O Seram

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Horor (Hantu), Cerpen Islami (Religi), Cerpen Lucu (Humor)
Lolos moderasi pada: 5 August 2013

“AhhhHH…“, Teriakan Dewi mengagetkanku dan Alex.
Dengan lincah Aku segera mencari Dewi yang barusan bilang kalau ingin cuci muka.
“Kamu kenapa Dew?” Sambil membuka pintu Aku bertanya kepada Dewi yang berdiri di pojok kamar mandi dengan ketakutan.
“Dew, kamu kenapa?” Aku mengulangi pertanyaanku.
“Di… di… situ…, disitu ada darah.” Kata Dewi gemetaran sambil menunjuk ke arah bak mandi.
“Dewi, kamu apa-apaan sih! Gak ada apa-apa di sini, yang ada cuma air.” Seruku setelah melihat air kran yang mengalir.
Dewi tetap saja ketakutan dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
“Dewi, aku kan udah bilang gak ada apa-apa di situ. Coba kamu singkirkan tangan kamu dan liat sendiri.” Aku mencoba meyakinkan Dewi.
“Ini kenapa sih? Malem-malem ko’ rebut ae.” Alex muncul dan berkata agak membentak.
“Ade’ kamu tuh, masak katanya ngeliat darah di situ.” Jawabku menjelaskan.
Alex mendekati bak mandi untuk mencari kebenaran yang dikatakan Dewi.
“Dek, kamu jangan parno deh! Ini pasti gara-gara cerita tetangga yang bilang kalau rumah ini serem lah, gini lah, gitu lah, apa lah! Udah lah, itukan kata mereka.” Alex berbicara tidak ketulungan, cepat sekali.

Rumah ini memang besar dan mewah serta berlantai dua, bisa dibilang villa elite lah! Tapi entah mengapa tante Shinta masih saja mengontrak rumah ini meski sudah sering mendengar cerita yang aneh-aneh.
Dan sekarang, tante Shinta – tante kami yang cantik tapi masih single – itu pergi bertugas ke luar kota. Karena itulah tante Shinta meminta kami bertiga menjaga rumah ini, sekalian liburan.

Setelah sepupuku Alex menceramahi adiknya, Dewi, kamipun berjalan ke ruangan dimana tadi nonton TV sama-sama.
Sesampainya di ruang nonton TV, tiba-tiba lampu mati. Dewi menjerit. Alex menenangkanku dan Dewi. Dan mencari senter atau lilin atau apa sajalah yang bisa menerangi ruangan gelap ini.

Tidak beberapa lama kemudian, lampu menyala. Dewi lagi-lagi menjerit. Aku yang membantu Alex mencari penerangan membalikkan badan guna melihat apa yang terjadi pada Dewi yang kebetulan berdiri di belakangku.
Tapi apa yang Aku dapatkan? Seseorang dengan rambut panjang memelototiku dengan wajah yang menyeramkan. Karena kaget sekaligus takut, Aku menjerit, “AhHHH…”
“Kamu gak kenapa-napa ‘kan Yul?” Saat kubuka mata, Alex berada di sampingku.
“Mimpi buruk ya? Tadi kamu ngigau, makanya Aku bangunkan.” Alex menjelaskan alasan kenapa ia membangunkanku.
“Ia Lex, Aku mimpi buruk. Mungkin karena cerita tetangga yang di depan tadi.”
Akupun mulai menceritakan mimpiku kepada Alex.
“Udahlah, itukan cuma mimpi! Liat Dewi, tidurnya pulas ‘kan?” Hibur Alex.
“Lagian ya, kalau emang gadis yang menyeramkan itu ada dan mau menakutimu, pasti dia cuma iri karena kamu punya sepupu seganteng Aku. Yang sabar ya…” Di saat suasana hatiku sedang genting karena mimpi yang O seram itu, penyakit narsis Alex sempat-sempatnya kambuh.
“Ah, kamu itu. Eh Lex, Aku ke kamar mandi sebentar ya?” Pamitku pada Alex.
“Okey” Izin dari Alex.

Aku melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Tapi tiba-tiba Aku dihadang oleh gadis dengan rambut panjang, muka merah, gigi serta kuku yang nampak tajam.
“Siapa kau, dan apa maumu?” Gertakku pada makhluk yang Aku kira hantu.
‘Aku mau darahmu.” Kata gadis itu sambil mengangkat kedua tangannya seperti akan mencekekku.
Aku takut. Tepat di saat Aku bingung harus berbuat apa, Alex menyeret tanganku. Lalu kami berlarii sekencang-kencangnya menjauhi gadis itu.
“Ternyata mimpiku benar, Lex. Itu gadis yang ada dalam mimpiku. Dan omongan tetangga-tetangga itu memang benar.” Kataku shock kepada Alex sambil berlari.
Tapi Alex tidak menggubris perkatanku. Kami terus berlari. Sedangkan di belakang, gadis itu tetap mengikuti kami.

Lelah berlari, akhirnya Aku dan Alex melihat sebuah tangga. Kamipun menaiki tangga ke lantai atas. Tapi di tengah-tengah tangga, Alex tergelincir. Dan gadis itu semakin mendekati kami.
“Yuli, kamu naik ke atas! Selamatkan dirimu! Cari apa saja yang bisa membantumu!” Perintah Alex terengah-engah.
“Lex, tapi kamu?” Jawabku ragu.
“Udahlah Yul, kamu naik ke atas, CEPAAT! Aku baik-baik di sini. pokoknya kamu harus naik, PLEASE Yul…!” Alex melolong memekikkan telinga.

Aku berlari ke atas. Sesampainya di atas Aku melihat sekeliling, sungguh sepi. Ketika Aku mengalihkan pandangan, tiba-tiba gadis itu sudah ada di hadapanku. Aku semakin takut. Gadis itu seakan siap melahapku.
Aku berjalan mundur untuk menjauhi gadis itu. Tidak terasa Aku sudah mundur terlalu jauh, dan…
“AaaaggghHH…” Jeritanku memecahkan keheningan malam.
Aku terjatuh dari lantai dua. Tubuhku melayang di udara. Menembus angin-angin dan terasa sangat dingin.
“BruaakkK…!, Suaranya terdengar cukup keras.
“Ha… ha… ha… Yuli jatuh dari tempat tidur ya? Wah, pasti sakit tuh! Makanya kalau tidur jangan malem-malem dan do’a dulu, biar bangunnya gak kesiangan. Atau jangan-jangan abis shalat Shubuh Yuli tidur lagi ya? Ih, malu donk ama ayam, petok… petok… petok…” Ledek Rini, temanku yang seperti biasa pagi-pagi sudah nongol di rumah.

Cuma mimpi. Ah senangnya! Ternyata Aku tidur di rumahku sendiri. Tidak di rumah tante Shinta, juga tidak bersama Alex maupun Dewi. Untungnya sekarang hari Minggu, jadi Aku tidak perlu menambah point pelanggaranku karena terlambat ke sekolah. Aneh ya! Di dalam mimpi, Aku juga mimpi.

Tapi setelah Aku pikir-pikir, kenapa dalam mimpi itu Aku ketakutan sampai lari terbirit-birit? Padahal kata mas Andy – kakak lelakiku – : makhluk ghaib yang punya maksud tidak baik, tidak akan membuat takut orang yang beriman dan bertaqwa.
“Astaghfirullohal’adim…” Bisikku pada diriku sendiri sadar bahwa praktek dari belajarku selama inii masih belum ada apa-apanya.
Itu artinya, Aku harus menuntut ilmu lebih banyak lagi untuk memperkokoh keimananku.

Cerpen Karangan: Miga Imaniyati
Facebook: Miga Imaniyati

ADVERTISEMENT

Cerpen O Seram merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Tangis Mu Merayu

Oleh:
Suara burung hantu dan lolongan anjing di atas bukit mengusik sepi yang hampir abadi malam ini. Sesaat suara mereka bersahutan. Entah anjing atau serigala, tapi lolongannya kian melengking memenuhi

Elegi Dispenser

Oleh:
Sebuah dispenser berdiri di samping alat penghancur kertas dan tempat sampah tak jauh dari sebuah tiang besar yang ada di ruangan luas yang biasa manusia sebut itu dengan kantor.

Kegagalan

Oleh:
Inilah ceritaku, cerita yang tak pernah ada habisnya. Menapaki jejak kehidupan yang aku tak tahu kemana aku akan melangkah selanjutnya. Teringat aku kisah rasulullah saw. Ketika beliau berkhalwat dari

Baper

Oleh:
Matahari mulai memancarkan sinar dengan semangat-semanganya saat aku -Firda- dan Ira sedang duduk bedua di bawah pohon depan ruang kelas menunggu dosen masuk. Aku melirik jam tanganku yang sudah

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

4 responses to “O Seram”

  1. RisMha ImHa says:

    cerpennya serruu banget..!! sampai2 aku ikut menjerit n ketakutan. injin sher ya..?? boleh ng’..??

  2. Afriza says:

    Posting lagi ya… Serem

  3. Ukhrowiyah says:

    jadi takut niech…!
    hehehehe…

  4. Aku pernah mimpi dalam mimpi 3x

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *