Kehidupan

Cerpen Karangan: ,
Kategori: Cerpen Kehidupan
Lolos moderasi pada: 21 January 2023

Setiap hari hujan begitu deras. Sederas air mataku. entah mengapa hidup ini lelah untuk kujalani. Tapi kaki ini bisa untuk berjalan selangkah demi selangkah. Begitu bosan hidup ini tanpa adanya kedua orangtua. Yang selalu membuatku melakukan ini itu sendiri. Apa mungkin ini sudah takdirku? Aku tak pernah mau dengan apa yang aku rasakan. Namun didalam hatiku aku selalu berkata ‘sabar dan sabar’. Aku yakin dengan diriku sendiri bahwa aku bisa berdiri sendiri dan menjalankan hidupku tanpa kedua orangtuaku.

Suatu hari aku pergi ke sekolah dan bertemu dengan key. Dia teman sebangkuku
“Nay… lo kenapa sih kok akhir akhir ini jadi sering melamun”. Tanya Key
“Emm.. enggak kok key gapapa”. Jawab Nayra dengan gugup
“Nayy, lo kalau punya masalah gakpapa cerita ke gue aja”.
“… “. Nayra pun terdiam

“Yaudah gapapa kok kalau lo gak bisa nyeritain sekarang mungkin bisa di lain waktu, sekarang lo tenangin diri lo dulu ya nay”. kata Key
“Iyaa Key, makasihh”. Ucap Nayra

Bel pulang pun berbunyi dan semua siswa bergegas untuk pulang. Tidak dengan Nayra dia sepanjang jalan asik merenung.

Tiba di rumah pun Nayra tetap merenung dengan berkata sambil menangis “kenapa aku bingung dengan apa yang aku lihat. Kenapa orang jahat bahagia. Kenapa orang baik tidak? kenapa orang jahat di atas. Kenapa orang baik ditindas? Apa hidup tidak semudah yang kukira? Hidup ini memang sulit. Sulit bila kita mencari kebahagiaan. Bukankah kita hidup untuk melewati kesulitan? Tuhan tahu tentang bagaimana karakter kita. Bersabar adalah kuncinya. Memang sabar itu bukanlah hal yang mudah, Tapi selagi kita sanggup untuk bersabar kenapa tidak? Ya, kannnn!!!” Ucap Nayra menggebu-gebu.

Sabar itu ibaratkan pohon, biar pun terombang ambing oleh angin hingga merontokkan daunnya, namun pohon tak menyalahkan angin dan masih kuat untuk menjulang tinggi. Biarpun terus terusan disakiti ikhlas kan Tuhan yang maha mengetahui, semua pasti ada waktunya. Satu pohon bisa menjadi jutaaan korek api, tapi korek api bisa membakar jutaaan pohon. Bukankah itu sudah adil? Kita Di bumi ini sebagai pemain dan Tuhanlah yang menyutradarainya. Jalani aja hidup kita sesuai dengan kenyataan yang kita dapat.

Cerpen Karangan: Devi Muliya Sari, SMPN 2 Puri

Cerpen Kehidupan merupakan cerita pendek karangan , , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Sepeda Agus

Oleh:
Saat terbit fajar, ia bangun dan segera mandi di sumur. Dengan langkah cepat dan sigap Agus, anak lelaki berumur 12 tahun itu berpakaian sekolah. Baru pukul 06.00 pagi, ia

Keyakinan Adalah Kekuatan

Oleh:
Di sebuah rumah makan di pinggir jalan. Aku melangkahkan kakiku sambil membawa amplop berwarna coklat di tanganku. Amplop itu berisi surat lamaran kerja. Yah! Waktu itu usiaku baru 15

Aisyah

Oleh:
Suasana terasa sangat dingin. Bukan faktor cuaca. Hanya suara jangkrik yang terdengar. Hening namun tiada khidmat. “Bapak tidak mengerti jalan pikiranmu. Selama ini bapak membiarkanmu berteman dengan siapapun karena

Duc In Altum

Oleh:
Hidup terlalu singkat untuk dijalani Terlalu luas untuk dipahami tetapi hidup menjadi berarti ketika lepas dari segala sesuatu Keluar dari diri sendiri Memecah dinding keegoisan yang memenjarakan diri dalam

Sudut Pandang

Oleh:
Meski sedang pada kesulitannya masing-masing, mereka tetap terikat dalam ikatan yang mengagumkan. Ikatan itu kuat dan bukan sembarang ikatan. Badai akan terus selalu menghembus. Menguat atau melemah adalah pilihan.

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *