Berwajah Topeng
Cerpen Karangan: Hanifah Miftahul FathiKategori: Cerpen Horor (Hantu), Cerpen Misteri
Lolos moderasi pada: 8 January 2018
Di pesisir pantai yang sepi, mereka bertemu.
“Aku hamil!” cetus Emily tajam, menuntut pertanggung jawaban. Tapi Reza malah tertawa sambil bertolak pinggang.
“Apa aku harus tahu? Itu urusanmu kan?”
“Ini anakmu, Za,” sela Emily cepat.
Reza makin terkekeh. “Semenjak kamu menghabiskan uang dua ratus jutaku untuk pengobatan Ayahmu? Kamu lupa atau pura-pura bego sih, siapa yang datang untuk menjual tubuhnya waktu itu?”
“Zaaa!” Emily berteriak histeris.
Reza malah mengangkat tangan. “Cukup, Mil! Aku sudah bayar, soal resiko kamu tanggung sendiri!” katanya tak acuh.
Emily Cuma bisa geleng-geleng kepala dengan bersimbah air mata. Tak sanggup lagi berkata-kata. Untuk pertama kalinya ia menatap Reza dengan pandangan yang berbeda, nyalang dan terluka.
Hujan gerimis mengiringi pemakamannya siang itu. Letaknya persis di kaki pohon kamboja. Berduyun-duyun orang datang menyumbang bela sungkawa, terkadang kembang mayat tujuh rupa sebagai tanda duka. Emily salah satu dari mereka, yang menabur bunga di atas pusara.
“Aku percaya kamu kuat, Phia. Reza sudah mati, relakan dia,” kata Emily dingin, tatapannya kosong, jiwanya entah ke mana.
“Malam itu dia pamit kepadaku, katanya ingin menemui seseorang.”
Ekspresi Emily tiba-tiba berubah. Ia meneguk ludah. Dadanya mendadak bergemuruh. “Siapa?” tanyanya berpura-pura tenang.
Sophia Cuma menggeleng. “Menurutmu siapa?” ia malah balik bertanya.
Kontan saja Emily semakin gugup dan buru-buru menggeleng juga.
“Biar kita cari tahu nanti.” Sophia menghela napas, lantas kembali menyelinapkan wajah laranya di balik pashmina hitam. Ia jadi tak banyak bicara, bahkan terkesan menghindari kedip kamera wartawan, mungkin terlalu berduka. Maka Emily segera meraih kepalanya, membagi bahu padanya, untuk mengurangi sedikit bebannya. Emily menamakannya sebagai pembayaran dosa.
Seperti yang tertulis pada papan nisan itu, namanya Reza. Seminggu sebelum hari pernikahannya bersama Sophia tiba, ia mati. Mengenaskan dengan penuh luka sayat nyaris di seluruh wajah, matanya tercongkel keluar, mulutnya robek lebar dan yang paling membuat ngeri adalah lubang di bagian dadanya, seperti bekas korekan oleh sejenis benda tajam.
“Organ hatinya telah hilang.” Begitu petugas kepolisian bilang. Bukan, ini bukan semacam pencurian organ tubuh manusia untuk kemudian dijual, jantung, paru-paru atau ginjalnya sekalipun masih utuh. “Kami mengira pelaku dendam kepada korban. Ini pembunuhan direncanakan.”.
Sophia masih kukuh mematung badan kala menyaksikan bagaimana mayat Reza dievakuasi pagi itu, mirip mayat hidup, depresi akut. Sementara Emily lebih memilih buru-buru menyingkir.
Ia menggali tanah di halaman belakang rumahnya dengan sekop kecil. Setelah terbentuk sedikit lubang, kantong kresek hitam yang beraroma busuk bangkai itu baru kemudian dikuburkan, lantas ditanami setangkai mawar di atasnya. Gadis itu membuka maskernya, menyeka sedikit keringat, dan menyeringai.
Rahangnya mendadak mengatup keras ketika ingat peristiwa malam itu kembali. Saat diam-diam ia ikuti Reza, saat diam-diam ia pergoki perbincangan mereka. Sophia mungkin terlalu bodoh hingga terlambat mengetahui pengkhianatan yang terjadi antara Emily dan Reza, tapi ia cukup bengis dalam memutuskan cara apa yang kiranya pantas untuk menebus dosa-dosa mereka, yakni dengan merenggut nyawa. Tunggu saja, Emily juga akan kebagian jatahnya!
Selesai
Cerpen Karangan: Hanifah Miftahul Fathi
Facebook: Hanifah Miftahul Fathi
Cerpen Berwajah Topeng merupakan cerita pendek karangan Hanifah Miftahul Fathi, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter Google+" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Siapa Perempuan Itu?
Oleh: Ade MulyawanPukul 12 siang, aku sempat bertengkar dengan seseorang dan aku sangat emosi. Aku berusaha untuk melupakan kejadian itu, tapi tetap saja tidak bisa. Emosiku semakin meluap, rasanya aku ingin
Arloji Yang Hilang
Oleh: Dinda Khansa BerlianDinda, Azka dan Rizky. 3 Sahabat yang selalu dapat mengatasi masalah. Mereka sudah disebut sebagai “Three Detektiv”. Mereka memiliki analisa yang bagus, sehingga dapat menemukan barang yang hilang. Suatu
159 Prasangka Buruk
Oleh: Nanda InsadaniMereka memanggilnya Bang Mo. Ya, sangat sesuai dengan fisiknya yang begitu bulat seperti bakso. Para tetanggaku tidak pernah bertanya mengapa ia selalu mengendarai gerobak satenya itu dengan sangat kencang
Lestari (Cinta Dalam Mimpi Ditengah Malam)
Oleh: Ay RahmatillahCerita ini dialami oleh Husam, seorang Mahasiswa di salah satu Universitas di Tasikmalaya. Setiap pergi kuliah dia selalu melewati jalan yang kanan kirinya ada sebuah pemakaman Cina dengan menggunakan
Kisah Ini Terlalu Nyata
Oleh: TD MawatisaAmanda, cewek manis yang awalnya aku pikir dia itu Tiara. Hari itu aku benar-benar frustasi, tidak ada lagi hasrat untuk hidup yang melekat di dalam jiwa, hari-hari bagaikan jurang
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply