Sobekan Kertas Kecil
Cerpen Karangan: Asyifa RiyaniKategori: Cerpen Islami (Religi), Cerpen Nasihat
Lolos moderasi pada: 4 June 2023
Murid sd yang bernama Adara yang berasal dari sekolah Sdit Al-mu’minun adalah murid yang selalu menyebarkan Gosip bohong di sekolahnya sehingga dia dijuluki “RATU GOSIP” oleh teman-temannya. Dia pernah sekali ditegur oleh wali kelasnya, Ustazah Nasyidah. Ia melarang Adara agar tidak menyebarkan Gosip yang tidak betul tapi Adara hanya berubah sehari dan esoknya dia tetap menyebarkan Gosip. Tapi itu tak membuat Ustazah Nasyidah berhenti menasehati Adara agar berhenti menyebarkan Gosip dan malah ia memiliki ide agar Adara berhenti menyebarkan Gosip bohong.
“Assalamualaikum Anak-anak,” “Waalaikumsalam Ustazah,” ucap semua murid kelas 6B.
“Hari ini kita akan belajar tentang Fitnah,” ucap Ustazah Nasyidah membuka pelajaran. “buka halaman berapa Ustazah?,” tanya Raisa, ketua kelas. “kalian tidak perlu membuka buku, kalian cukup mengambil selembar kertas kosong,” “Ustazah, aku cuman punya Kertas bekas, apa aku boleh memakai kertas ini?,” “kalian boleh mengambil kertas apa saja mau itu kertas kosong, bekas atau berwarna tak apa, yang penting cuman selembar saja,” “lalu kertas ini diapain Ustazah?,” “kalian robek kertas itu menjadi sangat kecil lalu taruh semua kertas hasil potongan itu kedalam kotak yang Ustazah berikan dan taruh kotak itu di depan kelas, nanti Ustazah yang akan periksa siapa yang merobek kertasnya sangat kecil,” “memangnya kenapa kalau ada yang merobek kertasnya sangat kecil,” “dia yang akan menyebarkan kertasnya di lapangan nanti,” sebelum merobek kertasnya, Ustazah Nasyidah membagikan kotak untuk semua murid. semua murid langsung mengambil kertasnya dan merobeknya menjadi kecil. Sebagian ada yang fokus merobek kertasny dan sebagian lagi ada yang merobek kertasnya sambil memamerkan kertasnya ke temannya.
15 menit berlalu, semuanya sudah selesai merobek kertasnya dan sudah diperiksa. “yang akan menyebarkan kertasnya adalah Adara,” “YAAH,” semua murid kecewa karena mereka bukan yang menyebarkan semua kertasnya di lapangan nanti. “kalian jangan berkecil hati, nanti akan Ustazah berikan permainan nanti, ayo kita pergi ke lapangan,” semua murid berdiri dari kursinya dan keluar kelas menuju lapangan. Di lapangan, semua murid segera berbaris dengan rapi sesuai perintah Ustazah Nasyidah.
“Adara, sebarkan kertas ini sesukamu selama 5 menit dan yang lain boleh bermain,” semua murid kecuali Adara bermain di taman bermain dekat lapangan sedangkan Adara sibuk menyebarkan kertasnya, dia meniup kertas dibantu angin yang terus menabrak jilbab putihnya. Kertasnya sudah terbang kemana mana bahkan kertas itu ada yang mendarat di pot bunga. Setelah 5 menit, mereka berbaris dengan rapi sesuai perintah Ustazahnya. “apa semuanya sudah lengkap,” tanya Ustazah Nasyidah. “YA USTAZAH,” ucap semua siswa bersamaan. “baik, setelah kita merobek kertas menjadi sangat kecil dan menyebarkannya di lapangan ini, sekarang kalian harus mengambil kertas kecil itu tanpa menggunakan sapu, “APA?!!,” sontak semua murid kaget dengan perintah Ustazah Nasyidah. “t-tapi kertas itu sangat kecil dan kertasnya sudah tersebar kemana-mana,” ucap Nadira. “kalian gak mau kan lapangan kalian jadi kotor, sekarang kalian cepetan mungutin kertas itu, nanti keburu terbang dibawa angin,” “pakai sapu boleh ya?,” Ustazah Nasyidah menggelengkan kepalanya. Wajah kecewa terlihat di wajah murid-murid lain.
Meskipun bersungut-sungut anak-anak memungut sobekan kertas itu, beberapa dari mereka mengomel pada Adara. Beberapa kali Adara disalahkan teman-temannya karena sobekan kertas Adaralah yang paling kecil hingga sulit untuk diambil, Maka setiap kali mereka menemukannya, Adara pun dipanggil untuk memungutnya.
Setelah memungut semua kertas kecil dan membuangnya, semua murid kembali ke barisannya lagi dan Ustazah Nasyidah akan angkat bicara lagi. “apa kalian sudah selesai?,” “YA USTAZAH!!,” “baik Ustazah akan mulai bicara lagi,” Ustazah Nasyidah merapikan sedikit jilbabnya yang agak miring.
“Fitnah itu seperti sobekan kertas-kertas yang kalian tebar itu. Ia begitu ringan dan mudah sekali tertiup, dihembuskan oleh sedikit angin maka dengan cepat ia akan menyebar ke mana-mana.” Ustazah Nasyidah menunduk, mengambil satu sobekan kertas yang di dekat sepatunya. “Kadang-kadang karena terlalu kecil dan hanya karena nafsu, fitnah tak lagi jelas apa bentuknya. Contohnya sobekan ini, apa kalian tahu ini sobekan ini tadinya apa jika tadi tak melihat bentuknya dari awal? Tidak. Karena yang kalian lihat hanyalah potongan kecil dari sebuah kertas. Entah apa kertas ini sebelumnya ada tulisannya atau masih kosong? Tak ada yang tahu,” murid-murid diam mendengarkan.
“Sekarang, saat kalian harus mengumpulkan kembali sebaran kertas itu. Tidak mudah, bukan? Padahal ini tak seberapa dibandingkan fitnah atau gosip bohong yang terlanjur menyebar. Jika mengumpulkan kertas masih bisa dilakukan, memperbaiki fitnah itu benar-benar sangat sulit. Jadi kalian bisa memetik pelajaran hari ini?” “BISA USTAZAH!!,”
“Adara, coba kamu jawab, pelajaran apa yang di dapatkan hari ini?,” tanya Ustazah Nasyidah. “sebelum kita mengerjakan tugas, kita harus bertanya dahulu,” jawab Adara asal-asalan yang disambut gelak tawa teman-temannya. Ustazah Nasyidah juga tertawa. “kami paham Ustazah, Membuat fitnah itu segampang menyobek kertas, lalu gosip atau fitnah itu mudah sekali dihembuskan atau ditiupkan, tapi kalau sudah tersebar maka akan sulit diperbaiki lagi,” jawab Huda setelah mereka berhenti tertawa, memperbaiki jawaban Adara yang asal-asalan. “Ya, bagus. Itu kesimpulan pelajaran yang ingin Ustazah berikan buat kalian. Semoga kalian tetap mempertahankan kesimpulan ini benar-benar sampai kapanpun dan paling penting benar-benar mempraktekkannya. Sekarang kalian boleh kembali ke kelas tapi tetap berbaris dengan rapi yah,” “YA USTAZAH,” semua murid kembali ke kelasnya dan bersiap untuk istirahat pertama.
Cerpen Karangan: Asyifa Riyani
Cerpen Sobekan Kertas Kecil merupakan cerita pendek karangan Asyifa Riyani, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Firaun Kaum Millenial dan Kaum Purbakala
Oleh: Khairul A.El MalikyAllah Swt., berfirman di dalam Qs. Al-Furqan ayat 4, “Al-Quran ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dibantu oleh kaum yang lain…” “Muhammad bukan hanya seorang
Astaghfiruka Wa Atubu Ilaik
Oleh: Jeany Navita AnwarKesalahan terbesar dalam hidupku adalah ketika aku tahu perbuatanku salah, tetap saja aku lakukan. Kebodohan terbesar dalam hidupku adalah ketika aku mencintai seseorang melebihi cintaku kepada-NYA maka kecewalah yang
Abu dan Samar
Oleh: Nicki R. AlpanchoriBismillahiraahmanirrahiim… Kisah kali ini adalah kisah tentang dua saudara yang hidup dalam keadaan yatim piatu. Kisah ini aku tulis berdasarkan kesadaran yang menghadirkan pemikiran untuk memulai suatu perubahan. Terlalu
Terima Kasih Mang Udin
Oleh: Mizmarul KhaqPagi ini seperti biasanya. Aku berpamitan ke sekolah tanpa mencium tangan kedua orangtuaku. Aku tahu itu adalah hal yang tidak seharusnya kulakukan. Tapi aku tidak peduli. Persetan ah! Selalu
Selamat Tinggal Sahabat
Oleh: Dewi FitriyaniHi, aku Uwi Pricilla. Aku lahir di wilayah bagian timur Indonesia. Yap! Jayapura, Papua. Suka duka ku selalu ku jalani bersama seorang sahabatku, ia adalah Kiki. Tapi, hari ini
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply