Uniform

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Horor (Hantu), Cerpen Misteri
Lolos moderasi pada: 11 February 2016

Seperti biasanya setiap sampai di sekolah semua mata tertuju padaku. Apa lagi hal yang lebih menarik dibanding seragam sekolahku yang penuh dengan jahitan. Mereka penasaran di bagian mana lagi seragam yang aku pakai dijahit. Pagi itu aku melihat Sofia datang, anak orang kaya yang selalu mengganguku.
“Wah, Sof lihat itu dia menjahit yang kemarin,” Kata Tisa teman dekat Sofia.
“Hai Melati… Sepertinya kamu sangat sayang pada seragammu itu. Kamu bahkan tidak menggantinya setelah apa yang aku lakukan. Aku suka keteguhanmu,” Kata Sofia dan dia menarik kancing bagian atas bajuku. Semua anak di kelas tertawa melihatnya dan hanya aku yang merasa sedih.
“Hebat… Apa besok dia akan menjahitnya lagi?” Tanya Tisa.
“Barangkali.” Mereka berlalu pergi.

Bel pulang berbunyi, Sofia berjalan mendekatiku.
“Oh ya Mel aku dan yang lain minta bantuan kamu boleh nggak?” Pinta Sofia.
“Untuk apa?”
“Nanti sepulang sekolah kamu tolong kembalikan buku perpustakaan kami ya, soalnya kami ada acara sepulang sekolah,” Kata Sofia.
“Baiklah,” Sofia pergi dan aku merapikan buku yang akan dikembalikan itu. Sebuah buku terjatuh dan dari mejaku. Aku mengambil dan melihat ada sebuah kertas di dalam buku itu.
“Apa ini, ehmm… Kertasnya sepertinya sudah lama warnanya kuning,” Aku membaca surat itu.
“Kau membutuhkan aku, cari aku di laci 09 di perpustakaan.” Isi surat itu. Aku tidak terlalu mempedulikan hal itu.

Sesampainya di perpustakaan aku tidak melihat ada siapa-siapa di sana.
“Mungkin sebaiknya aku meletakkan buku ini di sini,” Aku meletakan buku itu di atas meja baca.
Aku langsung pergi dan melihat sebuah rak buku dengan laci yang bertuliskan 09. Aku kaget dan mendekati laci itu. Saat membukanya… “Wah ini seragam sekolah baru, siapa yang meletakkan di sini?” Di dalam hati aku sangat senang melihatnya dan aku juga bingung apa aku harus mengambilnya. Aku mengeluarkannya dan melihat sebuah kertas di bawahnya.

“Silahkan!”

Aku melirik ke sekitarku dan melihat apa ada orang lain. Ternyata masih sepi. Karena malu dengan seragam sekolah yang aku pakai, aku memutuskan untuk mengambilnya. Keesokan harinya setelah mandi aku menggunakan seragam itu dan wah… Ini bagus sekali masih terlihat baru. Aku merasa percaya diri berangkat sekolah. Sesampainya di sekolah, masih seperti biasa mereka terus memandangku sampai aku masuk ke kelas. Tapi kali ini rasanya berbeda, aku merasa percaya diri. Di kelas aku melihat Sofia dan Tisa kaget, mereka segera menghampiriku.

“Wah… Melati kamu memang hebat bikin orang kaget ya?” Ujar Tisa.
“Dapat dari mana nih? Aku nggak yakin kamu punya uang untuk membelinya,” Kata Sofia dan berjalan mendekatiku dan menyentuh seragamku.
“Ah… Kenapa panas sekali,” Sofia meniup-niup tangannya karena merasa terbakar. Aku melihat Sofia sangat kesakitan. “Kamu kenapa Sof?” Tanya Tisa.
“Coba kamu pegang seragam itu rasanya panas sekali,” Kata Sofia.
Tisa berjalan mendekatiku dan menyentuh seragamku. “Hah… A..aaaapa itu, di belakang Melati?” Tisa terlihat ketakutan. Mereka berdua pergi meninggalkanku.

Satu minggu sudah aku menggunakan seragam ini dan semua orang yang sering mengganguku merasa ketakutan dan tidak berani menatapku. “Melati tolong bagikan lembaran ini,” Kata guru matematikaku. Aku berjalan ke bangku mereka dan mereka ketakutan. Aku benar-benar tidak tahu apa yang yang mereka takuti.
Aku berjalan kemeja Sofia dan dia… “Apa kamu memelihara hantu untuk membeli seragam itu?” Kata Sofia tanpa menatapku. Mendengar hal itu aku cepat-cepat pergi ke toilet. Aku berusaha mencermati kalimat Sofia. Hantu, di mana? kapan mereka melihatnya?

“Aku di sini,” Seorang Perempuan muncul di dalam cermin. Dia berdiri di belakangku.
“Aku tidak mau seperti ini, aku masih ingin hidup jadi biarkan aku hidup di dalam tubuhmu,” Kata perempuan yang berseragam sama sepertiku.
“Siapa kamu?” Tiba-tiba pandanganku kabur dan tubuhku terasa lelah. Aku tersadar dan berada di perpustakaan.
“Ini mikikku, kenapa bapak tidak percaya,” Kata gadis yang aku lihat di cermin.
“Rita kamu tahu apa hukuman bagi orang yang mencuri?” Kata seorang guru yang aku kenal.
“Tidak aku tidak mencuri, kalaupun aku mati aku akan tetap hidup,”
“Diam kamu!” Teriak guru itu.
“Ini semua salahmu, kenapa kau membeda-bedakan aku dengan yang lain. Kau selalu mengomentari seragamku yang jelek. Kamu bukanlah guru yang baik!”

Tidak tahu apa yang terjadi Melati bangun dan mendapati dirinya berada di UKS dan di sampingnya ada guru yang mengajar matematika di kelasnya. “Permisi Pak, apa bapak kenal dengan murid yang bernama Rita?” Tanyaku penasaran. “Kamu tahu dari mana nama itu, dia… dia muridku sembilan tahun yang lalu dan aku selalu menekannya, dia selalu menggunakan seragam yang jelek dan aku merasa setiap orang menganggap kalau ini sekolah miskin. Jadi aku selalu menekannya, bahkan ketika ia mendapat seragam baru aku terus saja menekannya. Dan ia bunuh diri.” Guru itu menangis dan pergi.

Sebulan setelah kejadian itu aku tidak lagi menggunakan seragam itu, karena mengetahui ada hal lain yang hidup di dalamnya. Aku kembali menggunakan seragam lama dan mengembalikkan seragam milik Rita. Sofia dan yang lainnya tidak lagi menggangguku dan kami mulai berteman baik.

ADVERTISEMENT

Cerpen Karangan: Dea Safarina
Facebook: Dea Safarina

Cerpen Uniform merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Boneka Kelinci yang Seram

Oleh:
Sebelum saya menceritakannya saya akan mengenalkan diriku terlebih dahulu. Nama saya Josh umur 13 tahun. Nama adik saya Jessica 4 tahun. Suatu ketika, saat Jessica berulang tahun, temannya memberikan

Rumahku Yang Angker

Oleh: ,
Pada suatu hari ayaku pulang dan memberitauhkan kabar gembira “Anak anak ayah ada kabar gembira.” “Apa itu yah?” “Kita akan pindah ke Kalimantan.” “Ke kota mana yah?” “Pontianak ayah

OUIJA (Part 2)

Oleh:
Ah iya aku lupa memberitahu bahwa rumah ini terdiri dari dua lantai. Aku dan Netha lari ke bagian belakang rumah ini, ah sepertinya ini dapur. Aku tidak tahu kemana

Horor Mencekam

Oleh:
Jam dinding berbunyi menunjuk 08:23 malam. Kamis-22-2012. Malam ini sepi tanpa suara tawa yang ingin ku dengar. Hujan malam ini menyisahkan rintik yang sepenuhnya belum berakhir. Suara musik dari

Ketika Aku Hilang (Part 1)

Oleh:
Dulu… aku tak percaya akan adanya makhluk bernama hantu, bagiku makhluk horor itu hanya ada dalam dunia perfilman saja, dan tidak ada di kehidupan nyata. Menurut pendapatku, arwah orang

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *