ke Bali memejamkan mata dan dalam hati terus berdoa agar mendapatkan kepastian dari Adyt.
Di satu sisi lain hati ingin berteriak mengatakan “Tuhan… siapa jodohku?”
Namun akhirnya aku sadar harapan tak seindah kenyataan. Hidup tetap harus berjalan.. Di luar sana mungkin ada yang lebih menginginkanku sungguh-sungguh. Aku percaya akan hal itu. Tuhan mengasihiku lebih dari yang aku tau. Mungkin dengan kejadian ini aku sadar harus berhati-hati menaruh hati.
Tetapi aku tau aku selalu bisa mengobati lukaku sendiri dengan mengenal orang-orang baru di sekitar dan memulai membuka hati lagi dan lagi.. That’s me…

Cerpen Karangan: Wulan Sundari Damanik
Facebook: wulandayerii[-at-]yahoo.co.id (Wulan Dayerii)

Cerpen Tuhan… Siapa Jodohku? merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Kalung Salibku dan Kalung Tasbihmu

Oleh:
Kuakui, mengenal dia seorang gadis Muslim yang cantik dengan pakaian khas muslimahnya membuatku sedikit meliriknya. Bagaimana dia dengan tutur katanya yang lembut serta pembaannya yang baik dan sopan membuat

Daffa

Oleh:
Entah bagaimana aku mengenalnya, entah bagaimana aku merasa nyaman saat bersamanya. Aku heran, mengapa ada pria yang mau berjuang keras untukku, padahal aku dingin sangat dingin. Aku mulai merajut

Bahagia Ataukah Berduka Karena Hujan

Oleh:
Aku berterima kasih pada hujan kala itu yang menemukanku dengan dirinya, berkat ia aku dapat merasakan disayangi oleh seorang yang lelaki seumur hidupnya. Bagaimana tidak aku dapat mengatakan seperti

Sebatas

Oleh:
Disapunya rambut Velia yang berserakan, setelah ia meminta ibunya untuk memotong pendek rambutnya. Setelah sekian lama rambut panjangnya tergerai akhirnya pendek juga setelah Velia putus dengan mantannya, Fathir. Beberapa

Hatimu Hatiku

Oleh:
Kenalin gue Rama cowok terganteng di Indonesia itu kata nyokap gue. Gue punya saudara kembar yang menjadi saingan kegantengan gue karena mirip. Walau sebenernya lebih ganteng gue dikit. Walau

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *