Tap! Tap! Tap!

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Horor (Hantu)
Lolos moderasi pada: 26 February 2016

Semilir angin malam menerpa tubuhku seakan dinginnya menusuk kulitku sampai ke tulang-tulang. Ku letakkan tas besarku yang berisi pakaian, makanan-makanan kaleng, dan beberapa alat mandi. Ku tutup jendela kamarku yang tampak kotor karena debu. Kamar kost yang sudah lama tak dipakai ini sedikit membuatku lelah karena harus membersihkannya supaya aku nyaman menempatinya. Ku kunjungi kamar kost Margareth dan Joela. Hmm… Ternyata sudah rapi sekali. Pantas saja karena mereka membersihkannya berduaan.

“Joel! Vale! Aku menemukan ini di atas lemari gudang. Kita putar yuk!” ujar Margareth dengan piringan kaset hitam yang tampak usang di tangannya. “Oke!” sahut Joela kemudian ia menyalakan laptopnya. Kami bertiga pun mengerumuni laptop menyala yang sedang memutar piringan kaset hitam yang ditemukan Margareth di gudang.

Semenit, dua menit sampai sepuluh menit layar laptop hanya menampilkan tulisan tulisan aneh dengan latar belakang berwarna kemerahan. Tiba-tiba, di menit ke 11.25 ada gambar pemandangan dengan tulisan ‘YOU’. Lalu menit ke 11.50 masih dengan latar belakang sama dengan tulisan sama ‘YOU’. Dan berakhir di menit ke 12.12 masih sama antara latar belakang dan tulisan ‘YOU’. Kami bertiga saling menatap satu sama lain dengan keheranan. Akhirnya, karena merasa ngantuk aku pun mematikan rekaman itu lalu mematikan laptop. Sudah pukul 11.20, aku masih belum mengantuk. Aneh. Padahal tadi saat menonton rekaman itu aku merasa ngantuk. Aku jadi teringat rekaman aneh itu. Apa maksud rekaman itu. Tiba-tiba, aku mendengar bunyi ketukan yang menimbulkan rasa penasaran.

TAP! TAP! TAP!…

Ketukan itu sepertinya dari kamar kost sebelah. Apa yang dilakukan Joela dan Margareth malam malam begini? Bukankah mereka bilang sudah mengantuk? Karena penasaran, aku lalu berjalan menuju kamar kost dua sahabatku itu dengan perlahan. Kamar pintunya sedikit terbuka. Ada sensasi dingin yang berbeda yang ku rasakan dari area kamar kost Joel dan Marge. Ku lihat arloji di tangan kananku. Pukul 11.25.

“Hah!” gumamku kaget saat ku intip sesosok makhluk mengerikan dengan jubah hitam berdiri di depan ranjang Margareth. Makhluk itu berwajah pucat dan mengerikan. Kuku jari-jari tangannya sangat tajam dan tampak kotor. Tampak, jari tengah tangan kirinya sangat panjang dan memiliki kuku yang runcing. “Hhh!!” aku benar-benar kaget dan darahku serasa berhenti mengalir saat ku lihat makhluk itu membekap wajah Marge lalu menusukkan jari tengah tangan kirinya itu tepat ke dada Marge. Seketika darah menyembul ku saksikan gestur tubuh Marge menahan rasa sakit. Setelah puas dengan Marge, makhluk itu menghampiri ranjang Joel. Tak jelas apa yang ku lihat pada Joel. Yang jelas pasti makhluk mengerikan nan kejam itu sedang melakukan hal sama seperti pada Marge. Aku coba langkahkan kakiku menuju kamarku sepelan mungkin.

TAP! TAP! TAP!

Suara ketukan itu! Terdengar dengan jelas di telingaku dari balik pintu kamar kostku. Aku yang sedang bersembunyi di balik selimut tebalku diatas ranjang sedang merasakan ketakutan yang teramat sangat. Tuhan! Aku mohon. Beri perlindunganmu! Tuhaaan.

NGEEK!

Suara pintu terdengar dibuka. Astaga. Aku lupa menguncinya karena saking takutnya. Aku pasrah saja. Aku hendak meraih kalung rosarioku namun terlambat. Yang sekarang ku lakukan adalah mencoba tenang dan pura-pura tidur. Terasa dengan jelas dengusan napas makhluk itu saat membuka selimutku. Tercium aroma amis darah yang menyengat.

ADVERTISEMENT

RRRHHH!

SSSHHHAAA!

KKKHHH!

Begitulah suara makhluk itu yang ku tangkap lewat telinga mungilku. Karena kamarku gelap. Ku coba buka sedikit mata kiriku. Tuhan! Tuhan! Tuhan! Makhluk itu sangat mengerikan. Tak sepucat yang ku lihat tadi. Wajahnya sangat tak lazim dan sangat menyeramkan. Gigi-gigi tajamnya ke luar dengan bercak-bercak darah. Kulit mukanya penuh dengan cabikan. Matanya. Sesuatu yang langsung membuatku merasa seperti mati rasa. Berwarna merah menyala. Sangat… Sangat menakutkan. Ku lihat samar-samar, tangan kanannya mendekap wajahku. Tercium bau darah yang langsung membuat perutku melilit. Aku sangat ketakutan. Aku pasrah saja. Tuhan!

AAAAKKK! KKKEKKKKKK!

Makhluk itu tampak kesakitan dan perlahan mulai pergi dari dalam kamarku. Aku langsung terbangun dan ku raba leherku. Ternyata terbelit kalung dengan salib dari perak. Aku baru ingat, ini adalah kalung wasiat dari nenekku yang selalu ku pakai dalam keadaan apa pun. Seketika aku menangis sejadinya. Esok hari. Puluhan polisi mengamankan jasad Joela dan Margareth. Aku yang ditemukan lemas di pojok kamar juga diboyong ke dalam ambulans. Banyak sekali wartawan dan warga setempat yang mengerumuni area kost. Terdengar ucapan polisi yang mengatakan bahwa kasus ini adalah kasus pembunuhan berencana dan tersangka masih dalam tahap pencarian. Padahal, bukan itu yang sebenarnya. Sepasang mata mungilku saksinya. Makhluk hitam yang menyeramkan telah membunuh dua sahabatku. Joel! Marge! Semoga kalian tenang di sana. Dan makhluk itu.

Ada…

Di…

Cerpen Karangan: Fauzi Maulana
Facebook: www.facebook.com/fauzimaulana.sukidakara

Cerpen Tap! Tap! Tap! merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Cinta dan Benci

Oleh:
Malam hari yang sepi tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku. aku melihat jam, pas pukul 20.00. bapak dan ibu juga belum datang, mereka masih kerja di toko. Pulangnya kan

Bloody Mary

Oleh:
Dhea, Rara, Steffi, Amel, dan Keyla berkumpul malam mingguan di sebuah kafe, mereka berbincang-bincang. “Eh guys, gimana kalau kita main ritual bloody Mary pasti seru!!” Ujar Rara. “Bloody Mary?

Ghost of School

Oleh:
Hai, nama gua Vety. Ini kisah nyata gua yang gua alamin waktu gua kelas 7 dulu. Hari itu hari sabtu, hari dimana gua dapet jadwal piket kelas. Jadi gua

Wanita Berbaju Hitam

Oleh:
02.00 siang. “Bagaimana?” tanya seorang polisi di sebelahku. Aku menggeleng. “Tidak ada,” jawabku. “Ah..” katanya pelan. Polisi itu lantas pergi menjauh meninggalkanku. Langkahnya yang berat bisa ku rasakan dari

Teror Kuyang / Kerowakkan (Part 2)

Oleh:
2 Hari Kemudian Wati berteriak keras memanggil suaminya saat melihat tubuh anaknya membiru di bagian belakang punggung. Aki Unggal bersama istrinya yang sedang menampi beras juga segera berlari ke

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *