Hikmah di Balik Musibah

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Islami (Religi), Cerpen Keluarga, Cerpen Pengalaman Pribadi
Lolos moderasi pada: 22 August 2013

Sabtu, 20 Juli 2013 seperti biasanya aku bangun pagi karena akan berangkat bekerja. Tapi hari itu lain dari biasanya, aku lebih bersemangat untuk bangun pagi. Rasanya ingin cepat-cepat sampai di tempat kerja, entah apa yang membuatku bersemangat pagi itu. Setelah bersiap-siap aku segera pamit kepada kedua orang tuaku dan dan seperti biasanya juga orang tuaku selalu mengingatkanku untuk perbanyak membaca sholawat ketika bekerja dan akupun langsung berangkat.

Sesampainya di tempat kerja, aku melihat suasana yang berbeda. Semua orang terlihat bahagia karena selain bulan ramadhan, hari itu juga adalah hari sabtu yang kerjanya hanya setengah hari. Tepat jam 08.00 pintu pabrik dibuka, aku dan teman-teman sesama teknisi langsung memasuki ruangan mesin. Yah, disitu aku menjabat sebagai teknisi mesin dan listrik.

Setelah semua mesin produksi dihidupkan, aku segera naik ke atas mesin untuk membersihkan mesin. Selang 1 jam aku membersihkan mesin, teman teknisi memanggilku. Akupun segera turun dari mesin.
“hei ngga tolong bantu aku memasang pintu ruangan sebelah!” kata temanku.
“eemm, baiklah ayo” kataku.

Setelah semua perkakas yang dibutuhkan sudah diambil, kami segera menuju ruangan sebelah. Tak lama, teman teknisiku yang satunya juga memanggilku dan menyuruhku memasang kabel stop kontak di atas pabrik yang ketinggiannya 9 meter. Entah kenapa hatiku ragu untuk memasang stop kontak itu, tapi aku tidak berani menolak perintahnya, karena selain aku masih karyawan baru, teman teknisiku itu umurnya jauh lebih tua daripada aku sehingga aku bersikap hormat padanya. Dengan hati kurang pas, aku menaiki tangga yang sudah berdiri. Aku teringat pesan ibuku untuk selalu membaca sholawat ketika bekerja. Setelah sampai di atas pabrik, ku perbanyak sholawat sambil tanganku mengupas kabel. Pada waktu aku mau menyambungkan kabel yang bertegangan dengan kabel plus stop kontak, tanganku menyentuh kabel yang bertegangan tersebut dan aku terpental dari tangga sehingga aku jatuh dari ketinggian 9 meter. Saat aku masih melayang di udara, aku hanya bisa berharap semoga ini hanya mimpi. Akhirnya lantai pabrik yang keraspun menyambutku. Tubuhku terhempas ke lantai dengan keras. Aku hanya bisa berteriak ALLAH karena tubuhku tidak bisa digerakkan. Semua karyawan pabrik menghampiri dan menolongku untuk dibawa ke rumah sakit. Ternyata itu bukan mimpi, itu kenyataan.

Singkat cerita, orang tuaku datang ke rumah sakit setelah di kabari salah satu teman teknisiku. Orang tuaku menangis melihat aku terbujur di rumah sakit, terutama ibuku. Aku hanya bisa meneteskan air mata saat ibuku menangis, karena mataku hanya bisa di pejamkan. Dalam hatiku bertanya, dosa apa yang membuatku bisa terjatuh. Tak lama dokter bilang kalau kondisiku tidak apa-apa hanya bagian tulang panggul yang patah dan dapat tersambung kembali karena usiaku masih muda. Alhamdulillah, Allah masih menyayangiku, tubuhku tidak ada yang terluka sedikitpun walaupun jatuh dari ketinggian 9 meter. Aku dirawat di rumah sakit selama 4 hari dengan ditemani orang tua, saudara, dan teman-tamanku. Terimakasih ya Allah.

Dari pengalaman ini, aku bisa memetik beberapa hikmah:
1. Allah sayang kepadaku dan aku harus menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
2. Jika hati tidak pas akan melakukan suatu pekerjaan, maka jangan dilakukan.
3. Harus labih banyak lagi perbanyak sholawat.
4. Harus ekstra hati-hati dalam bekerja.
5. Aku harus menjadi anak berbakti, karena orang tua selalu ada untukku.
6. Dan yang paling penting, aku harus banyak bersyukur kepada Allah SWT karena kondisiku tidak parah.

Aku sayang Allah dan kedua orang tuaku. Thanks god, thanks mom, thanks dad. I love you forever.

Angga Dwi S.

Cerpen Karangan: Angga Dwi Saputro
Facebook: angga dwi saputra
Umur: 19 Tahun
TTL: Jombang, 9 Mei 1994
Alamat: Rejosari Indah 35 Benowo SURABAYA
Hobi: Menulis, desain, berkreasi

Cerpen Hikmah di Balik Musibah merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Bocah Lak Laki dan Ibunya

Oleh:
Comment ça va? bukan hanya ucapan basa-basi. Ia telah sedikit mengisi harapan seorang bocah laki-laki. Itu adalah kalimat bahasa Perancis pertama yang diingatnya. Hampir setiap jam diucapkannya. Ia ucapkan

Perfect Nancy

Oleh:
Aku tak pernah menganggap dunia itu adil. Mungkin ini pikiran yang paling jahat karena aku telah mengecewakan Tuhan (aku bukan atheis, lho!) tapi itu disebabkan oleh keadaan sekelilingku. Kalian

Cinta 18 Hari (Part 1)

Oleh:
Perkenalkan, namaku Muhammad Ilham Fauzi Effendi atau bisa kalian panggil Ilham. Usiaku 17 tahun, oh ya, harus kuralat, 18 tahun pada Agustus nanti. Aku duduk di kelas IPA 12-2

Rinduku Berakhir Duka

Oleh:
Tujuh belas tahun usiaku, bukan waktu yang singkat untuk dilalui. Apalagi dengan kehidupanku yang berantakan, broken home. Perceraian orangtuaku saat aku baru menginjak bangku smp begitu mempengaruhi mental dan

Ibu Akan Membacanya

Oleh:
22 Desember 2015 Siang ini matahari begitu semangat memunculkan panasnya. Jemuran ibu ibu tetangga pun kering semua. Tak ketinggalan juga air keringat mengucur deras dari dahi yang lebar ini.

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Hikmah di Balik Musibah”

  1. Tuty imuet says:

    Allah menyayangi smua ummatx termasuk anda.

Leave a Reply to Tuty imuet Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *