Ada Tuhan

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Islami (Religi), Cerpen Motivasi
Lolos moderasi pada: 10 June 2020

Aku tak bisa mengerti dari mana dan bagaimana semua ini berawal. Bagaimana rasa takut tak wajarku yang semakin membesar hingga meruntuhkan optimismeku.

Aku hanya gadis biasa, aku bahkan tidak tau apa yang bisa kusombongkan dari diriku. Aku bukanlah murid terpintar atau anak dari keluarga yang berpengaruh. Tapi, bukan berarti aku orang yang suka menggantungkan diriku pada orang lain. Tidak! Bahkan setiap punya masalahpun, aku memendamnya sendiri.

Pertanyaanku, apakah orang seperti ini bisa dikatakan sombong? Apakah orang seperti ini bisa dikatakan pengganggu? Apakah orang seperti ini. Bisa dikatakan penghina? Katakan ya dan dunia akan runtuh (ups!!). Tapi, aku akan percaya hampir seratus persen kalau kau bilang aku lemah dan penakut. Kenapa? Karena sudah kukatakan dari awal kalau semakin lama, ketakutanku semakin membesar. Dan aku tidak tau bagaimana semua ini berawal. Karena aku tak tahu bagaimana semua ini berawal, aku akan memulai darimana saja. Sebisaku.

Apa yang kau pikirkan tentang orang yang memilih melamunkan kebersamaannya dengan keluarga yang dicintainya atau dengan teman-teman yang selalu menemaninya dengan canda tawa, dibanding melakukannya saat itu juga. Kebersamaan, canda tawa, senyum yang merekah, semua itu hanya ada dalam bayangannya. Kenyataannya, dia hanya diam dengan mata yang menerawang jauh. Padahal dia tahu, teman-temannya ada di sekitarnya. Ada di sampingnya. Keluarganya juga bersamanya, sedang berusaha meramaikan suasana dengan celotehan dan sahut menyahut yang seakan tanpa akhir, sekaligus diiringi senyum-senyum yang mulai mengembang. Apa yang kau pikirkan tentang orang yang seperti itu? Jawablah dan akan kutebak kau pasti bilang bodoh. Jika tidak, kuharap aku bisa bertemu denganmu dan mengobrol lebih jauh. Lalu, kutanya lagi, apa yang kau pikirkan jika orang itu adalah aku? Jawab saja dalam hati dan tak perlu diungkapkan. Aku belum siap mendengar jawabannya.

Sungguh, aku ingin bersenang-senang dengan mereka. Aku ingin bercanda tawa, aku ingin berceloteh ria dan menampakkan senyum merekah yang tulus. Aku juga ingin melontarkan lelucon yang membuat mereka semua tertawa terbahak-bahak, hingga melupakan bahwa mereka punya sejagat masalah. Aku ingin melakukan itu semua. Aku ingin sekali.

Lalu, kenapa aku hanya bisa diam saja? Kenapa aku malah merasa cemas saat berada diantara mereka? Aku bahkan berharap bisa meminjam jubah ghaib Potter agar membuat tubuhku transparan. Tak terlihat namun ada dan bernapas.

Tapi, bukankah aku sudah seperti itu?

Lalu, sebuah pertanyaan kembali muncul. Pertanyaan yang sepertinya lebih tepat kutujukan untuk Tuhan dan diriku sendiri.

“Apakah aku akan selamanya seperti itu?”

Dan sayangnya, aku tak bisa menjawab pertanyaan itu. Karena aku tak pernah yakin bahwa aku bisa, meskipun seribu motivasi sudah kulahap habis.

ADVERTISEMENT

Tapi, aku yakin seratus persen bahwa Tuhan pasti menjawabku lewat waktu dan semestanya milikNya. Lalu, aku berpikir lagi, bukankah Tuhanku senantiasa memberikan petunjuk? Bukankah Tuhanku sudah memberikan pedoman berabad-abad yang lalu? Dan kenapa aku tak pernah benar-benar menyadarinya? Bahkan aku semakin menjauh. Betapa buruknya diriku.

Jadi, aku mencoba mengingat. Aku mencoba mencari. Dan.. aku menemukannya. Beberapa ayat, yang membuatku tersadar. Meskipun aku sudah tahu ayat itu sejak dulu, entah mengapa aku memilih tak memikirkannya lebih jauh. Dan sungguh! Penyesalan tak pernah disiplin. Dia selalu datang terlambat. Aku sangat-sangat menyesal.

Akan kuberitahu beberapa firman-Nya kepadamu. Baca baik-baik dan renungkan!

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Surah Al-Baqarah
“Maka, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.” Surah Al Insyirah Ayat 5.
“Sesungguhnya, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka.” Syrah al rad ayat 11.

Dari 3 ayat itu, aku menyadari ketika aku menjauh dari Tuhan, aku hanya akan berputus asa dan malah bersahabat dengan rasa takutku.
Tuhan selalu mengingatkanku lewat firman-Nya dan semesta milikNya. Tapi, ketika aku memilih menutup mata hatiku, aku akan semakin terpuruk. Dan dimana aku akan diterima, ketika alam semesta ini hanyalah milikNya? Ketika aku mengabaikan peringatan-Nya, semesta juga akan mengabaikanku.

Setiap Aku ingin mernyarah, Aku berkata pada diriku, “Tuhan memberitahuku bahwa aku sanggup menyelesaikan masalahku. Tuhan tahu sampai dimana batas kemampuanku. Tuhan memberitahuku, selalu ada kemudahan yang mengiringi kesulitan. Jadi, ketika aku menyerah, aku kehilangan kemudahan. Tuhan menyuruhku berusaha untuk meraih kemudahan yang ada dibalik kesulitan. Jadi, segera lawan dan bunuh kesulitan itu. Agar aku bisa segera bertemu dengan kemudahan.”

Untuk kamu yang seagama denganku, baca dan renungkanlah lagi. Kuharap kamu semakin sadar dan semakin teguh keimananmu. Dan jika kamu menemukan ayat yang membuatmu lebih bersemangat lagi, tunjukkanlah padaku dan aku akan sangat berterimakasih.

Untuk kamu yang berbeda keyakinan: Ingat, pikirkan, dan renungkanlah agama dan Tuhan yang kamu yakini dan percayai! Aku percaya dan yakin kalau setiap orang percaya bahwa agama yang mereka pilih adalah yang terbaik dan mengajarkan kebaikan. Mari mengingat Tuhan dan tersenyum!

Semenjak saat itu, aku berusaha melakukan sebisaku. Berusaha menyelesaikan tanggungjawabku. Dan perlahan-lahan, aku mulai merasakan perubahan dalam hidupku. Aku merasa bahwa aku mulai dianggap ada. Aku merasa, aku mulai mendapat perhatian, dan aku mulai jarang merasa kesepian. Meskipun aku masih sering menangis. Tapi, setiap Aku menangis, Aku berusaha Untuk selalu mengingat Tuhanku, Dan kubiarkan tangisku semakin pecah.

Tuhan yang paling mengerti apa yang kurasakan. Tuhan selalu tahu apa yang kusembunyikan. Jadi, kubiarkan air mataku mengalir. Aku menangis kepada Tuhan. Bukan, bukan karena Aku Marah. Aku hanya berpasrah, menyerahkan seluruh Beban Dan rasa takutku. Berharap Dan berdoa. Mengikhlaskan apa yang terjadi padaku. Karena hanya Dia yang Maha Mengerti. Hanya Dia Yang Maha Mengetahui apa yang tersembunyi. Jadi, Aku tak perlu menyembunyikan rasa takutku. Aku tak perlu berusaha menampakkkan senyum palsuku. Aku akan menjadi apa adanya di depan Tuhan. Menjadi hamba yang memohon pertolonganNya. Menjadi hamba yang meminta petunjuk dariNya. Karena, meskipun tak ada finding Untuk bersandar, masih ada lantai Untuk bersujud.

“Jadi, seberapapun besarnya masalah Kita, seberapapun besarnya Bevan di pundak Kita, percayalah pada Tuhan sebesar itulah kemampuan yang Kita miliki. Jangan menyerah Dan tetap bersemangat!!! Tuhan selalu bersamamu.”

Cerpen Karangan: Lianatasya
Blog / Facebook: dyah ayu tasya
salam kenal, ini cerpen pertamaku disini. semoga suka ya..

Cerpen Ada Tuhan merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Hujan

Oleh:
Hujan, apa yang kau pikirkan tentang satu kata itu? Apakah hujan itu memberikan kebahagiaan? Kesedihan? Atau hujan adalah sesuatu yang dapat mewakili perasaan yang sulit untuk diungkapkan? Yah, mungkin

Hijrah dan Hijab

Oleh:
Fajar perlahan-lahan mulai menampakan sinarnya dari ufuk timur, matahari bersinar lebih cerah pagi ini seolah memberi isyarat kebahagiaan setelah malam menyelimutinya tadi. Ada yang aneh di sekolah hari ini.

Keikhlasan Cinta

Oleh:
Cuaca yang terik ini bukan suatu alasan untukku merasakan panas yang serasa membara sampai ke lerung jiwa. Tapi keadaan ini yang membuatku terasa semakin (ingin) menyesal. Tak mau rasanya

Setitik Harapan Gadis Lorong Kota

Oleh:
Hai perkenalkan namaku nana, aku adalah seorang gadis yang tinggal di desa terpencil dari sebuah kota. Perbedaan yang sangat mencolok di masyarakat. Dimana yang kaya diperlakukan bak seorang raja,

Masalah Sharmay

Oleh:
Matanya menjelajahi seisi rumah itu. Asri banget, pikir gadis yang tengah menunggu si empunya rumah. Ini pertama kali bagi Sharmay -anak kampung baru merantau ke kota- menduduki sofa empuk

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *