Bintang

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Kehidupan, Cerpen Pendidikan
Lolos moderasi pada: 16 July 2012

Dia, duduk di samping jendela, dibawah sinar lampu yang temaram. Mencoba memandang langit yang gelap, hanya ada rembulan yang memantulkan sebagian dari cahaya matahari. Tak ada bintang yang terlihat, semua bersembunyi dibalik awan, barangkali malu untuk kulihat, katanya dalam hati seraya tersenyum. Angin malam berhembus sepoi-sepoi, solah menghembuskan udara pada wajahnya yang lembut. Awan bergerak perlahan, memberikan seni tersendiri di kegelapan malam. Ahh, ternyata ada satu bintang di balik awan, senyumnya tersungging di balik bibirnya yang mungil. Ya Rabb, ternyata setitik cahaya pun bisa memberikan keindahan yang luar biasa diantara luasnya langit yang gelap di malam hari. Ah, seandainya ketika membuka jendela, memandang langit dan tak menemukan bintang kemudian dia tak mencoba menatap awan tapi menutup jendela kembali, dia tak akan menemukan bintang yang tersembunyi di balik awan.

***
Seperti setitik bintang di kegelapan malam, terkadang kita tak menyadari ada cahaya kecil dalam malam yang gelap, yang kita berinama “bintang”. Betapa indahnya cahaya itu walaupun tak bisa menerangi malam. Tapi, lain halnya ketika kita melihat ada setitik noda di atas kain putih yang membentang. Kita justru terfokus pada noda yang kecil, dan seolah lupa betapa bersihnya kain itu terlepas dari setitik noda yang ada, yang mungkin bisa hilang hanya dengan sedikit detergent pemutih. Itulah hidup, kadang-kadang kita lupa untuk memandang sesuatu dari sisi lain yang dimiliki.

Saya, memiliki seorang murid yang saya pikir kecerdasannya kurang menonjol dibanding lainnya. Suatu hari, ketika kami tengah membicarakan sistem tata surya, hanya sebagai pengetahuan bahwa bumi merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang menjadi tempat tinggal manusia, murid saya itu, sebut saja namanya Rimba, tiba-tiba berdiri dan mengambil helm milik guru lain yang disimpan diatas loker dalam ruang kelas serta memakainya. Tanpa saya sadari saya berkata kepadanya :”Wah,,,teman-teman, lihat!! Rimba memakai helm, seperti astronot yang mau terbang ke bulan ya…”. Semua teman-temannya memandang ke arahnya, dia tersenyum, spontan helmnya langsung di lepas dan dikembalikan ke tempat semula, tanpa harus disuruh untuk mengembalikan. Kemudian saya ajak mereka untuk menggambar roket di atas kertas putih yang tersedia. Dan hasilnya, Subhanallah, murid yang saya pikir kecerdasannya kurang menonjol itu justru tahapan menggambarnya dua tingkat lebih tinggi dibanding murid yang saya pikir paling pandai di kelas.

Seandainya saja saya memberikan reaksi yang lain seperti :”Rimba, silakan dikembalikan helmnya karena sekarang saatnya kita belajar”, atau :”Maaf, silakan dikembalikan helmnya karena Rimba belum minta ijin bu guru”, atau yang lainya, mungkin saya tidak akan pernah tahu bahwa kecerdasan dia sudah lebih dari apa yang saya sangka karena pembahasan hari itu bukan tentang astronot atau roket. Atau barangkali saya membutuhkan lebih dari satu kalimat perintah untuk membuatnya mengembalikan helm ke tempat semula.

Reaksi berbeda yang kita berikan ketika kita memandang bintang di kegelapan malam atau setitik noda di selembar kain putih ternyata akan memberikan hasil yang berbeda pula. Hidup ini indah, cobalah kita memandang sesuatu dari sisi yang lain, maka yang tampak bukan hanya sekedar 2 dimensi. Bukankah lebih seru ketika kita melihat film 3 dimensi???

Nama Penulis: wijayanti
Blog penulis: 12warna.blogspot.com

Cerpen Bintang merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Sahabat yang Kembali Lagi

Oleh:
Saat Ceni sedang duduk termenung. Rizki datang, Ceni menoleh. Ia sangat senang sekali, ternyata si Rizki kembali lagi. Ia bersorak ria, ia menyapa Rizki. “Hai Rizki.” “Hai juga Ceni.

Janji Untuk Ibu

Oleh:
Benar sekali, terkadang apa yang kita inginkan memang tak melulu sesuai apa yang kita butuhkan. Terpaksa atau tidak, sakit atau tidak sakit, sudah sepantasnya aku menerimanya dengan penuh ketabahan,

Misteri Teman Baru

Oleh:
“Risa! Lisa! Cepat bangun nanti kalian terlambat!!!” “iya mamah” Hari ini aku pergi ke sekolahku bersama kakakku alias kembaranku Risa. Kali ini aku merasa malas sekolah setelah liburan sebulan

Namanya Takdir

Oleh:
Aku injakkan kakiku di mushalla sekolahku, remang-remang lampu kuning menemani sholat isyaku. Terdengar sayup-sayup sebuah tawa dari orang yang aku kenal. “Aku mencintaimu, Kayra.” Ucap sesosok bayangan dengan postur

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

2 responses to “Bintang”

  1. iikikromatul says:

    ikut copas untuk tgs y…

  2. Unknown says:

    Kak, ini gua ada tugas kelompok b indo..
    Intisari dari Cerpen karangan bintang apa?

Leave a Reply to Unknown Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *