Dukung Aku

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Islami (Religi), Cerpen Motivasi, Cerpen Slice Of Life
Lolos moderasi pada: 29 June 2019

Minggu lalu seorang ustadzah memberiku tugas untuk menuliskan sebuah cerita. Cerita tentang awal perjalananku berada di Ma’had ini. Namun siapalah aku? Aku hanya bocah yang belum banyak mengerti. Sampai tugas membuat cerita tentang diriku sendiripun aku merasa tak mampu. Dan inilah yang kulakukan sekarang, duduk termenung sambil memandangi kertas tugasku yang masih saja kosong sejak enam hari lalu. Berkali-kali aku mencoba menulis segala yang terlintas di pikiranku, namun fikiran tentang hafalan yang esok pagi harus kusetorkan membuatku semakin tak tahu harus menulis apa..

“cletak”, perlahan kuletakkan penaku di atas meja. menarik napas panjang dan kemudian menghembuskannya perlahan. Melihat sekeliling untuk mencari sebuah gagasan, bertanya kepada setiap orang yang berlalu lalang soal apa yang bisa kutulis, namun aku hanya menerima jawaban sebuah senyuman. Tiba-tiba pandanganku tertuju pada “sesuatu” yang sedang tergeletak di atas lantai. Diam dan tak bergerak. “sesuatu” itu menarik perhatianku, dan tanpa sadar diriku terbawa mendekat pada “sesuatu” itu

Ternyata “sesuatu” itu adalah seekor capung! Capung yang malang.. apakah ia mati? Mengapa ia diam saja dan tak terbang? Apakah ia sendiri? Sejenak melihat capung itu membuatku teringat pada ucapan salah seorang teman “sekuat apapun dirimu dan seberapa mampu dirimu, takkan bertahan jika kau berjalan seorang diri. Kau membutuhkan orang lain. Meski hanya dengan dukungan kecil”.

Kuulurkan jariku dan perlahan kusentuh salah satu sisi sayapnya. “ddrrrrtt”, sayap capung itu bergetar. Ia masih hidup! Kuletakkan ia di atas telapak tanganku. Sayapnya terus bergetas sampai membuat jari-jariku merasa geli. Sampai beberapa detik kemudian capung itu terbang, lantas menari di atas langit-langit asrama

Aku megerti, mungkin ini bisa disebut dengan dukungan kecil. Capung itu kembali bergerak setelah aku memberikannya sedikit belaian. Sebaliknya, lewat capung tersebut aku merasa terinpirasi, sehingga kertas yang sejak enam hari lalu mulai terisi dengan sederetan tulisan yang berjajar.

Entah, cerita ini berarti bagi orang lain ataupun tidak. Bagiku dari sini aku mengerti bahwa kita sebagai makhliq hidup harus saling mendukung. Karena kebanyakan orang hanya tahu bagaimana cara menyalahkan, menuntun dan memberitahu. Tapi mereka tidak megetahui bagaimana cara mendukung.

Cerpen Karangan: Nur Aisyah Amalia
Facebook: facebook.com/icha.afach

Cerpen Dukung Aku merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Unexpectedly

Oleh:
Pernahkah kalian merasakan jatuh cinta yang sangat dalam? Jatuh segitu dalamnya sampai sangat sakit saat ditinggalkan? Pernahkah kalian merasakan cinta yang begitu tulus? Saking tulusnya sampai begitu bodoh hingga

Sandiwara Agustus

Oleh:
Pada sore hari terdengar langkah kaki yang menuju ke kamarku, pelan-pelan langkah kaki itu semakin dekat. Saat aku membuka mata, Ibu sudah ada di depan mataku. Aku menatap Ibu

Yakin Bisa

Oleh:
Hai! Namaku Shafira Maulidya, biasa di panggil Fira. Aku sekarang duduk di bangku SMA, tepatnya di kelas 9. Aku anak sulung dari dua bersaudara. Aku hidup di keluarga yang

Balai Hujan

Oleh:
Hari ini terasa singkat sekali. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua siang. kenapa aku bisa lupa ya kalau jadwal kuliahku di majukan jadi pukul 2 siang sekarang.

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Dukung Aku”

  1. Maulida says:

    Cerpen nya bagus bagus, dan menarik.., jdi pngn baca semuaa..:))))

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *