Kebahagiaan yang Abadi

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Fiksi Penggemar (Fanfiction), Cerpen Jepang
Lolos moderasi pada: 2 October 2021

Lagi-lagi senyuman itu. Senyum terindah yang pernah aku lihat. Aku selalu suka melihat orang di hadapanku ini tersenyum. Seperti vitamin penambah energi bagiku. Namun ada kalanya dia tidak tersenyum. Bahkan ia juga pernah menangis. Walau begitu aku tetap menyukainya, Karma-kun, dengan segala ekspresi di wajahnya.

Aku menatap layar tipis di genggaman tanganku. Sudah berkali-kali aku menonton anime dari Karma-kun. Berkali-kali pula aku jatuh cinta kepada karakter fiksi itu. Seperti orang gila, haha memang seperti itu. Justru aku akan lebih gila lagi jika tidak menemukan karma-kun.

“Karma-kun… apakah kita bisa bersama? Di dunia baru mungkin… dunia yang sangat damai, aku menginginkan itu.” Aku memeluk tablet tipis milikku dan membisikinya. Berharap suaraku akan menembus dimensi yang memisahkan kami dan sampai ke telinga Karma-kun. Walau aku sudah tahu kalau itu tidak mungkin.

Namun, Tiba-tiba terasa cahaya lembut menyinari punggungku. Dari cahaya lembut tersebut, terdengar sebuah suara yang sangat familier di telingaku. “Bisa… kita bisa bersama.” Itu suara karma-kun! Aku sangat yakin. Sontak aku menengok ke arah suara tersebut.

“Aku datang untuk menemuimu.”
Aku tak percaya kalau ini nyata. Tolong jangan bangunkan aku jika ini hanya mimpi. Tepat di sisi ranjangku terdapat Karma-kun yang sedang tersenyum. Sejauh ini senyum itu adalah senyum terbaiknya yang pernah kulihat.

Dengan terbata-bata, aku membalas perkatannya. “Tolong b-bawa aku pergi dari sini …”
Karma-kun terkekeh. “Baiklah, itu mudah. Kau hanya perlu berjanji satu hal padaku.”
Mataku berbinar-binar. Aku bisa menyanggupi janji atau syarat apapun selama tawarannya adalah bersama Karma-kun. Aku segera mengangguk. Siap mendengarkan perjanjian dari Karma-kun.

“Oke, kau harus berjanji untuk … merelakanku.” Karma-kun membelakangiku. Bahunya terlihat kokoh.
Aku heran. Jika harus merelakannya, tandanya kami tidak bisa bersama bukan?

“Aku tahu apa yang kamu pikirkan, kita tetap bisa bersama kok, kamu tenang saja.” Karma-kun terkekeh sekali lagi.
Bagaimana bisa?

Aku menatap lamat-lamat Karma-kun yang sedang menengok ke arahku. Mata kami saling bertemu.
“Maksudku… kau hanya perlu merelakanku sementara, kemudian kau lanjutkan hidupmu dengan benar, jangan sakit lagi, minum obat dan vitamin yang teratur! Setelah itu… barulah kita bisa bertemu.” Karma-kun menatap langit-langit kamarku.

Jadi… aku masih harus menunggu untuk bisa bertemu dengan Karma-kun? Ah… tapi tak apalah. Itu syarat yang mudah, aku masih bisa menyanggupinya. Kemudian aku mengukir senyum terbaik milikku. Senyuman yang kuukir khusus untuk Karma-kun. Tak ada siapapun lagi yang kuperbolehkan untuk melihat senyuman terbaikku ini.

ADVERTISEMENT

“Kemarilah, aku ingin memberikan salam perpisahan.” Karma-kun membentangkan tangannya.
Aku memajukan diriku. Sebetulnya aku ingin langsung turun saja dari ranjang sialan ini. Tapi sepertinya Karma-kun akan melarangku melakukannya. Yasudahlah, segini pun cukup kan?

Karma-kun memelukku erat-erat. Salah satu tangannya mengusap kepalaku dengan rambut coklat yang tersisa sedikit disana. Aku membalas pelukannya. Kurasakan bahunya yang kokoh. Nyaman sekali. Ini pertama kalinya aku merasa sangat nyaman. Pelukan ini juga membawakan kehangatan untukku. Oh ya, serta energi baru tentunya.

Perlahan-lahan, aku tak bisa merasakan bahunya yang kokoh. Perlahan-lahan, Karma-kun menghilang. Butiran-butiran cahaya lembut menjadi wujud terakhir dari Karma-kun yang kulihat pada malam itu.
Jika kalian bertanya apa aku sedih? Jawabannya tentu saja tidak. Aku yakin Karma-kun tidak menyukai sosokku yang sedang menangis. Meski sebenarnya dadaku terasa sesak ketika menahan bulir-bulir air mata yang siap jatuh dari pelupuk mata.

Tapi sungguh aku tidak merasa sedih. Aku merasa sangat bahagia bisa bertemu dengannya walau hanya sesaat. Akan kusimpan perasaan bahagia ini dalam hatiku. Dan akan menunjukkannya lagi ketika pertemuan kami untuk yang kedua kalinya.
Kupejamkan mataku. Kali ini aku bisa tertidur dengan tenang. Tanpa memikirkan hal-hal buruk yang akan terjadi.

“Memang terdengar aneh bukan? Tapi itu merupakan hal yang dapat membuat saya bisa berdiri disini.” Wanita berusia 20-an tahun itu tersenyum untuk mengakhiri kisahnya. Entahlah itu senyum terbaiknya atau bukan. Tapi kurasa senyum itu senyum termanis yang pernah kulihat.

Seseorang menyenggol bahuku. “Heh, Kamu percaya sama ceritanya Kairi-sensei? Bukankah itu tidak mungkin? Pertemuan itu sungguh tak masuk akal! Dan untuk apa menceritakan hal tidak masuk akal itu?”

Seorang gadis di sebelahku terus saja menyangkal perkataan Kairi-sensei. Kurasa ia hanya iri. Karena gadis di sampingku ini juga menyukai sosok bernama Karma itu. Sosok makhluk tidak nyata yang pernah menemui Kairi-sensei dimasa-masa kritisnya melawan penyakit beberapa tahun yang lalu.

“Yah, aku sih percaya saja, bisa jadi itu hanyalah mimpi dari Kairi-sensei. Dan menceritakan kisah itu di klub kita bukannya menyenangkan dan membuatmu jadi memiliki kesempatan?” Jelasku.
“Huh, Asahi membosankan!” Gadis di sebelahku memanyunkan bibirnya sambil melipat tangannya. Akina namanya, teman satu ‘klub anime’ ku.
“Pfft… Aku tahu kamu iri.” Aku merangkul Akina yang berada di sebelahku. Aku dapat melihat wajahnya yang terlihat kaget dan langsung terlihat semburat merah di kedua pipinya.
“Apa sih ?!” Akina mendorong tubuhku dan kembali menatap Kairi-sensei.

Back to Kairi-Sensei P.O.V
Aku mendapati dua sosok remaja yang mungkin sedang bercanda. Andai masa remajaku bisa diisi dengan hal-hal yang menyenangkan. Seperti yang mereka sedang lakukan. Tetapi jika begitu mungkin aku tidak bisa bertemu dengan sosoknya. Ah tidak-tidak… mungkin saat itu hanya sugesti dari pikiranku saja.

“Psst… Kairi-chan!” Terdengar suara seseorang memanggilku.
Ini… ini suara yang kukenal!

“K-karma-kun?!” Entahlah yang aku lihat ini nyata atau tidak. Entahlah apa yang dipikirkan anak-anak klub saat melihat tingkah gilaku ini. Aku tidak peduli. Aku segera mengejar suara tersebut.
Laki-laki berambut merah, dengan tinggi 180 cm. Rupanya dia juga sudah bertumbuh menjadi sosok pria dewasa. Walau begitu aku tetap mengenalinya. Selamanya akan begitu. Karena sosok ini yang telah menyelamatkanku dahulu. Dan mungkin sekarang dia datang untuk menepati janjinya.

“Sudah siap?” Dia bertanya.
“Aku selalu siap…” Aku tersenyum. Tak terasa satu dua tetes air matajatuh dari pelupuk mataku.
“Kalau begitu, genggam erat tanganku, dan jangan pernah melepasnya.” Dia mengulurkan tangannya. Aku segera menyambut uluran tangan tersebut.
“Baik …”

Kemudian kurasakan cahaya lembut membungkus kami. Setelah itu aku merasa seperti tersedot ke suatu tempat. Dan setelah itu… ah aku tidak terlalu ingat apa yang terjadi setelahnya. Yang pasti aku telah mencapai sesuatu yang biasa disebut sebagai kebahagiaan abadi.
Kairi P.O.V ended

Malang sekali nasib Kairi-sensei. Rupanya dia juga memiliki penyakit selain penyakit yang dulu membuatnya berada di kondisi kritis. Penyakit kedua itu, penyakit yang menyerang mental. Penyakit yang dapat membuat siapapun berhalusinasi. Aku tidak begitu ingat namanya, terlalu susah untuk disebut.

Sekarang, kisah Kairi-sensei terasa Ironi bagiku. Ilusi Karma-kun yang pada awalnya membuatnya semangat menjalani hidup, justru menjadi malaikat pencabut nyawanya. Ya, Kairi-sensei baru saja tertabrak bus sekolah akibat mengejar ilusi karma-kun. Dan saat mengejar tersebut, dia tidak menyadari keberadaan bus sekolah tersebut. Begitulah akhir dari kisah tragisnya.

Akina yang berada di sebelahku gemetar ketakutan. Aku berusaha untuk menenanginya dengan cara merangkul tubuhnya.
“Apakah ini yang kamu mau Akina?” Tanyaku pelan.
“U-uh… T-tentu saja tidak…” Tubuhnya masih tetap bergetar.

Aku berharap… semoga kau tidak mengalami hal yang serupa. Akina, teman satu klub- ah tidak. Gadis yang kusukai sejak lama.

Cerpen Karangan: Acedia-Chan
Hai semuanya! Hayo yang husbunya Karma dari Assassination Classroom tunjuk tangan ! Wah… apakah kalian mau memiliki kisah romantis tapi tragis seperti Kairi-san? Komen jika mau dan jika tidak mau juga komen, biar rame haha.

Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 2 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com

Cerpen Kebahagiaan yang Abadi merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Cinta Harus Terpisah (Part 1)

Oleh:
Suasana dalam gereja begitu tenang dan damai. Gadis itu tengah memejamkan kedua matanya. Dengan kedua tangannya yang tengah bertaut erat, ia melantunkan doa dalam hati kecilnya. Meminta dan memanjatkan

Hoshizora

Oleh:
Indahnya langit berbintang malam ini, benar-benar mengingatkanku akan ibu dan kenangan terakhirku bersamanya satu bulan yang lalu. Malam terakhirku melihat langit berbintang bersama ibu waktu itu benar-benar indah. Tanpa

Cinta Harus Terpisah (Part 2)

Oleh:
Genggaman tangan Mama Bisma langsung melepas pelan tangan Christy. Wanita itu menatap tak percaya dan tak mampu menahan rasa kagetnya. Bisma membuang napasnya pelan. “Ma.. Pa, biar Christy nungguin

Cinta Datang Dengan Cepat

Oleh:
Sekarang karin duduk di kelas 2, dia sangat senang karena masuk kelas unggulan bersama dua sahabatnya, yaitu yumi dan keren. Di sekolah mereka, ada anak yang sedikit berandal (tapi

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Kebahagiaan yang Abadi”

  1. Nazahra says:

    Aku wibu dan husbu ku karma, baru nemu fanfic ansatsu disini udh sedih aja ceritanya:”)

    Bikin cerpen lg yaaa^^

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *