Pussy

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Horor (Hantu), Cerpen Misteri
Lolos moderasi pada: 18 December 2017

“Meong… meong…”
“Suara kucing? Dari mana? Aduh geli, apa ini? Ha? Kucing? Kucingnya siapa ini? Ayah Bunda kucingnya siapa ini?”
“Itu kucing kamu Haura.” Kata Bunda
“Kucing Haura?”
“Iya sayang, sengaja Ayah dan Bunda belikan supaya kamu nggak kesepian di rumah. Kamu kan Cuma berdua sama adek Fisa.”
“Beneran Bun!. Aduh Bunda sama Ayah baik sekali. Terima kasih Ayah Bunda.”
“Sama-sama sayang”

“Adek Fisa ikut kakak Haura main sama kucing yuk!. Kita beri nama siapa ya dek?”
“Gimana kalo Pussy aja Kak?”
“Pussy boleh tuh. Ok kucing manis nama kamu sekarang Pussy ya. Besok aku belikan kamu kalung dengan ukiran namamu yaa.” Kataku sambil mengelus bulu lembutnya.

Mulai hari itu Pussy menjadi anggota keluarga baru ku. Terdiri dari Ayah, Bunda Aku, Fisa dan Pussy. Walaupun Pussy terlihat jinak tetapi sebenarnya ia suka curi-curi kesempatan untuk kabur. Aku tidak terlalu mengerti mengapa Pussy seperti itu. Mungkin naluri seekor hewan pikirku. Karena Ayah khawatir Pussy bisa kabur, maka Pussy biasa kita biarkan di kandangnya saja di garasi mobil. Jika ingin bermain, maka aku harus menutup garasi rapat-rapat agar Pussy tidak lari.
Sempat beberapa kali Pussy kabur. Namun beruntungnya Ayah selalu dapat menangkapnya. Pussy memang kucing yang bandel tetapi sangat menggemaskan.

Pembagian mengurus Pussy sudah Ayah bagi. Dan yang lebih bertanggung jawab atas Pussy adalah aku. Karena Ayah dan Bunda sibuk bekerja dan belum tentu dapat mengurus Pussy. Sedangkan Fisa aku tidak dapat membebaninya dengan mengurus Pussy ia masih terlalu kecil. Aku takut jika nantinya Pussy malah menyakitinya. Maka tinggal aku saja yang dapat mengurus Pussy.

Kandang Pussy aku bersihkan setiap hari. Aku ganti air minumnya. Aku rutin dan tepat waktu dalam memberinya makanan khusus untuk hewan peliharaan. Aku berikan bantal kecil agar ia nyaman ketika ingin beristirahat. Pokoknya semua aku pastikan dalam keadaan yang aman dan nyaman untuk Pussy. Karena bagaimanapun ia adalah makhluk hidup. Maka aku harus memperlakukannya dengan baik pula.

Namun yang paling tidak ku tahan adalah kita Pussy sedang pup. Astaga baunya sangat menyengat. Satu rumah dapat mencium bau busuk pup Pussy. Terkadang aku sampai mabuk dan bergidik ketika akan membersihkan kandangnya. Hiii… bau sekali, tidak kuat aku menanggung ini semua.

Akibat bau busuk yang menyengat, timbul kejadian-kejadian aneh di rumahku. Aku tidak tahu pasti apa itu. Namun semenjak kedatangan Pussy ada hal ganjil di rumahku. Dan hal ini benar terjadi di rumahku. Dimana akulah yang terkena.

Pukul 03.15 pagi. Suasana sepi di rumah, dimana seisi rumah sedang tertidur lelap. Detik jam terdengar begitu jelas. Putaran kipas angin kamarku yang hanya bergerak ke kiri kemudian ke kanan terus menerus seperti itu. Nyala lampu berwarna merah kecil yang terpancar dari obat nyamuk elektrik di kamarku. Suasana gelap kamarku karena lampunya aku matikan.

Tiba-tiba brak! Seperti ada yang terjatuh. Apa itu? Terkantuk-kantuk aku bangun sambil melihat sekitar. Remang-remang tidak terlalu jelas karena gelap, namun aku masih dapat melihat ketika aku mengucek mataku. Dan dengan tingkah seperti tidak terjadi apa-apa. Aku naikkan lagi barang yang jatuh tadi seperti semula dan kembali tidur dengan nyenyak.

Esoknya aku menganalisis kejadian pukul 3 pagi tadi. Sebenarnya apa yang jatuh ya? Kemudian aku mengingat-ingat kembali. Dan ternyata selorokan laci bajuku yang terjatuh. Selorokan berwarna kuning itu kan cukup besar. Mengapa bisa terjatuh? Apakah Ayah atau Bunda yang tidak sengaja menjatuhkan. Tidak mungkin pasti saat itu aku akan melihat Ayah atau Bunda. Atau mungkin Fisa? Apa yang Fisa lakukan malam-malam seperti itu di kamarku. Ia kan penakut tidak mungkin ia ke kamarku sendirian.

ADVERTISEMENT

Maka siapa? Bulu kuduk mulai berdiri. Aku tidak tahu mengapa, tetapi rasanya hawa di sekeliling menjadi dingin. Aku merasa ada yang lain di sekitarku lebih tepatnya di rumahku. Karena jika dilogika tidak mungkin barang sebesar itu yang berisi baju-baju seperti itu dapat terjatuh secara misterius seperti itu.

Beberapa hari lalu juga ada kejadian yang aneh terjadi. Ketika aku akan beranjak tidur, aku melihat kasurku begitu rapi. Namun ketika aku tinggal sebentar seprai kasurnya malah terlepas, selimut di lantai, bantal dan guling berpindah tempat. Awalnya aku ingin marah, aku kira Fisa yang mengacak-acak kamarku, namun ternyata tidak. Lalu siapa?

Tidak hanya itu. Ketika Bunda sedang menyapu teras. Bunda merasa aneh ketika melihat begitu banyak rambut putih panjang di lantai teras berkeramik hitam. Terlihat jelas sekali panjang rambut itu tidak wajar. Ketika Bunda ulur panjangnya, ada sekitar 1 meter panjang rambut itu. Tanpa pikir panjang Bunda langsung membuangnya saja. Walaupun ada perasaan ganjil dari kejadian barusan.
Maka dengan kejadian di kamarku itu. Itu merupakan ketiga kalinya kejadian ganjil terjadi.

Aku segera menceritakan pada Bunda dan Bunda segera melapor pada Ayah. Mendengar kejadian tersebut Ayah langsung memanggil orang pintar untuk melihat rumah kami. Dan masalahnya ternyata ada di Pussy! Benar dugaanku!

Jika Pussy pup, bau pup nya akan menyebar ke seluruh rumah. Bau menyengat yang tak sedap sama sekali. Dan ternyata hal ini mengusik keberadaan makhluk lain yang ada di rumahku. Karena di rumah terdapat sumur tua, yang sudah ada sebelum rumah kami dibangun. Sumur itu diberi Ayah pagar kecil agar Aku dan Fisa tidak mendekatinya, kata Ayah berbahaya sumurnya dalam. Namun aku yakin ada alasan lain mengapa Ayah menyuruh kami jauh dari sumur itu.

“Perempuan dari sumur itu tidak kuat dengan bau kucing sampeyan. Maka dari itu ia pindah dari sumur kemudian masuk ke rumah sampeyan. Dan mengusik sampeyan beserta keluarga.” Kata Pak Sahid tenang.
Ya benar! Keberadaan Pussy di garasi memang berdekatan sekali dengan sumur.

“Di rumah ini sampeyan dan keluarga memang tidak sendirian. Saya sarankan lebih baik kucing tersebut dititipkan ke orang saja. Atau tidak sampeyan sekeluaga harus ekatra keras dalam menjaga kucing itu agar selalu beraroma tidak menyengat. Karena perempuan itu tidak kuat dengan baunya.”

“Baik Pak, besok akan saya pindahkan kucing tersebut ke tempat penitipan hewan saja. Dan saya bawa ke rumah sesekali saja” jawab Ayah menurut.
“Ya, seperti itu tidak apa-apa”, kata Pak Sahid sambil mengangguk.

Semenjak itu anggota keluarga kami berkurang satu. Pussy sudah tidak di rumah lagi. Ayah tidak mau ada kejadian yang menganggu keluarganya lagi. Maka dengan terpaksa Ayah berikan Pussy itu ke temannya dengan alasan tidak ada yang dapat menjaga Pussy di rumah. Semua sibuk dengan urusannya masing-masing.

Aku cukup sedih akan hal tersebut. Baru beberapa hari aku punya anggota keluarga baru. Dan ternyata ia harus pergi dengan cepatnya. Namun memang dari awal kedatangan Pussy ada yang aneh dari tingkah hewan ini. Ia seperti tidak betah di rumahku. Dan sekarang aku mengerti bahwa nalurinya sebagai hewan dalam melihat makhluk lain begitu tajam.
Hampir setiap malam ia mengeong, menjerit-jerit ketakutan seperti minta tolong. Awalnya aku rasa itu normal. Namun lama kelamaan suara Pussy malah menjadi membuatku takut. Aku bahkan tidak berani menengoknya kita ia berteriak mengeong-ngeong.

Itu pula sebabnya mengapa ia selalu ingin kabur dari rumah. Ia tidak kuat dengan godaan perempuan di sumur itu. Ia sepertinya takut setengah mati. Itulah mengapa ia selalu ingin kabur disetiap ada kesempatan.

Memang rumahku ini memiliki suasana yang berbeda dari rumah pada umumnya. Sudah banyak kejadian ganjil yang terjadi namun tidak separah kejadian kali ini. Ayah dan Bunda pun sebenarnya sudah mengetahui sejak awal. Namun tutup mulut karena tidak ingin membuatku takut. Begitupula dengan Fisa. Fyuhhh… Kejadian ini cukup mengerikan bagiku. Karena melibatkan diriku pula. Aku berharap semoga hal ini tidak terjadi lagi baik padaku, Ayah, Bunda, Fisa dan orang lain.

Tamat

Cerpen Karangan: Sekar Jatiningrum
Blog: sekarjatiningrum.blogspot.com
Sekar jatiningrum
seseorang yang baru belajar menulis

Cerpen Pussy merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Jin Jubah Hijau

Oleh:
Aku tidak bisa tidur, perut ku lapar. Sekarang jam 2 pagi. Udara di atas pegunungan Everko begitu dingin. Di tenda kecil ini, aku berusaha memejamkan mataku sejak pukul 12

Sendirian Di Kamar

Oleh:
“blugg!” dengan cepat aku menutup rapat pintu kamarku dan ku kunci pintunya supaya aku dapat menyendiri dengan leluasa. Aku baru saja bertengkar dengan Ibuku. Masalahnya karena dia tak mengizinkanku

Ke Tempat Yang Terindah

Oleh:
“Horeee, sudah sampai Di rumah Yang Baru” Ucap Izzi Woutth yang akrab dipanggil Izzi Rumah Itu Tak begitu mewah namun Begitu Pas dihati Izzi, sudah lama dia mengindam-idamkan rumah

Kayu Cemara

Oleh:
“Bram, Kita tinggal di dunia dimensi tiga, Aku, kamu, binatang, tumbuhan dan masih banyak lagi. Alam semesta kita terdiri dari berbagai macam dimensi. Empat, lima atau enam, entahlah..” Aku

School Mate

Oleh:
Hari pertama masuk sekolah, aku berusaha untuk tidak datang terlambat. Sialnya, aku malah datang terlalu cepat. Masih 45 menit sebelum bel tanda masuk berbunyi. Karena tidak mau larut dalam

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

2 responses to “Pussy”

  1. Malika Sekar R. 9 thn & Safiqha Zahra A. 9 thn says:

    Ihhhhjh serrrem banget, kyaaaa! Keren kak, makasih ya kak, bergidik hantu tengah malam.
    Thank banget yak.

  2. Sekar Jatiningrum says:

    Sama-sama. Terima kasih sudah membaca ya. Mohon saran dan kritik yang membangun. Btw ini true story lho. Kejadiannya dirumah ku sendiri hehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *