Sajak Berhantu

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Horor (Hantu)
Lolos moderasi pada: 9 June 2017

Entah dari mana aku memulainya? Cerita yang tak seharusnya kubicarakan pada detik ini! Aku mulai menyukai kesendirian, Yang membuatku sedikit menikmati hidup. Kurebahkan tubuh ini di atas sofa. Lelah, Mungkin itu yang telah hinggap dalam tubuhku. Sejak saat itu, Secarik kertas mengganggu kehidupanku. Aku menjadi sangat gelisah, Perasaan apa yang telah menghantuiku? Setiap bait sajak itu seakan menusuk dadaku keras, Membuat luka di sana.

“Hufssss” kuhempaskan handuk berwarna biru kesukaanku di atas kasur. Subuh itu, Kulaksanakan kewajibanku menghadap tuhan. Kuceritakan semua padanya, Berharap tuhan mau membantuku. Pagi ini kulangkahkan kaki menuju gerbang, Menunggu Sang Pangeran datang menjemput Sang Puteri. “Selamat pagi puteri cantik! Apa kabar hari ini. Semoga mimpi tadi malam tidak membuatmu lupa padaku?” Gombalannya setiap pagi menjadi sarapan yang enak untukku. Ukhi Riadi.. Aku mencintainya seperti pada film Cinderella, Tapi aku tak mempunyai sepatu kaca sepertinya. “Argggh kau sungguh tampan. Tentu, Setiap malam aku selalu memimpikanmu pangeran” Aku memeluk tubuhnya erat, Seakan ini hari terakhir aku melihatnya. “Hey, Di mana sepatu kacamu cinderella. Oh oh oh, Kau tidak memakainya! Kau melupakan itu?” Dia mencubit pipiku dengan lembut. “Ah kau ini bagaimana, Ini sudah pagi. Tentu aku sudah berubah kembali”. “Argh, Meskipun begitu aku tetap mencintaimu”.

Sesampainya di Kantor, Aku membayangkan hal itu. Tentang mimpi setiap malam. Bukan memimpikan sang pangeran. Tapi bayangan itu.. Bayangan yang setiap hari hinggap di pikiranku.

Tiba waktu malam..
Kutelusuri setiap lorong, Tepat dikoridor itu. Kurasakan angin menembus ke setiap rongga dadaku. Awalnya orang masih berlalu lalang di sana, Pekerjaan memaksaku lebih lama berada di sana. “Tok tok tok” Suara langkah kaki menghiasi setiap sudut ruangan. Hanya aku di sana, Bertemankan sebuah komputer dan tumpukan berkas yang minta diselesaikan. Belum habis nafas ini berhenti. Sebuah benda jatuh dari arah sana, Kucium bau amis yang sangat menusuk indra penciumanku. Suara-suara itu membuat bulu kudukku berdiri. “Kembalikaannnn” Sebuah suara yang kudengar sangat parau, Kucari sumber suara itu. Berharap pemiliknya bukanlah hantu. Kutelusuri koridor itu, Kulihat seseorang duduk di bangku sana menghadap sebuah taman. “Mba, Mba sedang apa di sini?” Tanyaku padanya. Dia hanya diam dan tak bergerak sedikitpun. “Ini orang kok nggak gerak-gerak sih. Nggak pegel apa!” Batinku. Sedikit demi sedikit kepalanya berputar kearahku. Dia memutar kepalanya tanpa membalikkan tubuhnya. Wajahnya sangat mengerikan, Kelopak matanya tergantung di pipinya. Aku berteriak kencang! Tapi seakan suaraku tertahan di sana, Aku hanya diam terpaku. Wanita itu menghilang. Tiba-tiba ada sebuah telapak tangan mendarat di pundakku. Telapak tangannya sangat pucat pasi. Kupegang telapak tangan itu, Tapi telapak tangan itu lepas dari tangannya. Aku berlari sekencang mungkin, Telapak tangan itu terus berada di pundakku. Aku tersungkur, Benda apa yang menghalangi pelarianku. Kutengok ke bawah berharap bukanlah sesuatu yang mengerikan! “Arrghhhhhh” Sebuah potongan kaki tergeletak di sana. Kucari telapak tangan itu, Berharap semua itu telah hilang dari hadapanku. Yang kulihat, Sebuah tubuh tergeletak di sana bersimbah darah. Tubuh itu bangkit, Mendekatiku. Aku hanya terduduk lesu di sana. Keringat dingin mengucur dari bilik tubuhku. Dia mencekik leherku dengan kuat, Menghantamkan kepalaku dengan keras. Darah keluar dan membasahi tubuhku, Aku menggigil. Kepalaku lepas dan menggelinding di lantai itu. Wanita itu memotong kedua tangan dan kakiku! Mencongkel kedua mataku dengan benda runcing itu. Aku lemah tak berdaya.

Keesokan paginya..
“Desi, Sadar des. Jangan membuat aku khawatir” Sebuah suara membangunkanku dari kejadian tadi malam. “Dheaaaaa” Aku memeluk tubuhnya. Akhir-akhir ini aku memang selalu merindukannya. Hanya dia sahabat yang kupunya. Kuceritakan semua itu padanya. “Serius? Karena kertas itu, Dia menghantui kamu? Sini aku lihat. Siapa tahu aku bisa bantu kamu” Pintanya. Anak itu memang sukanya memaksa. Aku tak ingin memberikan kertas itu padanya. Aku tak ingin dia mengalami hal buruk sepertiku. “Cepat berikan kertas itu” Paksanya lagi. “Atau kau akan menyesal des” Kata-katanya sungguh membuatku tak mengerti.

Malam itu..
Aku melihat dhea sedang duduk di koridor itu, Seorang laki-laki menghampirinya. Aku tak dapat melihat wajahnya. Tapi sepertinya mereka sedang bertengkar. Aku satu kantor dengan dhea. Sudah 8 tahun aku bersama dengannya sejak kami duduk dibangku SMP. 2 tahun lalu dhea menghilang bagai ditelan bumi. Aku tak ingin kehilangannya lagi. Itu seperti mimpi buruk! Dhea berlari keruangan itu, Ruangan dimana aku menemukan kertas itu. Sejak saat itu, Aku dihantui wanita itu. Sosoknya mengerikan. Matanya menyorotkan kebenciannya padaku.

Ukhi mendatangi kami berdua. “Kamu sudah sadar puteri cantik? Kau jangan sendirian sayang” Tanyanya seakan dia mengabaikan sahabatku. Aku sangat mencintainya. Sudah 2 tahun kami bersama, Menjalin cinta yang indah. “Sebaiknya kau beristirahat puteri, Kau sangat lelah. Sudah 2 tahun aku meninggalkan kantor ini, Semuanya tak ada yang berubah” Ternyata ukhi pernah bekerja di sini. Aku terbaring di atas sofa di ruang kerjaku. Kata satpam yang berjaga. Tubuhku tergeletak di koridor itu! Ingin kutanyakan semua kejadian itu pada ukhi, Berharap ukhi mengetahui sesuatu tentang misteri di balik koridor dan ruang mengerikan itu. Tapi sudahlah, Biar aku yang menyimpannya sendiri!

Mentari terasa sangat cepat meninggalkan bumi. Aku terpaksa kembali lembur karena tugas yang belum kuselesaikan, Aku meminta ukhi menemaniku malam ini. Saat aku mengetik naskah di komputerku. Tanganku bergerak sendiri, Mengetik sesuatu. Kulihat di layar monitor. Naskah itu, Seperti sajak yang kubaca di kertas itu. Aku tak ingin melihatnya. Ukhi masih berada di atas sofa, Memainkan belati kesayangannya. Dia selalu membawa itu, Berjaga-jaga jika sesuatu yang buruk akan terjadi.

Kugenggam tanganmu erat..
Jika kau paksa aku melepasnya..
Potonglah kedua tanganku..
Kutatap wajahmu yang indah..
Jika kau paksa aku untuk berpaling..
Congkellah kedua mataku..
Kulangkahkan kaki ini hanya berdua denganmu..
Jika kau paksa aku untuk berhenti melangkah..
Potonglah kedua kakiku..
Kujaga wajah ini agar hanya kau yang melihat..
Jika kau paksa aku untuk pergi..
Robeklah wajahku sesukamu..
Kutanamkan cinta ini didadaku..
Jika kau paksa aku untuk mencabutnya..
Cabutlah nyawaku..
U.R…

Sungguh bukan itu yang ingin aku lihat. Seketika, komputer mati dengan sendirinya. Komputer itu melayang dan menghantam kepalaku. “Hikhikhik, Hahaahahahaha” Tawa itu menggema di sana. Ukhi mengacungkan belatinya. Tubuhnya menubruk dadaku, Darah mengalir dari kepalaku. Sakit yang kurasakan! “Siapa kau?” Teriaknya. “Kau lupa” Hantu itu menjawabnya. Suaranya seperti seorang perempuan. Lampu mati dengan sendirinya. Aku kehilangan tubuhnya, Tubuh yang memelukku erat. “Ukhi, Di mana kamu” Aku menabrak setiap benda yang mengahalangiku. “Brukkkkk” Sebuah hantaman benda yang sangat keras. Kulihat seberkas cahaya. Aku melihat sosok itu, Wanita itu. Yang kulihat di koridor itu. Wajahnya sangat hancur, Masih sangat mengerikan. Dia mendekatiku, Menusuk perutku dengan belati. Memotong kedua tanganku, Kali ini sungguh sakit. Wanita itu menusuk mataku. Hanya hitam, Gelap. Semua yang kulihat hanya bayangan kematian. “Ukhi aku mencintai kamu”. “Hahahahaha, Kau wanita bodoh. Kau hidup dengan pembunuh” Aku tak mengerti apa yang dikatakan hantu itu. Aku terus mencari ukhi. Aku harus menemukannya walau kutahu, Aku takkan bisa. “Tak ada lagi waktu” Batinku. “Aku membenci kamu, Karena kamu. Dia meninggalkan aku” Hantu itu membelai rambutku. “Aku menyayangi kamu, Tapi kau mengambil semua itu dariku. Aku muak padamu! Kau harus mati dengan si pembunuh” Perkataannya, Sungguh aku tak mengerti. Lampu menyala kembali, Aku melihatnya. Ukhi tergeletak dengan belati menancap di dadanya. Sebuah kursi telah menghantam kepalanya. “Pangeran, Aku mencintai kamu. Bertahanlah untukku” Kupeluk tubuhnya yang lemah. “Semua sudah terlambat, Dia akan mati” Kutolehkan wajah ini kearah sumber suara itu. “Dhea, Sejak kapan kau di sini? Apa yang kau katakan?”. “Oh sahabatku, Sungguh naif kau. Kau merenggut kebahagiaanku. Kau mengkhianati aku, Kau rebut kekasih yang amat kucintai”. Kata-katanya seakan menghancurkan hatiku. Aku rapuh! “Kukorbankan semuanya, Jiwa ini, Raga ini. Kau bahagia di atas penderitaanku. Ini saatnya. Kubalas semuanya”. “Tunggu, Aku tak mengerti dhea. Kau sahabatku, Mana mungkin aku mengkhianatimu? Aku sangat menyayangimu. Aku tak peduli semua orang menganggap aku gila karena bersama denganmu. Aku tak peduli saat orang lain bicara aku hanya sendirian”. “Kau memang gila, Mencintai dia. Kau korbankan aku. 2 tahun lalu, Dia meninggalkanku demi bersama denganmu. Kau harus tahu mengapa dulu aku menghilang”. “Bicaralah, Biar semua jelas”. Dhea berubah menjadi wanita itu, Wanita yang sering kulihat di koridor itu. Wajahnya sangat mengerikan. Wanita itu menghampiriku. Dan aku, menghembuskan nafas terakhir setelah aku tahu. Akulah penyebabnya..

ADVERTISEMENT

“Kumohon ukhi, Aku mencintai kamu. Jangan pernah tinggalkan aku”. “Aku mencintainya, Jika kau menyayangi sahabatmu. Tentu kau ingin melihatnya bahagia”. “Aku lebih baik mati ukhi, Jika itu yang kau mau”. “Cleeeebbbb” Dia menghunuskan belatinya ke tubuh wanita itu. Wanita itu mati dipelukannya. Tubuhnya diseret ke ruangan itu, Secarik kertas jatuh dari saku wanita itu. Laki-laki itu membacanya! Ia potong kedua tangan mayat wanita itu, Mencongkel kelopak matanya, Memotong kedua kakinya, Merobek-robek wajahnya dan menguburnya di atas bangunan itu.

Secarik kertas itu, Sajak Berhantu. Terbang dihempas angin dan aku menemukan itu di sana. Dimakam sahabat yang aku cintai. Jika saja semua itu kutahu, Sungguh aku tak merelakannya. Aku akan selalu bersama denganmu..

Cerpen Karangan: Dheea Octa
Facebook: Octavhianie Dheea

Cerpen Sajak Berhantu merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Kasus Bayu

Oleh:
Awalnya aku serasa bosan dengan duniaku. Tuhan semberiku kelebihan yang jarang dimiliki oleh orang lain. Entahlah mengapa tuhan memberiku kelebihan seperti ini. Setiap malam aku selalu ketakutan. Melihat sosok

Danau Terlarang

Oleh:
Tengah malam di suatu hutan tempat sekelompok orang desa melakukan eksekusi seorang anak gadis kecil yang dianggap membawa sial mereka menempatkan gadis itu didalam peti lalu menguncinya lalu melemparkan

Misteri Bunuh Diri Gadis Iblis

Oleh:
Polisi sudah berada di sekitar Hotel Karuizawa. Seorang gadis bunuh diri di salah satu kamar di hotel terdebut. Kabarnya listrik di hotel tersebut mati dan kembali menyala, kemudian mati

Mata Batin (Part 2)

Oleh:
Kembali dengan ketiga sahabat pemburu misteri. Siapa lagi kalau bukan Jihan, Bagas, dan Arga. Kini mereka akan menelusuri rumah kosong dekat dengan rumah Arga. Arga menceritakan pada Jihan kejanggalan

Pita Putih Di Pohon Pinus

Oleh:
“Pencuri!” teriakku. Tukang parkir mengejarnya, menambrakan badannya ke pencuri. Pencuri pun jatuh, berdiri, terus melarikan diri. Jantungku berdebar ketika tukang parkir tersebut mengembalikan sepeda motorku. “Neng …, hati hati,

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *