Waktu Senja

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Horor (Hantu)
Lolos moderasi pada: 28 August 2017

Ku berjalan menuju dapur rumahku, mencari ibuku. Tapi dia tidak ada di sana, ke mana ibu, biasanya waktu senja seperti ini ibu memasak di dapur untuk makan malam nanti.

Dulu ibu selalu bilang jangan keluar rumah kalau sudah senja dan berhati-hatilah kalau sendirian di rumah. Dan kali ini aku sendirian, ibu entah ke mana, ayah belum pulang dari kantornya, sementara kak Elin mungkin saja dia menginap di rumah kak Sinta.

Aku memasuki kamar tidurku, jendelanya terbuka dan gordennya sedikit basah. Pelan-pelan aku menghampiri jendela itu, hari sudah mulai gelap, jalanan sudah terlihat sepi, ditambah hujan turun sangat deras. Ku menutup jendela kamarku dan menghempaskan tubuhku di atas tempat tidur.

Tok… Tok… Tok, suara seseorang mengetuk pintu kamarku, aku membukanya dan sedikit terkejut ternyata kak Elin kakakku. Bajunya basah karena kehujanan dan badannya sedikit menggigil. “Kak Elin, ada apa?” tanyaku keheranan, kak Elin menunduk. “Angga tolong kakak, to… tolong” suara kak Elin sangat pelan dan terdengar ketakutan. “Ayo masuk kak” Ucapku akhirnya mengajak kak Elin memasuki kamarku.

“Ada apa?” tanyaku sekali lagi. Kak Elin melirikku “HI…HI…HI…HI…HI” dia tertawa sangat keras, aku benar-benar terkejut, mata kak Elin berdarah, rambutnya panjang terurai. “Si…si…siapa kau?” tanyaku sambil berjalan mundur menjauhi sosok menyeramkan itu. “HI…HI…HI…HI” sosok itu tertawa makin keras, aku berlari secepat mungkin, sosok itu melayang mengikutiku.

Aku sangat ketakutan, badanku menggigil, aku bersembunyi di bawah meja. Tiba-tiba aku merasakan hawa aneh di belakangku, perlahan-lahan aku menengoknya ke belakang dan “AAAAAAAAA” aku menjerit ketika sosok itu ada di belakangku dia mencekikku, jantungku rasanya berdetak sangat cepat, nafasku sesak. Sosoknya sangat menyeramkan, rambutnya panjang terurai, matanya berdarah dan giginya runcing seperti gergaji.

“Angga… Angga kamu di mana?” itu suara ibuku, sosok menyeramkan itu akhirnya menghilang dari hadapanku. Aku berlari menghampiri ibuku “Ibu… aku takut, aku takut” kataku seraya memeluk ibuku dengan erat “kau kenapa Angga?” tanya ibu sambil mengelus pelan kepalaku. “ibu aku… aku melihat hantu bu, wajahnya sangat menyeramkan” ucapku ketakutan.
“Apa wajahnya seperti ini?” aku terkejut melihat wajah ibuku, matanya keluar, dan bibirnya sobek-sobek. “AAAAA” aku menjerit dan berlari meninggalkan sosok itu.

Cekrek.. Aku mengunci pintu kamarku dan bersembunyi di balik selimut. Aku benar-benar ketakutan, wajahku pucat, dan badanku menggigil hebat.
Sekarang aku tahu kenapa ibu menyuruhku berhati-hati di rumah sendirian ketika senja. Aku menangis.
“AYAH… IBU CEPATLAH PULANG”

THE END

Cerpen Karangan: Susi Susanti
Facebook: Suzhi Susanti Lawatty

ADVERTISEMENT

Cerpen Waktu Senja merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Cinta 2 Dunia

Oleh:
Waktu itu Ben baru pulang dari acara dinner bersama teman-temannya. Saat pulang melewati jalan Casablanca di bilangan Jakarta Selatan. Malam menunjukan pukul 23.00 WIB. Tiba-tiba ada sesosok wanita cantik

Kematian 12 Penari

Oleh:
“Sudah saatnya, setelah sekian lama..” Suara serak itu sayup-sayup terdengar. Langkah kakiku berusaha ku pelankan. Aku tak ingin membuatnya berbuat yang tidak-tidak padaku. Kamarnya sukses ku lewati tanpa sepengetahuannya

Sahabat Malaikat Kematian

Oleh:
“Pembunuh berantai terkejam Amerika telah ditangkap. Kini, dia telah dipenjarakan. Tetapi keesokan harinya ia ditemukan…”. “Yah itu lagi…” kataku sambil duduk di sofa. Hai, namaku Mark. Aku adalah siswa

Hantunya Beneran

Oleh:
Pernah gak kalian ke rumah hantu di suatu lokasi bermain? Pernah gak kalian sadar di antara hantu yang bohongan ada hantu yang beneran? Gue pernah. Jadi waktu gue masih

Bertemu Hantu Kepala Buntung (Part 2)

Oleh:
Mereka pun menelusuri jalan hutan belantara tersebut dengan harap-harap cemas. Setelah 1 jam mereka berjalan, mereka baru menemukan jalan berjalur warna merah. “Eh, lihat deh, itu jalur warna merahnya!”

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *