Bunyi Detik Jam Dinding
Cerpen Karangan: Dheea OctaKategori: Cerpen Horor (Hantu)
Lolos moderasi pada: 13 June 2017
Aku selalu mencari jawabannya! Membayangkan sesuatu terjadi ketika aku mulai memejamkan mata. Mengapa detik jam dinding terus berbunyi? Dikala hening, bunyi itu seakan mengancam jiwaku. Yang sewaktu-waktu berubah menjadi sebuah kesunyian yang nyata. Membawaku pada hal yang menakutkan.
Entah cerita apa yang ada dibaliknya. Aku terus memikirkannya. Setiap malam dan seterusnya. Aku mulai berpikir mungkin bunyi yang sama ini juga membayangi pikiran kalian. Aku terus memikirkannya, terus dan terus memikirkannya.
Ibuku bercerita, jam dinding memang seperti itu. Detiknya selalu menimbulkan suara. Ibuku bilang “saat detik jam dinding berbunyi, maka hal yang menakutkan bisa saja terjadi” Dan saat hening. “Kau bisa merasakan bulu kudukmu berdiri” aku selalu mencerna kata-katanya. Saat yang terdengar hanya detik jam, maka setelahnya kau akan mendengar suara-suara lain. “Suara di dunia lain” katanya.
Ibuku bilang. Saat kau mulai merasakan bulu kudukmu berdiri, maka ada seseorang di sampingmu “Ia tak terlihat” katanya lagi. “Bahkan bisa jadi, bunyi detik jam dinding itu sebenarnya adalah bunyi yang ditimbulkan oleh makhluk lain”. Cerita ibuku membuat aku membuang jam dinding kepunyaanku. Saat tak ada lagi jam dinding di kamarku. Aku mendengarnya, “Bunyi itu lagi, bunyi detik jam dinding” aku terus menutup telingaku dengan selimut. Yang aku rasa, seseorang menarik selimutku. Saat kubuka mata, jam dinding itu sudah tergantung di tempatnya. Aku terus mencoba memejamkan mataku. Berharap aku hanya bermimpi. Namun naas! Yang kudapati, Seseorang menutup wajahku. Tangan-tangannya terasa kasar. Aku terus diam tak bicara, yang kudengar hanya bunyi detik jam dinding.
Aku menceritakan hal ini kepada ibuku. Dia bilang “Kau telah mengganggunya. Janganlah pikirkan itu lagi” aku sungguh tak mengerti apa yang dikatakannya. “Jika malam tiba dan kau hanya sendiri. Maka cepatlah pejamkan matamu dan tutup telingamu. Jangan dengarkan lagi” kini aku mengerti. Jika malam sudah tiba, aku segera beranjak tidur dan tak mendengarkan bunyi detik jam dindingnya lagi.
Ibu bilang. Itu adalah takdir. Jika detik jam dinding tak berbunyi lagi, maka itu pertanda sebuah kematian. Jika aku tak dapat mendengarnya lagi, maka aku sudah MATI…
Cerpen Karangan: Dheea Octa
Facebook: Octavhianie Dheea
Cerpen Bunyi Detik Jam Dinding merupakan cerita pendek karangan Dheea Octa, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Peniru Yang Buruk
Oleh: AjengMalam yang semakin larut diikuti dengan angin yang berhembus lewat celah lubang berukuran 30 X 30 cm tepat diatas jendela berkaca bening yang memiliki ukuran 2 kali lipat celah
Misteri Danau Di Bukit Tak Berpenghuni
Oleh: Etha Berliana RidaPerkenalkan nama aku Asmita Permata Dewi panggilanku Dewi. Aku tinggal di kota Semarang bersama keluargaku di sebuah desa terpencil. Aku sangat penasaran dengan Danau Yang Ada di balik bukit
Horrible Monthsary
Oleh: Nabila AmalinaAku Naura Annisa Zakiyyah. Kalian bisa memanggilku Naura. Di sekolah aku selalu didekati oleh teman sekelasku yang bernama Ricky. Ia selalu mendatangi tempat dudukku dan mengobrol denganku. Karena ia
Baby Sister Pembunuh
Oleh: Yacinta Artha Prasanti“Eh denger denger katanya ada baby sister pembunuh lho!” gosip gosip baru terdengar di telinga Clara. “Iya, ia sempat lepas dari tahanan dan sekarang sedang dalam kasus pencarian” Hah?
Selasa 20.13
Oleh: Itsna BahauddienSekitar pukul sembilan malam dengan suasana begitu sepi di jalan raya disertai gerimis kecil. Aku sedang duduk di kafe yang lumayan sepi karena hanya ada beberapa pelanggan dan pelayan
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Huft…jadi membayangkan…
0_0 jadi takut