Bidadari Lesung Gandaku

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Horor (Hantu)
Lolos moderasi pada: 8 November 2014

Hai, namaku Rizky Syahrul. Biasa dipanggil Rizky. Aku sekarang duduk di bangku kelas XI IPA 2 SMAN 1 Bandung. Aku punya seorang kekasih satu angkatan di kelas sebelah. Namanya Alicia. Dia cewek yang imut dan lucu. Kami sudah berpacaran sejak kelas 8 SMP. Hehehe… langgeng ya! Yang ku suka dari dia adalah senyumannya. Senyumannya berbeda dengan cewek lain. Kau tau kenapa? Karena saat dia tersenyum, dia memiliki dua pasang lesung sekaligus. Satu pasang lesung di pipinya yang chubby, dan sepasang lagi diatasnya. Unik kan? Dia sangat imut dan manis jika tersenyum. Sudah pipinya chubby, punya dua pasang lesung pula.

Ceritanya, satu minggu lagi aku ulang tahun. Ulang tahunku yang ke-17. Aku sudah sangat tidak sabar. Surprise apa ya yang akan dia kasih buatku tahun ini?

Senin, 6 January 2014 07.00 WIB
Back to school again. Hari pertama masuk sekolah. Dan, hari yang ku tunggu-tunggu. Hari ulang tahunku yang ke-17. Umurku 1 tahun lebih tua dari Alicia. Tapi kita satu angkatan.
“Udah gak sabar sama surprise di sweet seventeen gue tahun ini.” Ucapku riang sambil berjalan di koridor sekolah.

Senin, 6 January 2014 11.00 WIB
Udah jam segini. Kok Alicia belum kelihatan ya? Padahal aku lagi kangen banget sama senyuman lesung gandanya itu.
“Eh, Ren! Loe liat cewek gue kagak? Kok sampe jam segini gue belom liat dia ya..?” Tanyaku pada Rendy. Teman dekatku.
“Kagak tau bro! Gue denger-denger sih, dia gak sekolah.”
“Hah? Yang bener loe?? Masa dia kagak masuk sih? Emang dia kagak tau ini hari apa? Emang dia lupa ini hari ulang tahun gue?”
“Udahlah bro, jangan emosian dulu. Siapa tau di sakit atau ada urusan mendadak.. Positif Thinking aja kali!!”

Senin, 6 January 2014, 14.00 WIB
“Hhhuffft… hari yang melelahkan!”
Kubaringkan tubuhku di atas kasur. Masih dengan pakaian seragam melekat di tubuhku.
“Gue bener-bener kecewa hari ini, gue kecewa sama dia!!! Dia bener-bener lupa sama hari ulang tahun gue. Dia gak ngucapin selamat ulang tahun, biasanyakan dia selalu ngucapin paling pertama. Tapi kali ini tidak! Gak ada surprise, gak masuk sekolah lagi. SIALAN. Gue bener-bener Kecewa.” Aku mengeluarkan semua uneg-uneg yang ada di hatiku hari ini.
Tiba-tiba, saat aku mencoba memejamkan mata ini untuk melepas penat, Handphone ku berdering. Ada telefon masuk.
“Indah? Ngapain dia nelfon gue?” Ya, dia Indah. Sahabat Alicia.
Kuangkat telfonnya.
“Halo…”
“Halo, Ki! Loe kok gak dateng ke rumah Alicia? Loe harus dateng Ki…”
Belum sempat Indah melanjutkan perkataannya, aku memotongnya.
“Udahlah, Indah. Gue males sama dia. Gue lagi kecewa berat sama dia. Loe jangan mancing amarah gue ya?”
TUUT… TUUTT… TUUUTTT…
Dengan kesal ku matikan telfon. Aku benar-benar kecewa. Kekecewaanku beradu dengan derasnya hujan di luar sana.

TOK! TOK! TOKK!
Terdengar ketukan pintu. Dengan malas, aku pun beranjak dari tempat tidur untuk membukakan pintu.
“Siapa sih lagi hujan gede gini datang? Gak ada kerjaan lain apa?”
“Haahh… Alicia??”
Aku terkejut ketika membuka pintu, dan kudapati kekasihku berdiri di hadapan ku. Dia mengenakan gaun biru muda selutut. Tangan kirinya memegang payung transparan, dan tangan kanannya membawa sebuah kotak kado yang indah.
Namun, wajahnya pucat. Rambut ikalnya yang hitam sebatas dada, menutupi sebagian wajahnya yang pucat.
“Selamat ulang tahun, sayaaang… Maaf aku telat dan telah membuatmu kecewa. Tapi aku telah menepati janjiku kan?”
Dia tersenyum. Tetapi dingin. Sangat dingin. Seperti wajahnya yang pucat pasi. Senyumannya jadi tak seceria biasanya. Tapi dia tetap terlihat manis.
Aku pun tersenyum. Kekecewaan dan amarahku padanya seketika hilang jika sudah melihat senyumannya.
“Kamu belum pernah loh ngasih surprise, langsung di rumahku. Makasih banget ya sayaaaang…” Sebagai tanda terimakasih, ku peluk tubuhnya. Namun. Oh, ya tuhaan!! Dingin sekali. Tubuhnya terasa sangat dingin saat ku peluk.
“Kamu… sakit ya? Muka kamu pucat. Badan kamu juga dingin? Kenapa kamu maksain diri gini, ini kan hujan lebat sayang… kalau tambah sakit gimana?? Ayo masuk dulu. Aku buatin coklat panas kesukaan kamu ya.”
Dia hanya tersenyum simpul. Lalu mengikutiku masuk dari belakang. Aku bawakan handuk yang lumayan tebal. Dan mengenakan handuk itu ke tubuhnya. Dia hanya tersenyum.
“Oya, aku bikin coklat panasnya dulu ya…” Aku pun beranjak ke dapur dengan perasaan senang.
Saat aku sedang asyik membayangkan apa isi dari kado yang dia bawa sambil membuat coklat panas, handphoneku berdering lagi. Indah? Ada apa lagi dia menelfonku?
“Halo. Apa lagi sih Indah…?”
“Ki, stop ki! Loe harus denger ini, ki! Loe jangan bicara dulu sebelum gue selesai bicara. OKE!! Loe denger baik-baik ya… pacar loe itu, Alicia… kemaren dia kecelakaan pas beli kado ulang tahun buat loe, Ki! Dia sempat kritis, dan tadi siang, dia udah menghembuskan nafas terakhirnya… loe cepetan ke rumah Alicia. Sebelum upacara pemakaman dimulai.”
Begitulah yang Indah katakan. Suaranya sedikit parau dan serak. Aku sempat terkejut dan RAGU. Lalu, siapa yang sekarang duduk di ruang tengah? membawa kado ulang tahunku?
“Indah, loe jangan ngada-ngada ya!! Gue gak bodoh, Ndah! Loe tau gak, sekarang Alicia tuh lagi di rumah gue, dia bawa kado ulang tahun buat gue.”
TUUT… TUTT… TUUUUTTT…
Lagi-lagi ku matikan telfon dengan kesal, dan beranjak dari dapur menuju ruang tengah sambil membawa coklat panas kesukaan Alicia.

Saat tiba di ruang tengah.
“Semua yang dikatakan Indah benar, sayang…” Alicia berkata dengan nada datar. Kepalanya tertunduk sehingga wajahnya tertutupi oleh sebagian rambutnya yang terurai.
PPPRRANGGG!!!
Secangkir coklat panas yang ku pegang mendadak terjatuh ke lantai dan pecah menjadi berkeping-keping.
“A… apa?? Gak mungkin kan sayang?”
Perlahan Alicia mengangkat wajahnya. Aku langsung terjatuh lemas ketika kulihat, wajahnya penuh luka dan berlumuran darah. Gaun biru mudanya yang cantik itu ternodai oleh darah yang menetes dari luka di wajahnya.
“Oh.. tidak!!!” Sungguh sadis dan mengerikan. Aku sangat tidak sanggup melihat pemandangan yang mengerikan dan memilukan ini.
“Maafkan aku sayang, aku telah membuatmu kecewa di hari ulang tahunmu ini. Tapi aku berharap, kado ini adalah kado terindah yang pernah kamu terima di hidupmu. Maaf aku harus pergi sayang, terimakasih ya sudah mewarnai hidupku yang indah. Aku pergi bukan karena keinginanku. Tapi karena takdir yang telah dituliskan Tuhan untuk setiap makhluk-Nya. Aku mencintaimu. Dan kita memang jodoh, sayang. Tetapi bukan di dunia ini. Sekarang, tugas dan janjiku sudah ku tepati. Saatnya aku untuk pergi. Jaga dirimu baik-baik ya… akan ada wanita yang lebih baik dariku dan akan menemani hidupmu di dunia ini. Selamat tinggal sayang.”
Dia tersenyum. Sangat manis. Senyuman ceria yang seperti biasanya. Tak ada luka di wajahnya, noda-noda darah di gaun biru mudanya pun lenyap bersamaan dengan tubuhnya yang hilang tak berbekas. Hilang untuk selamanya.

Air mataku mengalir dengan derasnya. Baru kali ini aku menangis merasakan pilu di hati ini. Tak rela dia pergi. Dia adalah ‘Bidadari Lesung Gandaku’.

Perlahan aku bangkit dan mengambil kado yang tergeletak di atas meja. Lalu aku membuka isi dari kado itu. Ternyata isinya adalah sebuah kemeja putih. Dan, satu lagi. Sebuah album foto terselip di antara lipatan kemeja itu. Oh tuhan… semua isi foto di foto album ini adalah foto ku bersama Alicia. Ya tuhan, ini sangat menyayat hatiku. Ini membuatku semakin tak rela kehilangannya.

Aku memeluk semuanya erat. Air mata ini tak henti-hentinya mengalir. Aku menyimpan kembali semuanya dengan rapi ke dalam kotak kado tersebut. Aku segera berlari keluar. Hujan masih deras mengguyur bumi. Namun aku segera bergegas menstater mobilku dan membawanya melaju kencang menuju rumah Alicia. Menembus derasnya guyuran hujan.

ADVERTISEMENT

Sesampainya disana, kulihat sepasang bendera kuning terpasang di setiap sisi gerbang masuk rumahnya. Banyak orang disana. Aku langsung menghambur masuk ke dalam rumah. Orang-orang sedang mengaji mengelilingi tubuh Alicia yang tertutup kain. Terbaring kaku dan tak bernyawa. Aku langsung memeluk tubuh kaku itu. Perlahan ku buka kain penutupnya dan menatap wajah nya yang pucat pasi. Aku tak kuasa menahan pedih dan pilu di hati ini.

“Kenapa kamu pergi, sayang? Kenapa? Kenapa harus di hari ulang tahunku?? Jawab sayang, ayo jawab!” Aku menggoyang-goyangkan tubuhnya.
“Udah Ki… Ini takdir, ikhlasin Alicia pergi. Dia akan tenang di alam sana.”

Saat hujan sudah reda, upacara pemakaman pun dilaksanakan. Setelah upacara pemakaman selesai, para pelayat pun pulang satu persatu. Aku masih terduduk di depan makam yang tanahnya masih merah itu. Ku taburkan bunga terakhir.
“Aku akan tetap mengenangmu sebagai ‘Bidadari Lesung Gandaku’, sayang.”

THE END

Cerpen Karangan: Unsriyani
Facebook: Unsriyani http://www.facebook.com/sriieyanhi
Akhirnya cerpen pertama ku selesai juga. Semoga bisa lulus moderasi ya… dan bisa bermanfaat serta menghibur para pembaca cerpenmu.com
ada ucapan terimakasih yang ingin aku ucapkan buat orang yang udah ku jadikan inspirasi cerpen pertamaku ini.
🙂

Cerpen Bidadari Lesung Gandaku merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Bingkai Kecil Fania

Oleh:
Terhitung telah sepekan sepi merajaiku. Yang seharusnya mendekap kini lenyap. Yang semestinya tertawa bersama kini entah kemana. Cinta tak memberi kabar. Senja telah menjemput. Angin lembut berkenan hadir menyeka

Kalung Perak dari Akira

Oleh:
Semburat jingga nan indah yang biasa menggantung di langit tak nampak pada senja hari ini. Gumpalan awan kelabu menaungi angkasa disertai rintik hujan yang turun membasahi jalanan kota, menghilangkan

Pergi Untuk Selamanya

Oleh:
Tahun baru 2017, Jakarta Di sebuah rumah terlihat seorang cowok yang masih terlelap dalam tidurnya, sesaat kemudian dia dikejutkan dengan suara hpnya “Duh siapa sih pagi-pagi buta gini udah

The End (Part 4)

Oleh:
Keesokan pagi, di sekolah, lantai tiga tempat ruangan kelas mereka, Richard sedang berdiri di pinggir pembatas sambil memandangi ke bawah. Tiba-tiba Leon datang mengejutkannya. “Heyy?!” Leon setengah berteriak sambil

Revealed

Oleh:
Jam menunjukan pukul 15.15, bel pulang berbunyi, seluruh murid membereskan alat tulis dan bergegas untuk pulang. Beberapa menit kemudian seluruh siswa pulang, sekolah menjadi sepi. Berbeda denganku, aku pergi

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *