Hijrahku

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Islami (Religi)
Lolos moderasi pada: 14 September 2021

Di atap gedung tinggi sekarang Anara berdiri. Matanya menatap kosong langit biru disekitar. Membiarkan hijab panjangnya tertiup-tiup hembusan angin sore itu. Anara menangis.

“Segala sesuatu telah aku lakukan beribadah kepadaMu, mentaati semua perintahMu, dan menjauhi segala laranganMu, tapi kenapa Engkau beri aku cobaan seberat ini ya Allah. Aku putus asa. Aku tidak sanggup lagi,” suara Anara bergetar. Tak sanggup menerima kenyataannya lagi.

“Dimana? Dimana kasih sayangMu, dimana pertolonganMu yang Engkau janjikan kepada setiap Makhluk yang beriman padaMu?!” Anara terus menangis.

Gadis itu putus asa, mendapati kenyataan bahwa kehidupan membuatnya semakin kacau. Permasalahan terus terjadi dihidupnya. Anara tetap sabar. Permasalahan datang kembali silih berganti. Anara masih tetap sabar. Tapi seketika kesabarannya itu berganti menjadi keputus asaan saat mendapati ibunya terbaring kaku.

Didepan matanya Anara harus kehilangan sosok orang yang selalu menyemangati dalam menjalani hidup. Yang membuatnya selalu sabar dan ikhlas dalam menjalani ujian dari Allah. Dan kini, sosok itu harus pergi meninggalkannya.

“Dimana pertolonganMu itu Ya Allah!” Teriak Anara hampir serak. Membiarkan tangisnya turun dengan deras.
Bukankah Allah maha adil. Maha penyayang maha kuasa? Tapi kenapa Allah beri gadis itu cobaan sampai akhirnya putus asa akan takdirnya dan menjadikan hidupnya tak lagi berarti.

Sampai tak sadar seseorang sudah berdiri tak jauh disamping Anara. “Anara, ada apa?” tanya lembut Rania ia adalah salah satu teman di universitas ini.
Anara menoleh. Beberapa detik kemudian matanya kembali menatap langit biru didepannya.

“Apa ada masalah, Anara?” Tanya Rania lagi.
Anara menghapus air matanya dengan kasar menatap Rania tajam. “Allah tidak adil! Dimana? Dimana pertolonganNya saat hamba itu kesusahan?!” Ucap Anara penuh penekanan. Kembali menangis. Rania menghela nafas menatap gadis disampingnya. Dan tersenyum.

“Allah terus memberi ujian dalam hidupku. Permasalahan silih berganti membuatku hampir putus asa. Aku terus menunggu, bersabar jika suatu saat pertolongan itu akan datang meringankan permasalahanku. Tapi sekarang … Sekarang aku putus asa. Ibuku, penyemangat hidupku satu-satunya harus tinggalkan aku juga.” Anara tersedu-sedu menceritakannya.
Rania terdiam. Mendengarkan dengan baik pernyataan hidup gadis itu. Hanya lengang. Tak ada suara lagi selain Isak tangis Anara.

“Anara, kamu tau, aku juga pernah mengalami semua ini. Sama sepertimu juga, aku putus asa. Tapi tidak sampai disitu. Aku menguatkan hatiku karena aku tahu, bahwa Allah tidak akan menguji seseorang melainkan diluar batas kemampuanya, Al-Baqarah ayat 287.”

ADVERTISEMENT

“akan kuceritakan tentang salah satu nabi yang sangat tabah menerima ujian dari Allah, Ra.” ucap Rania lembut. Anara hanya menatapnya sekilas dan kembali menatap lurus kedepan.

“Nabi Ayyub AS merupakan seorang hamba Allah yang taat beribadah dan berdakwah di Mesir. Ia mempunyai banyak harta kekayaan, binatang ternak dan lahan perkebunan.
“Iblis mengatakan kepada Allah, Ayyub rajin ibadah karena dia hidup dalam kesenangan. Maka Allah pun memberikan ujian keimanan Nabi Ayyub AS dengan dengan menghilangkan harta yang dimilikinya.

“‘Wahai Ayyub, lihatlah Allah SWT sudah mengambil semua kekayaanmu, buat apa kamu terus beribadah seharusnya kamu marah,’ kata Iblis, menggoda Nabi Ayyub. Tapi Nabi Ayyub menjawab bahwa semua harta miliknya hanya titipan dari Allah.

“Lantas semua diambil kembali oleh Allah karena Dialah sang pemilik sesungguhnya. Setelah itu untuk menguji kesabaran dan keimanan Nabi Ayyub lagi, Allah SWT menimpakan bencana yang menyebabkan anak-anaknya meninggal. Nabi Ayyub pun menjawab pernyataan yang sama kepada iblis.

“Tak sampai disitu, Allah SWT kemudian memberinya ujian berupa penyakit. Seluruh badan Nabi Ayyub menjadi gatal, koreng yang mengeluarkan bau tidak sedap sehingga dia dijauhi oleh orang-orang. Nabi Ayyub kemudian mengungsi bersama istrinya Rahma, yang setia dan sabar merawatnya.

“Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka menjual perhiasan yang dimilikinya karena Nabi Ayyub hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Hingga pada akhirnya iblis menggoda Rahma, yang membuat dia meninggalkan Nabi Ayyub. Nabi Ayyub merasa sedih dan berdoa kepada Allah SWT memohon kesembuhan.

‘”Hentakkanlah kakimu ke tanah’ perintah Allah.” Anara menoleh.

“Nabi Ayyub lalu melakukannya sehingga muncullah air dari dalam tanah. Atas perintah Allah, Nabi Ayyub mandi dengan air tersebut. Penyakit yang selama bertahun-tahun diderita sembuh. Istrinya pun datang kembali dan menyesali telah meninggalkan Nabi Ayyub. Nabi Ayyub memaafkan dan mereka hidup bahagia serta kembali berdakwah.” Panjang lebar Rania. Anara tersenyum.

“Jadi, apa masalah kamu itu lebih berat dibandingkan nabi Ayyub yang masih tabah sedangkan kamu sendiri putus asa atas ujian dari Allah SWT?”

Anara menggeleng pelan.

Rania kembali tersenyum. “Dalam sabda Rasulullah pun dikatakan ‘ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?’ Beliau menjawab, ‘Para Nabi kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya’ HR. at-Tirmidzi.

Anara tersenyum. Memeluk Rania erat. “Terima kasih banyak, kak Rania,” Rania ikut tersenyum.

“Iya, Anara, sama-sama.”

Cerpen Karangan: Dini Nurdiani La
Blog / Facebook: Dini Nurdiani La
nama lengkap dini nurdiani dengan nama pena luthfia_Dn. sekolah di PPI 45 rahayu.
ig: @dini.nla_
fb: @dini nurdiani la

Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 14 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com

Cerpen Hijrahku merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Adikku Malang Adikku Sayang

Oleh:
Setiap orangtua pasti ingin anaknya lahir dengan keadaan sempurna. Tetapi, hal itu tidak terjadi dalam keluargaku. Sebelumnya, perkenalkan namaku Abi, aku tinggal bersama kedua orangtua. Hari ini adalah hari

Surau Yang Diwariskan

Oleh:
Sudah dua tahun, Tun ditinggal suaminya. Bukan uang dan juga rumah mewah yang diwariskan oleh suaminya, melainkan hanyalah sebuah gubuk yang dijadikan Surau oleh mendiang suaminya dan juga warga

Cinta di Balik Ciuman

Oleh:
Di balik temaram cahaya mentari yang menembus korden, membuat ia teringat dengan gadis itu. Yah.. gadis yang telah membuat hatinya terbakar dengan amarah. Bagaiamana tidak? Arakana Aditya, tidak pernah

Belajar Doa

Oleh:
Sebagai seorang Ibu sudah semestinya menjadi guru untuk anak-anaknya. Sama halnya denganku. Hari ini aku ingin mengajarkan doa pada anak sulungku, doa harian. Harapannya agar kelak ia tahu bahwa

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Hijrahku”

  1. Popon Handayani says:

    mau ikutannn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *