Putri Malu

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Islami (Religi)
Lolos moderasi pada: 18 November 2017

“Woy din” Nita menyapa Dinar, tetangganya yang sedang berdiri di tepi jalan.
“Salam dulu nit” tegur Dinar mengingatkan.
“Eh ya, Assalamualaikum Dinar”
“Wa’alaikumsalam”
“Lo lagi ngapain din?” tanya Nita yang terlihat penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh Dinar.
“Liatin itu” tunjuk Dinar pada sebuah tanaman berduri yang memiliki bunga bulat berwarna pink itu. Nita mengikuti arah tunjuk Dinar, sedetik kemudian Nita mengernyitkan keningnya heran.
“Ngapain liatin begituan? kaya nggak ada kerjaan lain aja”
“Lagi kepikiran aja, harusnya pribadi kita itu kaya putri malu”
“Hah? maksudnya?” tanya Nita bingung.
“Lo tau kan kenapa tanaman itu disebut putri malu?” Dinar balik bertanya.
Nita mengangguk “Karena kalo disentuh daunnya langsung menguncup kan?” Nita meyakinkan jawabannya.
“Iya. Dan harusnya kita kaya gitu, malu kalo disentuh sama orang lain. Dalam artian disentuh sama orang yang bukan muhrim”.
Perkataan Dinar membuat Nita terdiam, ia mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Dinar. Dalam hati ia membenarkannya, harusnya memang begitu. Dalam agama memandang lawan jenis saja sudah dosa apalagi bersentuhan. Tapi ya gitu, sekarang jarang ada orang apalagi anak muda yang memperhatikan hal ini.

“Nit” 0anggilan Dinar membuyarkan lamunan Nita. “kenapa?” sambung Dinar.
“Nggak apa apa, lagi mikirin kata kata lo aja. Dan seratus persen bener, gue setuju” Nita berseru pada akhir kalimatnya.
Dinar tersenyum “Dan satu lagi…” kata kata Dinar menggantung membuat Nita memandang Dinar, menunggu ia melanjutkan kata katanya.
“Putri malu punya duri buat lindungin dia, biar dia nggak keinjek. Dan kita harus punya sesuatu biar diri atau harga diri kita nggak diinjek injek sama orang lain. Dan lo tau apa?” Dinar mengakhirinya dengan pertanyaan yang dijawab gelengan oleh Nita.
“Iman. Kita harus punya iman biar harga diri kita nggak diinjek injek” jawab Dinar dengan semangat.

“Dan gue punya satu kesimpulan lagi” kata Nita tak kalah semangat.
“Apa?”
“Sekecil apapun ciptaan tuhan pasti ada manfaatnya. Kaya putri malu ini yang mungkin cuma dianggep tanaman pengganggu, tapi kalo orang liatnya dari sudut pandang yang berbeda tanaman ini bisa jadi contoh dalam kehidupan kita” Nita mengakhiri kata katanya dengan senyuman.
“Agree with your statement” seru Dinar diakhiri tawanya yang diikuti oleh tawa Nita.

“Eh gue balik dulu ya, kayaknya emak gue nyariin” Nita terkekeh sejenak. “Assalamualaikum” sambungnya.
“Wa’alaikumsalam. Ati ati, kalo ada belokan jangan lupa belok ya” balas Dinar. Pertemuan mereka diakhiri dengan tawa mereka berdua.

Cerpen Karangan: Fauziyah
Facebook: Fauziyah Hy

Cerpen Putri Malu merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Mengubur Mimpi

Oleh:
“Alhamdulillah Ujian Nasional selesai,” aku tersenyum puas. Mata ini mulai berani menatap matahari kembali dengan sunggingan senyum kepuasan. Aku merasa belajarku tidak sia-sia karena soal-soal ujian nasional dapat diselesaikan

Man Jadda Wajada

Oleh:
Di suatu kampung ada sebuah pesantren salafi. Pesantren itu dipimpin oleh seorang kiyai yang baik dan bijaksana. Santri-santri yang mengaji di sana sangat banyak, mereka tinggal di kobong-kobong yang

Tertegur Oleh Dua Kalimat Dari Ali

Oleh:
Ara jaros (bel) telah terdengar oleh seluruh penghuni asrama dan para pengurus bagian peribadahan pun telah bersiap untuk membangunkan penghuni asrama dengan cara mengepuk-ngepuk tangan dan sesekali berteriak, “qummu,

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *