Karamel Dan Mondy

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Islami (Religi)
Lolos moderasi pada: 12 April 2016

Suatu hari saat Jepang menjajah Indonesia, terdapat seorang pemuda yang rajin beribadah. Ia tinggal di sebuah gubuk kecil bersama adiknya yang berusia 12 tahun bernama Karamel. Pemuda itu bernama Mondy.

“Kak, Jepang kenapa lebih kejam dari Belanda? padahal aku kira Jepang telah membebaskan kita dari penderitaan. Ternyata…” Ujar Karamel kecewa saat mereka ngobrol diruang tamu.
“Karamel sayang, Jepang itu memamg kejam. Tapi kekejaman mereka itu bukan untuk menyakiti kita.” Jelas Mondy sang kakak sambil membelai lembut rambut sang adik.
“Lalu untuk siapa?” Tanya Karamel masih bingung.
“Untuk mengajari kita supaya lebih bisa menjaga kekayaan alam negara ini. Mereka hanya tahu Indonesia memiliki kekayaan alam saja, padahal di Indonesia rakyatnya cerdas-cerdas yang mampu mengalahkan Jepang.” Jelas Mondy menyenangkan hati sang adik.

“Benar juga ya Kak?” Jawab Karamel dengan senyum manisnya.
“Baiklah, Kara salat isya dulu ya sama Kakak? Terus kita tidur biar besok bangunnya ceria.” Ajak Mondy sembari melangkah mengambil air wudu.
Keesokan harinya kampung mereka ramai dengan kegiatan sehari-harinya seperti biasa yang tak luput dari pengawasan tentara-tentara, prajurit-prajurit Jepang. Dalam sebuah gubuk kecil saat matahari terbit dengan ceria, Mondy dan Karamel berbincang.

“Kak, masih subuh sudah ramai kegiatan orang-orang. Karamel takut salat shubuhnya gak khusyu,” Adunya pada sang kakak. “Ya seperti biasanya sayang. Tapi jika kamu sudah berniat salat karena Allah, apa pun keadaan kita, harus bisa dan tetap fokus.” Ucap Mondy menjelaskan pada sang adik.
“Iya Kak. Kara coba Kak.” Ucap Karamel dengan senyum manisnya lagi.
“Pinternya Adik Kakak.” Puji Mondy sambil mencubit pipi tembem sang adik.
Mereka pun memulai salat subuh. Mondy yang menjadi imam Karamel dengan fasih membacakan surat-surat pendek.Karamel menjadi makmum yang khusyu’.

“Mondy!!!” Teriak seorang teman sembari menghampirinya.
“Eh Hito. Ada apa lari-lari tergesa?” Tanya Mondy.
“Kamu kan pinter agama Mon, maukah kamu ikut dalam organisasi islam bentukan Jepang?” Tawar Hito padanya.
“Tapi bagaimana dengan Adikku? apa Adikku mau ikut jika dia tahu ini organisasi bentukan Jepang?” Tanya Mondy bimbang.
“Kenapa tidak kamu coba ajak dia saja? aku yakin dia mau menerimanya.” Ujar Hito memberi solusi.
“Baiklah, semoga saja. Terima kasih To.” Ucap Mondy dan langsung pulang menemui adiknya, Karamel.

Sesampainya di Gubuk mereka.
“Assalamualaikum. Karaaa.” Salam Mondy sembari memasuki gubuk.
“Waalaikumsalam. Ada apa Kak?” Jawab Karamel
“Kara, temen Kakak Mas Hito menawarkan kita untuk masuk dalam organisasi islam Majelis Islam A’la Indonesia. Apa kamu mau ikut Kakak?” Jelas Mondy.
“Kakak, aku mau ikut Kakak. Kita bisa memperdalam ilmu agama di sana dan mungkin ilmu-ilmu yang lainnya. Aku mau Kak.” Ucap Karamel menerima tawaran teman kakaknya.

Akhirnya mereka bertahun-tahun ikut aktif dalam organisasi islam Majelis Islam A’la Indonesia yang didirikan oleh K.H Mas Mansur pada 1937 itu. Tak hanya ilmu agama yang diajarkan, ilmu bela diri pun juga diajarkan. Mereka yakin setiap kegiatan yang diusahakan dengan niat baik, pasti akan berbuah baik. Begitu juga dengan yang anggota organisasi rasakan. Mondy dan Karamel mengajarkan kita tentang menghargai seseorang walaupun lebih muda dari kita. Tuhan dan Usaha yang bersungguh-sungguh tidak akan pernah mengkhianati hasil dari apa yang kita lakukan. Jadi setiap usaha yang dilakukan haruslah bersungguh-sungguh dan harus disertai dengan berdoa kepada Allah SWT.

Cerpen Karangan: Sugma Wati Marwiyah
Facebook: https://www.facebook.com/sugma.gheri
Twitter: https://twitter.com/New_Sugma

Cerpen Karamel Dan Mondy merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Azka

Oleh:
Ini tahun kedua Azka berada di kelas yang sama. Seharusnya tahun ini ia sedang mempersiapkan ujian kelulusan untuk melanjutkan ke jenjang SMP. Namun tahun lalu ia terpaksa tidak naik

Always Be Positif

Oleh:
Kriiinggg. Waktu menunjukkan pukul 4.00. Dengan sigap Rahman terbangun dari mimpi indahnya semalam. Alarm sederhana pemberian dari salah seorang sahabatnya berbentuk Manchester United yang berada di sekitar meja belajar

Merindukan Keharmonisan Itu Kembali

Oleh:
Kebahagiaan adalah saat dimana kita dapat berkumpul dengan keluarga inti kita, ada Ayah, Ibu, Kakak dan Adik kita, dan dihiasi dengan cinta serta kasih sayang di dalamnya. Ya, itulah

Ustadz

Oleh:
Empat tahun sudah aku tinggal di Masjid Nurul Huda, tapi belum pernah satu kali pun diri ini dihinggapi rasa bosan. Bahkan ketika Rudi and the gank menerorku karena salah

Setangkai Mawar untuk Afsha (Part 1)

Oleh:
Bogor masih terlelap. Bulan masih bersembunyi di balik awan gelap. Afsha membuka matanya perlahan. Jantungnya masih berdetak. Nadinya masih berdenyut. Mulutnya masih mampu mengucap kata hamdallah. “Alhamdulillahirabbil’alamin.” Afsha mengucap

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *