Kematian Yang Indah

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Islami (Religi), Cerpen Nasihat, Cerpen Perpisahan
Lolos moderasi pada: 29 April 2013

Hello, nama saya Syafita Angeli. Yap saya sering di panggil dengan sebutan syafita. Kalian pasti tau kan? Kehidupan di dunia itu tidak selamanya, kita akan bertemu dengan sang kematian dengan cara yang berbeda. Tentunya yang selama di dunianya sering berbuat baik pasti kematian akan datang dengan cara yang baik pula.

Ketika aku akan berangkat ke sekolah “syafita” panggil ibu dari luar “cepat fita, nanti kamu telat” lanjut ibu “sebentar bu” jawabku sambil menuruni satu persatu anak tangga. Aku pun keluar dan langsung menaiki mobil yang akan membawaku ke sekolah yang aku kemudikan sendiri. “hati-hati fita” “iya bu” akupun langsung menjalankan mobil baruku itu dan langsung membawanya pergi ke sekolah.

Di tengah perjalanan aku sangat merasa mengantuk, karena mungkin tadi malam aku tidur terlalu malam dan dari pertama aku memegang setir mobil ini seperti ada perasaan yang tak enak saja. Aku melihat jam tanganku ternyata sudah hampir jam 7, aku semakin menaikan kecepatan mobil yang aku bawa saat itu. Dan aku baru pertama kalinya membawa mobil dengan kecepatan yang sangat dahsyat ini.

Seribu kendaraan aku selip, sejuta pepohonan aku lalui. Jalan berkelak-kelok di pegunungan ini tak asing lagi bagiku. Itu yang membuat aku berani untuk menambah kecepatan mobil baruku yang sedang aku kemudikan.

“kring.. kring..” handphone yang berada di samping kiri ku terus berbunyi akupun tak peduli karena aku takut bell sekolah telah berbunyi sedangkan aku sendiri takut dengan perasaan ini. “Tuhan apakah ini akan ada apa-apa” aku terus bertanya pada tuhan karena perasaan aku ini semakin tidak enak saja.

Saat itu Rem mobil yang aku injak mengapa tak dapat berfungsi, setir mobil inipun tak dapat ku kendalikan. Aku melihat sebuah jurang yang sebentar lagi akan aku lewati yang mungkin sangatlah berbahaya “jurang itu adalah jurang kematian” suara itu terdengar di telingaku tetapi pada saat itu hanya ada aku yang sedang mengendarainya. Dan sebuah truk yang membawa banyak angkutan itu terlihat secara tiba-tiba di pengkolan jalan yang bertepatan di atas jurang itu. Aku mencoba menginjak rem mobil itu tetapi mengapa ini? Mungkin rem mobil baruku ini blong dan pada saat itu aku membawa mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Dan pada akhirnya “aaaaaaaaaaaaaaaa” mobilku terguling ke jurang itu. Aku sudah mencoba mengendalikan mobil itu tapi tak dapat mencegahku untuk terjerumus ke jurang kematian itu.

Berjam-jam aku tak sadarkan diri di dalam mobil yang keadaannya sudah rusak parah menerjang pepohonan sekitar. Tubuhku sudah penuh dengan darah dan aku seperti sedang ada di tengah kematian dan kehidupan.

Berbondong-bondong orang terjun ke tempat kejadian mungkin karena sangat susah untuk di lalui akhirnya baru sekarang mereka menemukanku.

ADVERTISEMENT

Mereka membawaku ke rumah sakit dengan menggunakan ambulan. Darah dari kepalaku tak lagi dapat berhenti dan mataku hanya dapat melihat antara putih dan hitam di dunia ini.

Cahaya hitam kini semakin mendekat apakah ini ajalku sudah semakin dekat. “tuhan mohon jangan kau ambil nyawaku ini. Izinkan aku untuk bertaubat padamu dan izinkan aku untuk meninggal dalam keadaan husnul khotimah” ucapku dalam hati.

“assalamu’alaikum” bayangan hitam itu berubah menjadi putih bercahaya. Dalam hatiku aku menjawab “waalaikum salam” “wahai jiwa yang baik keluarlah engkau dengan ramah”. Ujung jariku semakin dingin aku rasakan aku terus berucap “Laa ilaaha illallah” dari ujung jari hingga pusar merasa sudah tak bernyawa lagi “Laa ilaaha illallah” aku selalu beristigfar dengan sedikit-demi sedikit aku ucapkan sampai tiba di kerongkonganku, aku tak dapat lagi menyebut kata apa-apa dan sampai pada akhirnya rohku keluar dari tubuh ini.

Kabar ini sampai juga ke rumah. Orang rumah mencoba menelpon teman-teman sekolah aku memberi tahukan pada mereka aku tak ada lagi di dunia ini. Semua teman-temanku datang berbondong-bodong di rumah dengan membawa do’a untukku dan cucuran air mata kesedihan.

Sesudahnya aku di jemput oleh keluarga di rumah sakit. Aku berkunjung kerumah dengan memakai pakaian putih sangat rapih ini.

Sampai di rumah cucuran air mata kawan–kawan semakin menjadi. Do’a dipanjatkan untuk kepergianku. “tuhan sungguh aku masih ingin di dunia menemani ibu ayah serta sahabat-sahabat yang aku sayangi” kata itu terucap tanpa ada yang mendengar dan melihat aku di dunia yang sudah berbeda dengan mereka.

Pelukan demi pelukan mendekap jasat ku yang terlipat kain putih panjang dengan wajah pucar yang kaku. Tangisan itu membuat aku semakin luluh dengan orang-orang yang mencintaiku tatapi bagaimana lagi, jalan kita sudah beda.

Detik detik pemakaman semakin menanti, aku memulai jalanku di jalan yang putih suci ini. Kereta hijau itu membawaku ke alam yang lain. Aku terus berjalan dengan penuh air mata di mata ini. Pintu alam lain itu semakin terbuka lebar untukku.

Kini jasatku telah mereka tempatkan di ruang yang sempit itu, tetapi aku di sini sedang berjalan menuju pintu barzakhku. Subhanallah

Tangisan demi tangisan menyertai kesedihan dan kasih sayang yang mereka berikan kepadaku. “ya allah udara segar ini apakah layak untuk ku dapatkan?” tanyaku pada tuhan. Mereka semua meninggalkan jasatku yang sudah tertutup dengan kain.

2 cahaya yang berseri itu menanyaiku “siapa Tuhanmu? Siapa nabimu? Apa agamamu?” “tuhanku Allah SWT, nabiku Muhammad SAW, agamaku Islam” jawabku. Dua cahaya itu tersenyum, pintu kemuliaan terbuka untukku. “trima kasih ya allah”

Masuklah aku dari pintu itu, alam barzakh sudah aku masuki kini aku hanya dapat menunggu diriku di angkat oleh mu ke surgamu ya Allah.

“ibu ayah teman-teman dan semuanya yang aku sayangi, aku di sini baik-baik saja atas rakhmat Allah. Aku di sini alam barzakh ini aku akan menunggu kalian di sini di tempat munuju surga kita nanti”

***

Mari kita berbuat baik di dunia dari sekerang, nikmat yang baik pula akan kita rasakan di dunia kita nanti.

Cerpen Karangan: Firda E. Ramadhanty
Facebook: http://www.facebook.com/firda.elzaramadhanty

nama: Firda Elza Ramadhanty
asal: Cirebon
twitter: @elza_zha99

Cerpen Kematian Yang Indah merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Senja di Pelupuk Mata

Oleh:
Dedaunan kering tersapu angin, tersimpah ke tanah. Menghadirkan aroma khas kala hujan yang masih menerpa dan tak kunjung henti. Rayna hanya bisa mengeratkan jaket yang dikenakannya, berlari menerjang rintikan

Di Atas Bianglala

Oleh:
Menurut kalian, apa itu definisi nakal? Nggak ngerjain PR? Ngobrol waktu guru nerangin? Ke kantin waktu jam pelajaran masih berlangsung? Cabut mata pelajaran guru killer? Main-main waktu upacara? Atau,

Lelucon Takdir

Oleh:
Gadis itu sendiri dengan pandangan menerawang entah kemana. Udara dingin yang menusuk tidak dihiraukannya. Entah tidak dihiraukan atau kulitnya memang sudah terbiasa. Beberapa kendaraan melintas di hadapannya, tapi tidak

Superhero

Oleh:
Kalau ada yang mengatakan superhero, mungkin pikiran kita akan melayang berpikir ke superhero-superhero seperti captain america, iron man, superman, dan sebagainya. Mereka memang superhero, tapi hanya sekadar skenario dan

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *