Al, Kisah Of Kayi Gaol (Berobat Di Rumah Sakit Part 1)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Gokil
Lolos moderasi pada: 20 September 2017

Pada suatu hari, Kayi gaol diantarkan cucunya yaitu si Anang ke rumah sakit. Karena sudah dua bulan ini Kayi batuk-batuk tidak karuan. Karena setiap kali Kayi naik sepeda motor pasti jatuh (bisa Kayi yang jatuh, sepeda motornya yang jatuh atau bahkan meteor yang jatuh). Untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan, maka hari ini Anang telah memesan sebuah becak online atau di singkat beol. Dan sekarang, ceritanya Anang dan Kayi sedang menunggu becaknya di pinggir jalan.

“Uwooaahhh…” suara kayi menguap karena mengantuk
“Kok becaknya lama banget sih Nang!” kata Kayi mulai bosan
“Ya iyalah lama kan saya memesan becaknya baru tadi. Sedangkan kita menunggunya sudah dari kemarin, tidur di sini lagi” kata Anang sambil berbaring di pinggir jalan

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya dari ujung jalan terlihat sesosok tukang becak menghampiri Kayi dan Anang yang telah lama menanti kedatangannya
“Anda yang memesan becak tadi kan” kata si tukang sambil tersenyum
“Iya mas” kata Anang langsung berdiri
“Kalau begitu silahkan naik” kata si tukang becak meminggirkan becaknya
“Ayo kayi kita naik” kata Anang memegang tangan kayi
“Hkrhhhkrhhhh…” suara kakek mendengkur
“Lah.. Kayi nya malah tidur, Kayi.. Kayi.. Kayi.. Kebiasaan nih kalau Kayi tidur pasti susah dibangunin” kata Anang kesal
“Ooo… Gitu” kata si tukang becak sok paham

Di saat kakek sedang tertidur pulas sambil bermimpi basah, tiba-tiba dari jauh terdengar suara misterius…
“Teneneng… Teneneneng… Teneneneneneng…” suara mobil es krim
“Aduh gimana nih? eh Kayi tadi di mana?” kata Anang terkejut melihat Kayi di sampingnya menghilang
“Tuh lagi beli es krim” kata si tukang becak menunjuk Kayi
“Kayiii… Kayiii… pas ada es krim aja, langsung bangun” kata Anang

5 menit kemudian
“Tssppp… Sppp…” suara Kayi menjilat es krim
“Kayi ini beli es krim banyak banget sih, kan Kayi lagi batuk-batuk. Gimana kalo batuknya makin parah terus batuknya jadi batuk ginjal, kan bahaya” kata Anang
“Tssppp… Sppp.. tenang aja Nang, Kayi ini sakti mandraguna, tahan tinjak, tahan banting, tahan bocor. Mana mungkin batuk-batuk ohokk.. ohok.. ohok.. ohooakkk.. ohooaaakkkk…” suara kakek langsung batuk
“Nah, iya kan apa saya bilang. Jangan makan es krim banyak-banyak, tuh kan Kayi langsung batuk” kata Anang
“Ehek… ehek.. iya Nang iya, Kayi janji mulai saat ini tidak akan makan es krim lagi” kata Kayi
“Janji?” kata Anang menanyakan Kayi
“Iya beneran Kayi janji tspp.. spp…” suara Kayi menjilat es krim lagi
“Lah, kok kayi makan es krim lagi, katanya tadi Kayi tidak akan makan es krim lagi” kata Anang kebingungan
“Emangnya gue ada berjanji begitu?” kata Kayi bingung
“Tapi kan tadi… Ah sudahlah Kayi kan pikun, ayo kayi cepetan naik becaknya kalau lambat nanti kesiangan” kata Anang ke atas becak
“Okelah kalo begitu let’s go tspp.. Sppp…” kata kayi juga naik ke atas becak

Anang pun naik ke dalam becak. Sedangkan Kayi bukannya ikut naik kedalam becak, dia malah naik ke tempat duduk tukang becak yang ada di belakang
“Aduh Kayi… maksud saya itu naik ke dalam sini bukan ke belakang situ, lagipula bagaimana nanti tukang becak mengayuh becaknya kalau Kayi di situ” kata Anang menoleh ke belakang
“Ahh… biar gue aja yang mengayuh becaknya” kata kakek sok bisa
“Ahh gak usah.. nanti kita kena musibah, lebih baik kayi turun aja deh turun!” kata Anang
“Gue gak mau… gue aja yang mengayuhnya” kata kayi menangis manja
“Iya mas biarkan aja kakeknya” kata Tukang Becak membela Kayi karena dia senang gak usah mengayuh becaknya
“lah kok mas malah membela kayi sih. Iya sudah kalau begitu kayi aja yang menjalankannya, tapi kayi harus fokus menjalankan becaknya” kata Anang
“Iya Nang iya, gue akan fokus menjalankan becaknya” kata kayi

Tukang becak pun naik ke dalam becak. Becak pun mulai jalan…
“Wii… asyik juga jadi tukang becak wii.. Lah apaan tuh!” kata Kayi matanya melotot melihat para gadis mandi di sungai

“Aduh hehh…” kata Anang gelisah
“Mas kenapa? Kok mas gelisah gitu?” kata Tukang becak
“Firasat saya nggak enak mas, kayaknya sebentar lagi kita akan kena musibah” kata Anang makin gelisah
“Itu kan cuma firasat mas aja, mana mungkin kita akan kena musibah bueheheheh… uwaaaaaaaaaaaa…” kata Tukang becak berteriak
“Dabussss…” suara becaknya tercebur di sungai
“Tolong… tolong saya tidak bisa berenang tolong..” kata kayi kelapak-kelapak di sungai
“Lah kayi, airnya kan cuma sampai paha” kata tukang becak

“O iya ya, gue kira kita terceburnya di samudera” kata Kayi
“Kayi gimana sih! Kan saya tadi sudah bilang kalo mengendarai becak itu harus fokus” kata Anang marah
“Gue udah fokus kok” kata kayi
“Kalau kayi tadi fokus, mana mungkin kita tercebur di sini” kata Anang
“Beneran kayi tadi sudah fokus, fokus melihat gadis-gadis mandi buehehehe” kata Kayi
“Mmm… Pantas saja kita tercebur begini” kata Anang

Di saat Anang dan Kayi sedang berdebat, Tukang becak pun mengambil kesempatan pipis di sungai
“Ehh… Sedapnya..” kata Tukang becak keenakan
“Kok airnya tiba-tiba panas sih” kata Kayi menjilat air sungai
“Lah apaan nih, belut kayanya” kata Anang memegang sesuatu
“Eh eh eh.. Ini bukan belut, tapi burung gue langsyat!!!” kata Tukang becak menarik tangan Anang
“Kakek… Kakek…” kata para gadis di pinggir sungai
“Eh, itu para gadis yang mandi tadi tuh!” kata Kayi menunjuk para gadis
“Cepetan naik kek.. Cepetan di situ ada buaya” kata para gadis berteriak
“Apa sih kata mereka itu, tidak dengar saya” kata Tukang becak telinganya kemasukan air
“Sama, saya nggak dengar juga” kata Anang telinganya juga kemasukan air
“Lah, gitu aja kok dengar. Coba telinga gue nih, sakti mandraguna bisa mendengar bermacam macam suara. Jangankan suara para gadis itu, suara orang di dalam kubur pernah gue dengar” kata Kayi sok hebat
“Emangnya Kayi pernah mendengar suara orang di dalam kubur?” kata Anang
“Ya iyalah pernah, pas nonton film horor di tv” kata Kayi
“Nah, kalau benar telinga Kayi sakti mandraguna. Kayi bisa gak dengar para gadis itu” kata Anang
“Ya iyalah bisa” kata Kayi
“Kalau begitu, apa kata mereka” kata Anang
“Kata mereka itu, Intan kek… Intan itu nama saya” kata Kayi sok tau padahal salah
“Bukan kek.. Bukan, maksud saya kakek, di situ ada buaya” kata Para gadis berteriak lagi
“Terus itu, apa kata mereka?” kata Tukang becak
“Kata mereka, Benar kek… Benar, terus nama kakek, itu siapa ya?” kata Kayi
“Ooo… Kalau begitu jawab saja kayi” kata Anang
“Nama gue Jastin, kalau nama lengkapnya Jastin bibir” kata Kayi
“Jastin? Nama kayi kan Maman bukan Jastin” kata Anang bingung
“Itu.. Kek itu…” kata para gadis mulai kesal
“Hahh.. I love you.. Kek i love you, ihiiii kalau begitu i love you to” kata Kayi kesenangan
“Astagfirullah ulazim…” kata para gadis sakit kepala

ADVERTISEMENT

Di saat, Kayi dan para gadis saling bersahutan. Di belakang, diam-diam datang seekor buaya ingin memakan Kayi, Anang dan Tukang becak. Namun ketika buaya hendak menerkam, mulut si buaya malah dipegang Anang
“Ehh… Apaan nih tajam-tajam, ini burung mas lagi ya?” kata Anang menanyakan tukang becak
“Enak aja, burung gue masih ada dalam celana nih. Walaupun menyakitkan, burung gue nggak tajam-tajam kok” kata Tukang becak sambil memegang burungnya
“Lah, kalau burung anda. Terus ini apa?” kata Anang
“Yah, mungkin itu durian kali” kata Tukang becak juga ikut memegang mulut buaya
“Hah durian, mana-mana duriannya?” kata Kayi ikut-ikutan memegang mulut buaya
Dikira durian, mulut buaya pun diangkat ke atas air dan ternyata…

Bersambung

Cerpen Karangan: Muhammad Ilham
Blog: Pohoniyur.blogspot.com

Cerpen Al, Kisah Of Kayi Gaol (Berobat Di Rumah Sakit Part 1) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Perjalanan Menuju Sekolah

Oleh:
Suatu Hari di Pagi yang cerah, Secerah dahi teman gua yang bisa memantulkan sinar matahari, tiba-tiba terdengar suara ayam berkaki empat, berambut kriwil dengan paruhnya yang tonggos (?) *Ayam

When You’re Lost

Oleh:
Alvino Offyan Nugraha, sosok setengah ganteng, tinggi, sawo mentah menuju mateng, kalo dilihat di fotonya (gue belum pernah ketemu orangnya langsung sih) sosok yang gue kenal lewat aplikasi bernama

Cerita Akhir Pekan

Oleh:
“Mbak, lontongnya 1 berapa?”, “1500 mas!”, “Mahal amat sih bak!, kemarin saya beli di tempat lain harganya cuma 1000 ada bonusnya lagi!”, “Saya mau nanya mas?, mahalan mana lontong

Awas Ada Badai Besar

Oleh:
Pada zaman itu terdapat seorang anak bernama Badai. Dia adalah anak yang tergila-gila dengan mainan bohong-bohongan yang dijual oleh abang abang di depan sekolahnya. Awalnya dia membeli tembak-tembakaan yang

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Al, Kisah Of Kayi Gaol (Berobat Di Rumah Sakit Part 1)”

  1. Agustina says:

    Ahahaha. Ngakak. Btw ini penulisnya orang banjar ya? Ketauan dr beberapa kosakatanya

Leave a Reply to Agustina Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *