Maaf Aku Pergi

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Kehidupan, Cerpen Persahabatan, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 15 June 2013

Teeeeetttt teeeeet teeeeeet… bel berbunyi menandakan jam belajar hari ini sudah habis. Keadaan di dalam kelas pun semakin gaduh, karena anak-anak ingin segera lekas pulang. mereka pun keluar tidak beraturan, ada yang langsung siap-siap menghubungi orangtuanya, ada juga yang langsung bermain di lapangan lagi. seperti inilah suasana ketika berada di sekolah menegah pertama. jangan lupa yang hari ini jadwal piket, di sapu dulu kelasnya! berkata bu guru, pada anak-anak yang sudah ditentukan jadwal piket menyapu kelas.

Hah… aku kalah lagi? Wah, kalo gini caranya aku dicurangin ni! ucap Renal pada teman-temannya. Bah, gapapa dong, biar kita makin lama main Psnya. sahut Roy menghasut renal.

Di waktu yang bersamaan, renal dan teman-temannya sedang asyik bermain PLAYSTATION. sehingga kegemarannya ini pun dimanfaatkan teman-temannya, karena renal anak dari keluarga yang terpandang dan berkemampuan materi yang sangat tinggi.
Renal yang masih berusia 13 tahun sangat royal untuk masalah keuangan. Sebut saja roy, anak dari keluarga yang tidak mampu, namun untuk masalah pergaulan roy tidak pernah ketinggalan. ia adalah teman sebaya renal dan mereka sangat akrab. tanpa renal sadari, roy hanya ingin memanfaatkannya saja. Apalagi diusianya yang masih bau kencur, renal terkenal sangat culun, cupu dan kuper. bisa di bilang sangat tertutup kepada teman sebaya yang lainnya, kecuali kepada roy, karena roy yang di anggap paling mengerti renal pada saat itu..

Karena sudah siang, renal dan roy bergegas pulang dari tempat mereka bolos untuk segera pulang kerumahnya masing-masing, padahal, pada hari itu mereka tak masuk sekolah. lagi-lagi mereka membolos ke tempat kesukaan mereka, tempat itu pun tampaknya sedikit jauh dari sekolah, dan sulit bila ditemukan karena terletak di atas perumahan gunung.

isss heh, aku takut kalau orangtua ku di panggil, aku kan sudah seminggu bolos terus Ucap renal kepada roy, dengan raut wajah khawatir. astaga heh, coba santai aja, kita ni masih smp. pasti dimaklumin lah Sahut roy dengan gampang, berusaha membuat renal tak kepikiran. kamu enda gelisah kah? Aku ni gelisah taulah! tambah renal kepada roy dengan tegas. santai aja nal, kan sudah kubilang, kita ni masih smp.. jadi ya santai aja sahut roy lagi dengan cengok. santai santai! ya sudah dah lupakan! Aku mau nunggu jemputan dulu. Besok bolos lagi enda?. ujar renal sambil bertanya kepada roy. ya seperti biasa, mumpung kita belum bosan dengan Playstation, hahahahahah ucap roy sambil menepuk pundak renal. oke sip, ku tunggu di samping sekolah besok pagi. Sahut renal, sambil menunggu mobil jemputan supir pribadi orangtuanya. Sementara roy pulang dengan berjalan kaki, karena rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah. tak ada sedikit pun perhatian orang tua roy kepadanya, bisa di bilang keluarga roy adalah keluarga yang Broken Home.

saat roy berusia 5 tahun ia sudah di tinggal sosok ibu yang saat itu sedang jatuh sakit karena terkena penyakit TBC, roy kini ia tinggal bersama bapaknya yang saat ini bekerja sebagai tukang las diperusahaan daerah kota besar. Namun peran sebagai bapak, tak ada sedikit pun perhatian yang diberikan kepada roy. Itu pun juga yang membuat roy tidak semangat dan semaunya dalam menuntut ilmu.
Keberadaan bapak roy pun sangat minim di rumah, sehingga membuat roy bebas akan melakukan apa saja, termasuk keluar dan pulang ke rumah pada tengah malam. Sehingga waktu untuk bertatap muka antara anak dan bapak sangat kurang, dalam berkomunikasi pun sangat jarang. Hal ini membuat roy semakin tidak peduli akan keberadaan bapaknya, dia hanya menganggap, bapaknya hanyalah sosok yang pergi setelah adzan subuh dan datang ketika malam tepat pukul 00.00 itupun langsung mandi lalu istirahat.

Sesampainya roy di rumah, ia langsung bergegas untuk menuju tempat tidur tanpa melepas baju sekolah yang dikenakannya karena merasa kelelalahan. Padahal ia tidak pergi ke sekolah. sekali lagi, kerjaannya hanyalah bolos demi kesenangannya. ia pun tidur siang pada saat itu. berbeda dengan kehidupan renal, renal yang saat ini keluarga yang mapan, terpandang, dan terhormat.

Renal pun sudah sampai di rumah, seperti biasa ia hanya bisa bertemu ibunya yang sedang memasak untuk makan siang renal. karena ayahnya yang seringkali tugas proyek minyak ke luar negeri bersama rekan kerjanya, dan setiap sebulan sekali renal baru bisa bertemu dengan ayahnya. Namun kasih sayang yang diberikan ibunya kepada renal sangat sepadan, sosok ibu yang berperan ganda sangat kental dan berkenan di hati renal, sehingga apa saja kemauan renal pun dituruti ibunya.
Renal pun masuk rumah yang sudah dibukakan pintu oleh pembantu yang lain dalam rumah itu.

Pasti renalnya ibu kan? ucap ibu kepada renal, seolah sudah tahu kalau itu benar renal. Mmmmm, iya buu, aku sudah gak sabar pengen makan. Sahut renal, sambil melepas sepatu sekolahnya. eitsss, tunggu dulu.. seperti biasa, ganti baju sekolahmu dulu renal, cuci kaki, tangan.. baru boleh makan. Kata ibu mengingatkan renal. iya ibuuuu.. siap, hehehee. Sahut renal dengan gembira, karena sudah tak tahan lagi menahan lapar.

Bisa di bilang renal anak yang sangat patuh, sehingga ia sangat di manja oleh kedua orangtuanya, terlebih oleh ibunya.. namun, karena renal sudah bergaul lama dengan roy semenjak SD, renal pun belum menyadari sampai saat ini yang mempengaruhi kehidupan renal adalah roy.

ADVERTISEMENT

Usai ganti baju, renal pun bergegas menuju meja makan dan menyantap hidangan makan siang yang sudah disediakan untuknya. Bersama ibunya, renal tak lupa ditanya tentang sekolahnya tadi. nal, tadi gimana disekolahan? tanya ibu kepada renal. apanya yang gimana bu? sahut renal, seolah ingin di ulang lagi pertanyaan tersebut. mmm, maksud ibu, gimana tadi sekolahnya? Sudah ambil nilai belum? lanjut ibu bertanya dengan penasaran. ohh itu, hehe tenang aja bu, renal dapat nilai tinggi tadi, pokoknya ibu tenang aja jawab renal, dengan nada menyakinkan ibu, walaupun agak sedikit gugup jawabnya.
Dengan jawaban renal tadi, ibupun merasa tenang karena yang ibu tahu renal anak yang sangat patuh kepadanya dan tidak pernah nakal. Padahal, selama ini ibu belum tahu tentang kelakuan dan pergaulan renal semenjak kenal lama dengan roy. Lagi-lagi renal harus berbohong lagi kepada ibunya.

Setelah selesai makan, ibu pun menyuruh renal untuk istirahat. Karena malamnya adalah waktu renal untuk belajar. Ibu pun sudah mengatur jadwal belajar renal dengan disiplin dan renal harus mematuhinya kecuali ketika renal sedang sakit. Sementara itu, ibu melanjutkan pekerjaan rumah sambil santai menonton tv. Setelah lama menyaksikan siaran yang disajikan di televisi, ibu lebih memilih untuk nonton berita pada sore itu.
Beberapa berita sudah disaksikan ibu pada sore itu, hingga dari lokal maupun mancanegara.
Ada satu berita yang membuat ibu sangat penasaran, yaitu berita di televisi itu menjelaskan komplotan pencuri yang berhasil kabur setelah berhasil membobol 1 unit ATM, hingga saat ini polisi masih terus melakukan pencarian dan penyelidikan di berbagai barang disekitar ATM untuk mencari sidik jari para tersangka.
Hingga senja tiba, ibu pun langsung mematikan televisi dan segera membangunkan renal dari tidurnya untuk segera bergegas mandi, karena adzan magrib sudah tiba.

kegiatan rutin pun dilakukan renal, setiap malam harus belajar dan harus berhadapan dengan buku-buku pelajaran sekolahnya. Sering juga ibu membimbing renal pada saat belajar. entah kenapa, renal yang sangat tertutup dengan teman sebayanya kecuali roy, ibu juga kurang mendukung renal dalam pergaulan. Yang diinginkan ibu saat ini, agar renal bisa melebihi ayahnya kelak dan renal akan terus dituntut selalu belajar.

Sangat berbalik dengan kehidupan roy, mungkin anak seusia dia belum pantas dikategorikan sebagai orang dewasa. karena umurnya yang masih 13 tahun, tapi untuk masalah pergaulan dan zaman ia tak pernah ketinggalan. roy orang yang tak pilih teman, sehingga pergaulannya pun semakin bebas dan tak ada yang mengontrol. Teman-temannya pun kebanyakan sudah ada yang SMA, Kuliah ataupun sudah kerja, bahkan preman di daerah ia tinggal pun sangat akrab dengannya.

Pada malam yang sama, ketika renal pada saat itu sedang belajar pada pukul 19. 30. malam itu juga roy baru bangun dari tempat tidurnya. Seperti biasa, ia hanya sendiri di rumah karena bapaknya pulang pasti jam 12 malam bahkan bisa melebihi itu. Roy pun lalu bergegas mandi untuk menuju ke tempat ia biasa mejeng atau berkumpul.
Setelah selesai mandi, roy pun langsung menuju ketempat biasa ia ngumpul. Tempatnya pun sangat dekat dengan daerah rumahnya. sebenarnya keberadaan mereka membuat warga sekitar terusik, karena sangat mengganggu dan membuat gaduh suasana sekitar.

Sehingga sering kali mereka di tegur pak Rt karena ulah mereka. Terkadang ada orang yang takut dengan sikap mereka, lalu mereka tak segan untuk membajak dan meminta uang demi kebutuhan perut roy dan kawan-kawan. seperti itulah pergaulan roy yang saat ini diminatinya, karena ia merasa bebas dan tak ada yang mengontrol. Gaji bapaknya saja hanya cukup untuk membiayai iuran spp dalam sebulan, itupun mencicil. Sehingga pihak sekolah sering kali mengeluh dengan keluarga roy dalam uang pembayaran iuran spp.
Mungkin bagi roy itu hanya masalah sepele dan roy tidak peduli apa yang ia jalani sekarang, ia hanya memikirkan kesenangan dan kepuasan tanpa menyadari jerih payah bapaknya banting tulang sebagai pekerja las.

waktu sudah menunjukkan pukul 01. 00 malam, roy pun sudah lelah menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Ia langsung pulang menuju ke rumah. Tampaknya bapak roy sudah datang, seperti biasa lagi bapaknya sudah istirahat di kamar karena kelelahan kerja seharian.
Tak lupa beliau meninggalkan sebungkus makanan dan uang saku sekolah tiap harinya untuk roy sepulang beliau kerja. roy pun langsung melahap makanan yang disediakan untuknya dan roy lanjut bergegas tidur, karena esok pagi ada agenda bolos dengan renal lagi.

Tampaknya matahari sudah sedikit muncul, diiringi ayam yang berkokok menandakan pagi telah tiba.
nak ayo bangun nak, sudah ada matahari tu ucap ibu sambil mengelus kepala renal. Renal yang masih lesu pun segera bangun dan bergegas mandi tanpa berkata apapun. Sementara ibu juga sudah mempersiapkan sarapan pagi untuk renal.

Berbeda dengan roy, ia bangun sendiri dengan ditandakan oleh cahaya matahari yang masuk karena jendela yang sengaja di buka oleh ayahnya, karena setiap subuh harus berangkat kerja lagi.
Roy pun langsung bergegas mandi dan memakai baju sekolah, karena takut renal terlalu lama menunggunya di samping sekolah untuk bolos lagi.
Begitu juga dengan renal, setelah selesai sarapan ia langsung pamitan dengan ibunya. Renal yang sering di antar supir pribadinya, sengaja renal untuk menyuruh stop di samping sekolah. Karena tujuannya bukan untuk masuk sekolah, melainkan untuk membolos dengan roy lagi.

Disamping sekolah pun roy dan renal bertemu, mereka langsung bergegas menuju tempat biasa bermain playstation. Karena tak ingin terlihat oleh teman sekelas mereka dan guru di sekolah tersebut.
sudah lama kah nunggu? ucap renal. Hoooaaahhh santai aja, baru juga aku datang sahut roy dengan mata masih terlihat mengantuk. ayo sudah kita langsung kesana aja, ntar ketahuan sama guru tambah roy mengajak renal sambil melihat keadaan sekitar.
Mereka pun akhirnya membolos lagi, Entah apa yang membuat mereka tak semangat sekolah. tapi mungkin juga karena faktor kurangnya pengontrolan orangtua mereka masing-masing.

sesampainya di tempat, mereka pun menghabiskan waktu dengan bermain sesuka dan sepuas mereka, karena yang membiayai renal. roy pun tanpa segan meminta renal untuk membeli sebungkus ror*k. kemauan roy pun diturutinya, karena renal sudah menganggap roy sebagai teman sejatinya.
Roy yang sudah belajar merok*k mulai kelas 5 SD pun langsung membujuk renal untuk mencoba sebatang rok*k tersebut.
Sepertinya roy pun sudah sangat fasih untuk merok*k.

ayo nal coba rok*knya, enak ini… hmmm (sambil menghisap sebatang rok*k, lalu meniupkannya ke arah renal), bujuk roy kepada renal. Awalnya renal enggan untuk melakukannya, tapi ya lagi-lagi renal sangat mudah untuk terpengaruh oleh roy. engga ah, rok*k itu kan bahaya.. lagipula anak seusia kita belum pantas untuk menikmatinya, ucap renal kepada roy sambil menolak. sudahlah coba aja dulu, kalo kamu pegang rok*k trus diliat sama cewek, pasti mereka akan bilang kamu keren, sahut roy berusaha menyakinkan renal.
Tanpa pikir panjang, renal pun langsung mencoba sebatang rok*k yang ditawarkan roy. awalnya ia batuk-batuk, lama kelamaan renal sedikit lancar dan pasih menghisap rok*k tersebut. dan hal itu membuat renal semakin ketagihan dengan rok*k, sehingga renal yang sering membeli sebungkus rok*k tiap hari untuk dihisap berdua dengan roy. tanpa sepengetahuan kedua orangtua mereka tersebut.

Kegiatan rutin membolos pun terus mereka gemari tanpa memikirkan dampak dengan sekolahnya dan diri mereka, apalagi orangtua mereka yang tidak tahu akan kelakuan anak-anak tersebut.

Sudah 2 minggu lebih renal dan roy tidak pernah masuk sekolah. hal tersebut membuat wali kelas mereka sangat curiga, Kebetulan mereka juga sekelas. wali kelas pun dengan sigap merespon permasalahan ini, beliau langsung mengirimkan surat panggilan kepada orangtua mereka masing-masing.

Surat pun sudah diberikan, Karena bapak roy sangat jarang di rumah dan susah untuk ditemui, surat tersebut dititipkan ke tetangga sebelah rumah roy.
surat untuk orangtua renal pun sudah sampai ke tangan ibu renal sendiri.

Waktu itu masih pukul 10.00 pagi, ibu renal pun sangat penasaran setelah membaca surat tersebut, yang isinya sebuah permohonan panggilan orangtua dari pihak sekolah.
Hal tersebut, sama sekali belum diketahui oleh renal dan roy. karena mereka sudah terlanjur asik dengan membolos dan menghabiskan waktu untuk bermain playstation tiap harinya.
Sesampainya renal di rumah, ibu langsung bertanya kepada renal dengan penasaran nal, ini kok ibu tadi di kasih surat dari pihak sekolah? isi suratnya panggilan… ibu aja gak ngerti kenapa ya? terheran ibu bertanya kepada renal.

Awalnya renal yang tak tahu menahu soal ini langsung bingung ingin jawab apa, tapi ia langsung bersikap tenang seolah tak ada masalah. mungkin cuman mau ngundang untuk hadir dalam peresmian gedung baru di sekolah kali bu jawab renal dengan tenang. ya sudah, kalo ibu ada waktu, ibu sempatkan kesana lanjut ibu dengan rasa yang semakin penasaran.
renal sendiri pun tak mengerti tentang surat panggilan orangtuanya dari pihak sekolah, ia hanya beranggapan kalo itu hanya sekedar surat biasa. karena kebetulan juga, dalam waktu dekat ini akan ada undangan orangtua siswa untuk menghadiri peresmian gedung baru di sekolah tersebut.

Berbeda dengan roy, tampaknya ia sudah menerima surat itu sendiri. maklum saja, karena bapaknya pulang hingga larut malam terus. Surat tersebut sudah samapai ke tangan roy yang tadi pagi dititipkan dengan tetangganya. tanpa basa basi, roy yang penasaran dengan isi surat itu, ia langsung membuka dan membacanya.
Setelah lama dikoreksi, Ia sudah menduga kalau isi surat itu karena jarangnya kehadiran dirinya di sekolah.
Ia pun langsung berniat untuk tidak memberitahukan surat itu kepada bapaknya, dengan cepat surat itu langsung dirobeknya dan di buang ke tempat sampah. Roy sangat takut sekali, karena hal ini bisa membuat sang bapak marah besar kepadanya.

Tetap saja hal itu membuat roy sangat takut dan gugup, jika bapaknya tahu kalau roy tak pernah masuk sekolah lagi. Roy pun langsung merencanakannya dengan renal, mereka sepakat kalau besok harus turun ke sekolah lagi.
pada malam itu, roy sangat heran sekali karena tak biasanya jam segini bapaknya belum jua pulang ke rumah. padahal jam sudah menunjukkan pukul 02.00 pagi. Ia pun langsung tidur saja, ia berfikiran mungkin bapaknya kali ini menginap di tempat kerjanya.

Pagi pun tiba, Sepertinya suasana pagi tampak cerah, ia sudah bangun dari tidurnya. roy pun langsung bergegas mandi dan pergi ke sekolah. Baru kali ini roy ingin ke sekolah setelah 2 minggu lebih bolos.
Pagi itu juga, renal sudah siap untuk berangkat kesekolah. Berbeda dengan roy, renal setiap pagi harus sarapan dulu. nanti ibu usahakan datang ke sekolah ya nak ucap ibu kepada renal. iya bu, renal berangkat dulu yaaa sahut renal sambil mencium tangan ibunya.
ibu pun langsung melanjutkan aktivitas setiap paginya di rumah, sambil menunggu tukang koran langganan mengantar berita hari ini.

Setelah sampai di sekolah, renal dan roy pun bertemu dengan saling bertanya tentang surat pemanggilan orangtua itu. Renal yang tidak tahu dengan surat itupun langsung gugup dan takut setelah diberitahu oleh roy. orangtuamu dapat surat kah nal dari sekolah? tanya roy karena penasaran. iya ibuku dapat, dia datang kok hari ini. jawab renal dengan tenang. kamu tau itu surat apa? (roy). mungkin itu surat panggilan orangtua untuk menghadiri peresmian gedung baru sekolah kita kan. tambah renal dengan perkataan sok tahunya.

Itu memang surat panggilan goblok!, kamu tau, itu panggilan apa? roy pun langsung menyahut dengan lantang. Apa emangnya? tanya renal sambil heran. itu surat karena kita jarang masuk kelas, makanya orangtu kita di panggil, ahh dasar goblok! tambah roy menjelaskan dengan kesal.

Setelah beberapa kali tidak percaya dengan hal itu, renal pun langsung memikirkannya dan merenungkan sejenak. Dia juga sudah menduga, bisa saja hal yang dikatakan roy dengannya itu benar.
Renal pun semakin dihantui rasa takut dan gugup, ia hanya bersikap diam saja di kelas dan tak menghiraukan pertanyaan temannya karena ketidakhadirannya dalam beberapa minggu lalu.

Berbeda dengan roy, tampaknya ia tenang sekali karena dia yakin bapaknya takkan tahu soal surat panggilan itu. Roy yang sangat aktif di kelas, seringkali menjahili teman sebayanya. walaupun begitu, roy sangat ditakuti dikelas, ia juga bersikap kasar kalau ada teman yang lain berbuat iseng kepada renal.
pagi itu, ibu renal sudah mendapat koran yang selalu di tunggu setiap paginya. Banyak berita menarik yang dibacanya, entah kriminal, gosip selebriti maupun berita keadaan lingkungan.
Ada satu berita yang membuat beliau sangat penasaran, dan langsung membacanya lebih lanjut.
Mungkin berita itu yang pernah ia saksikan di televisi tentang komplotan pembobol ATM, dalam wacana tersebut polisi sudah berhasil menangkap 2 tersangka dari beberapa komplotan lainnya. sementara itu polisi masih melakukan pencarian kerabat dari komplotan pembobol itu.

Setelah puas membaca koran dan menyelesaikan pekerjaan rumah, ibupun langsung bersiap ke sekolah renal untuk memenuhi panggilan dari pihak sekolah tersebut.
Ia lalu meminta supir pribadinya untuk mengantarkannya ke sekolah renal. supirnya dengan sigap langsung mempersiapkan mobil dan langsung pergi ke tempat tujuan.

Di tengah perjalanan, ibu merasa tak nyaman karena supir pribadinya sering kali ngerem mendadak. entah kenapa hal itu membuat ia sangat marah kepada sang supir.
Namun supir yang dalam keadaan mengantuk itu tak menghiraukan sedikitpun perkataan ibu. Tanpa disadari, hal itu membuat supir tak konsen lagi dalam mengemudi, mobil itu pun hampir menabrak orang yang akan menyebrang. karena supir baru sadar, ia pun dengan cepat banting setir ke arah trotoar. akibatnya mobil itu menabrak sebuah halte yang berada di trotoar tersebut. hal itu membuat para pejalan kaki terkejut dan langsung menghampiri mobil itu. Mereka pun langsung membuka pintu mobil dengan paksa, tampaknya kejadian tersebut membuat ibu renal dan sopir pingsan.
Namun, yang lebih parahnya lagi keadaan sang supir. Karena ia mengalami luka di bagian kepala dan pendarahan di hidung, sedangkan ibu renal hanya tak sadarkan diri. Dengan cepat pula, orang-orang langsung membawa mereka ke rumah sakit terdekat karena tak ingin terjadinya kemacetan panjang.
Tetapi, untung saja dalam kecelakaan ini tidak melibatkan korban dari pengguna jalan lainnya. kerusakan parah pun dialami oleh mobil tersebut.

Setelah sampai di rumah sakit, ibu pun sudah sadar dari pingsan yang dialaminya. setelah ingatannya pulih kembali, ia langsung menanyakan keberadaan supirnya. kata perawat, supirnya sedang di rawat di UGD karena mengalami pendarahan parah pada kepala dan hidungnya. dengan panik, ibu pun langsung mencari ruangan tersebut untuk melihat keadaan sang supir. Tak lupa juga ia berterimakasih kepada orang-orang yang sudah mengantarkannya ke rumah sakit itu.
Ibu pun sangat terkejut dengan keadaan sang supir, ia sangat kasian dan menyesal atas kemarahan di dalam mobil tadi.

ibu pun langsung menghubungi telpon rumah, kebetulan yang berada di rumah saat itu hanyalah pembantu. ia pun memberitahu kalau tadi terjadi kecelakaan yang membuat pak supir tak sadarkan diri. beliau juga berpesan, agar kejadian tersebut jangan sampai ke telinga renal. karena ia tak ingin renal menjadi ikut panik dan khawatir. (kalau renal nanya kemana saya, bilang aja saya lagi menginap di rumah eyang, dengan alasan eyang gak ada yang jaga) pesan ibu kepada pembantu tersebut.

Renal yang saat itu masih berada di sekolah, ia sangat bingung karena ibunya tak kunjung datang. Namun ia berfikiran kalo ibu sedang sibuk di rumah. hal itu membuat perasaan renal lega. ia pun langsung memberitahukan kepada roy, kalau ibunya tak datang hari ini. mungkin karena sibuk menurut perkiraannya sendiri.

Jam pelajaran sekolah pun sudah berakhir, saatnya anak-anak dipulangkan. roy dan renal segera keluar dari sekolah karena tak ingin terlihat oleh muka sangarnya walikelas mereka. tampaknya mereka selalu menghindar dari masalah itu, walaupun untuk hari ini mereka berhasil lolos. roy pun langsung segera pamit untuk pulang kepada renal, sementara renal hanya tinggal sendiri karena menunggu supir pribadinya menjemput.
pada siang itu, sudah lewat setengah jam yang lalu renal belum jua di jemput. ia sudah merasa bosan karena menunggu supir pribadinya tersebut. karena pada saat itu renal belum diperbolehkan untuk menggunakan handphone oleh ibunya, dengan tujuan agar renal tak terganggu konsentrasi belajarnya.
Ia pun memutuskan untuk pulang naik angkot sendiri. ini pertama kalinya ia harus naik angkot, karena sebelumnya renal sama sekali belum pernah. ia pun merasa risih selama di dalam angkot.
Karena penumpang yang begitu penuh, hingga membuat renal gerah dan kepanasan. maklum saja, renal yang sudah terbiasa dengan suasana mobil yang ber-AC.

Pada siang itu juga, roy sudah sampai menuju kerumahnya. namun ia heran dengan sikap tetangga sekitarnya itu. wajah para tetangga roy seolah sinis dan sesekali mengejeknya huuu dasar anak maling!. awassss, ada anak maling datang!! hahahahaaaa. ada juga celetukan warga yang lain kepada roy. ia sangat kesal dengan perkataan mereka, namun ia tak menggubris kata-kata tersebut dan langsung jalan saja menuju rumahnya.

Sekitar 25 meter sebelum rumahnya, ia sangat bingung kenapa di depan rumah banyak kerumunan warga? roy yang semakin penasaran pun langsung bergegas ingin tahu apa yang sedang terjadi.
Hal ini pastinya diluar dugaan roy, ia sangat terkejut karena melihat bapaknya sudah di giring oleh beberapa polisi dengan tangan terborgol. roy pun dengan paksa menerobos kerumunan warga tersebut dan langsung mendatangi bapaknya itu.
pak, kenapa ini pak?! Kenapaaaa?! tanya roy sambil mengejar bapaknya yang akan dimasukkan ke mobil polisi. Namun sang bapak hanya bisa diam dan tertunduk malu oleh warga yang banyak melihatnya, terlebih lagi di lihat oleh anaknya sendiri.
roy pun terus memaksa bapaknya untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi saat ini. Hal ini membuatnya begitu kesal hingga meneteskan airmata. pak, tolong pak! Tolong! beri roy penjelasan!
setelah melihat wajah roy yang bergelinang air mata, bapaknya sejenak memandang roy dengan diam, memberikan senyum sambil menganggukan kepala saja. ia pun langsung segera di bawa ke dalam mobil dan polisi itu pergi. sementara roy hanya bisa terdiam dan terus menangis dengan apa yg ia lihat hari ini, ia masih tak percaya. lalu ia dengan cepat masuk rumah dan terus menangis tak hentinya.

Roy pun merasa dirinya seperti diasingkan oleh warga maupun teman sebaya dekat rumahnya. ia masih terus mempertanyakan dengan rasa sedih bercampur kesal karena hal itu sama sekali diluar dugaannya.
Dengan keadaannya yang seperti itu, membuat salah satu warga membocorkan apa yang terjadi kepada bapaknya.
Ia pun sangat terkejut, seolah tak percaya apa yang sudah dilakukan oleh bapaknya. ternyata komplotan pembobol ATM itu salah satunya adalah bapaknya sendiri. setelah mendengar informasi tersebut, roy pun kini jarang keluar ke rumah karena tak mau menanggung malu akibat ada beberapa warga di sekitar yang sering mengejeknya.

renal pun telah sampai rumah, ia kebingungan karena tak ada sang ibu yang selalu menyambutnya di dalam rumah dengan hidangan makan siang.
Ia pun langsung bertanya kepada pembantu yang kebetulan selalu berada di rumah. setelah mendengar penjelasan pembantunya itu, renal dengan senang sekali mendengar kabar itu karena ia merasa bebas di rumah. Tak ada kata belajar, tidur cepat dan ia bisa merok*k sepuasnya dalam kamarnya (terlintas dipikiran renal)
Padahal ia sama sekali tak mengetahui masalah yang menimpa ibunya dan sang supir. Niat ibu memang tak ingin membuat renal panik, beliau sengaja menutupi masalah ini kepada anak kesayangannya itu.

Kegiatannya dirumahpun semakin tak terkontrol, padahal ia seringkali di tegur oleh pembantunya. Namun, renal yang sesekali mengancam akan menyuruh ibu untuk memecat pembantunya itu dengan alasan terlalu mengurusi kegiatan renal. Sehingga membuat pembantu itu takut dan hanya bisa diam dengan kelakuan anak majikannya itu. renal jarang masuk sekolah lagi, ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu tidurnya hingga molor sampai siang hari.

Kegiatan itu dilakukannya sangat rutin hingga 3 hari berturut-turut, ia selalu molor hingga siang dan lagi-lagi tak masuk ke sekolah.
Setelah 4 hari di rumah sakit, ibunya dan supir berniat untuk pulang ke rumah karena sudah merasa dirinya sembuh. sangking tak sabarnya ingin pulang, ibupun lupa mengabari pembantunya kalau ia hari ini segera pulang. Mobil yang dikendarai pun sudah dalam keadaan membaik, setelah dibawa kebengkel 2 hari yang lalu.

Sesampainya ibu di rumah bersama supir, kedatangannya pun membuat pembantu kaget, karena ibu tak memberi kabar sebelumnya.
ibu langsung menanyakan keberadaan renal kepada pembantunya itu. namun ia tak bisa membohongi majikannya itu, terpaksa ia harus memberitahu kalau renal akhir-akhir ini jarang masuk sekolah tanpa alasan dan saat ini pun ia masih molor ditempat tidurnya. Ibupun langsung tanpa basa-basi mendatangi kamar renal disertai dengan raut wajah kesal. mungkin ini pertama kalinya ibu merasa kesal terhadap renal, padahal renal yang selalu patuh itu tak pernah membuatnya semarah ini.
renal yang masih tertidur dikasurnya itupun sontak kaget dan terbangun, setelah mendengar ketukan pintu kamarnya yang sangat keras dan sesekali memanggil namanya seolah tak sabar ingin dibukakan pintu. karena ia dalam kondisi baru bangun, ia pun mengira bahwa itu pembantunya. Dengan sambil menggerutu sesekali, ia pun langsung membuka pintu itu

Ia pun sangat terkejut saat membuka pintu, ternyata ibunya sendiri. renal yang saat itu tiba-tiba menunjukkan wajah yang sangat gugup dan terdiam sejenak. kenapa? kok seperti lihat hantu begitu? tanya ibu sambil matanya melotot karena menahan rasa amarah. Renal pun hanya bisa diam sambil terus menundukkan kepalanya, ia enggan untuk melihat kearah wajah ibu yang sangat marah. Karena bagi renal, ibu tak pernah semarah ini kepadanya.
ayo jawab! Kenapa gak turun sekolah? begini ya kelakuanmu selama gak ada ibu? ibu pun semakin marah menjadi-jadi. renal tetap saja hanya bisa diam dan tertunduk, ia takut sekali sehingga tak bisa berkata apa-apa lagi.
ya sudah! Sekarang terserah kamu maunya apa… dikasih hati malah minta jantung!. jujur, ibu kecewa sama kamu! mau jadi apa kamu? disuruh sekolah aja malas! omelan ibu yang sudah tak tertahankan tadi membuat renal menangis dan segera masuk kembali ke kamar, ibu pun pergi meninggalkan renal begitu saja.
setelah konflik tadi, ibu langsung pergi menuju ruang tamu. tampaknya ia memikirkan dan sangat bingung kenapa anak yang sangat disayangnya itu bisa melakukan hal yang diluar dugaannya. sempat terlintas difikirannya, apakah kasih sayang yang diberikan sangat kurang atau ia terlalu mengekang renal? ibupun semakin gelisah, sementara renal hanya berdiam diri di dalam kamar dan takut untuk keluar. tak lama kemudian, telpon rumah berdering. ibu pun langsung mengangkatnya, ternyata dari suaminya. ia memberi tahu kalau besok sudah pulang ke rumah dari kesibukan proyeknya, dan mengambil cuti sampai 2 bulan kedepan. sebenarnya ibu ingin menceritakan kelakuan renal yang diresahkannya, namun lagi-lagi ibu harus menutupinya karena ia tahu kalau ayah renal sangat tempramental. setelah perbincangannya di telpon, ibu menyuruh pembantunya untuk memberi renal makan. Karena ia sudah sangat lelah saat itu dan sejenak mengistirahatkan pikirannya.

Tampak di dalam sebuah ruangan yang sedikit sempit dan hanya beberapa orang yang berada disana. kebanyakan hanya polisi yang berjaga, namun lebih banyak lagi orang-orang tahanan yang berada di lapas saat itu. Rupanya saat itu, roy sudah berada di ruang tunggu untuk bertemu dengan bapaknya. di antara pengunjung yang lainnya, hanya dia yang paling berumur muda. ia pun hanya diberi waktu oleh penjaga lapas itu setengah jam saja untuk bertemu dengan bapaknya.

Setelah bapaknya dipersilahkan untuk bertemu anaknya, roy saat itu tak bisa untuk membuka pembicaraan langsung. keduanya pun saling terdiam dan sama-sama menundukan kepala.
Hingga berselang 5 menit, bapaknya yang sudah berumur kepala 3 itupun bertanya kepada roy. untuk apa kau kemari nak? setelah mendengar ucapan itu, roy sangat senang akhirnya bapaknya mau bicara dengannya.

apa salah, jika anak ingin mengetahui keadaan bapaknya sendiri? pertanyaan roy itu tampaknya membuat hati sang bapak tersentuh hingga meneteskan airmata. kenapa? kenapa bapak menangis? disini roy lebih miris melihat bapak masuk penjara, sedangkan bapak sendiri tak mau memberitahu roy kenapa ini bisa terjadi?! ucap roy yang saat itu sambil meneteskan airmata juga, karena merasa kecewa kepada bapaknya yang tak mau menceritakan kejadian sebenarnya.

Roy yang terus menerus mendesak, akhirnya membuatnya mau tak mau bercerita kepada roy tentang penyebab kejadian itu.
saat itu aku sebenarnya sudah lama tak bekerja sebagai tukang las, itupun juga karena aku muak kepada bos yang terus mencaci makiku dengan alasan yang selalu tak puas dengan hasil kerjaku. awalnya aku sempat adu mulut, tapi lama kelamaan emosi yang tak tertahankan inipun memaksaku untuk memukulnya.
Karena tidak terima dengan perlakuanku, ia langsung memecatku pada saat itu juga. Di tambah lagi aku yang selalu bertengkar dengan salah satu pekerja disana, sehingga membuat seluruh pekerja yang lain sangat benci dengan sifatku yang terlalu egois.
Maka dari itu, aku memilih untuk tak pulang ke rumah dalam beberapa hari. aku sangat malu pada diriku sendiri, aku pantang pulang kalau tak membawakan uang untukmu dan biaya sekolahmu. saat itu juga aku mendatangi kawan-kawan masa mudaku dan mereka merasa ada sesuatu yang aneh terhadap diriku, aku pun mulai bercerita tentang masalahku waktu itu. setelah mendengar ceritaku, kawan-kawanku pun langsung mengajakku untuk mencari jalan pintas mendapatkan uang, yaitu mencuri uang yang berada di mesin ATM.
Aku pun langsung menerima ajakan mereka, kupikir saat itu keadaan yang mendesak sekali.

Setelah berhasil melakukan pencurian, kami pun langsung pulang kerumah masing-masing dengan membawa jatah uang yang sudah dibagi dengan rencana supaya cepat menghilangkan jejak.
Selang beberapa hari aku sudah berada di rumah, siang itupun juga aku digrebek di rumah dan langsung di bawa ke tempat ini. Aku minta maaf nak, hal ini kulakukan semata-mata hanya untuk membiayai hidupmu dan masa depanmu. bapak pun sudah menjelaskan masalah yang menimpa dirinya kepada roy.
(entah apa yang terlintas dipikiran roy saat itu, ia pun langsung berdiri dan memeluk sang bapak dengan airmatanya yang terus mengalir tanpa henti). maafkan aku pak yang selama ini tak menganggap adanya sosokmu dalam hidupku, aku merasa tak ada yang mengurusku ketika bapak sering pergi kerja. kini aku baru menyadari, apa yang bapak lakukan diluar sana semata-mata hanya untukku. sekali lagi aku minta maaf!aku tak tahu mau berkata apalagi… perkataan roy itupun semakin membuat bapak merasa bersalah, namun roy selalu meredakan penyesalan bapaknya itu.

Setelah lama mereka berbincang, tak terasa waktu bertemu mereka sudah habis. Sebelum roy pamit, tak lupa bapaknya berpesan kepadanya : uang sisa gaji bapak, sudah ku simpan di bawah kasur.. baik-baik sekolah ya nak, maap kalo permintaan ini terlalu membebanimu. tapi tolong wujudkan cita-cita almarhum ibumu. sekali lagi bapak minta maaf! 🙂

rasa takut, gelisah dan kacau saat ini menyelimuti pikiran renal. Ia selalu mengurung dirinya dikamar setelah ibunya sudah lepas tangan mengurusnya, karena kelakuan renal yang membuat ibunya kecewa berat. apalagi renal sudah mengetahui bahwa ayahnya akan datang hari ini, ia pun semakin pusing memikirkan berbagai cara agar semua kelakuannya jangan sampai ke telinga ayahnya.

Senja pun silih berganti siap menyambut petang, ibu yang saat itu masih tertidur pulas di kamarnya. Tiba-tiba ia terbangun karena mendengar suara pintu kamar yang di ketuk, ibu pun dengan penasaran langsung membukanya.

Tak disangka, suaminya yang tampak lelah namun tetap menunjukkan wajah gembiranya itu sudah berada dihadapan wanita yang selalu merindukannya. Setelah lama melepas rindu, ayahpun langsung menanyakan keberadaan renal. mendengar pertanyaan ayah, ibu sempat terdiam sejenak. ia sangat bingung, karena kalau sampai masalah renal terdengar oleh ayah, maka pastinya ayah akan sangat marah besar bahkan tak segan beliau akan bermain fisik terhadap anaknya itu.

kenapa kamu bu? tanya ayah kepada ibu setelah heran melihat ibu hanya diam dan melamun ketika ayah menanyakan keadaan renal.
(sambil tersenyum seolah melupakan pertanyaan ayah tadi) ohh tidak ada apa-apa yah, oh ya, ayah pasti sudah lapar.. ibu sudah menyiapkan makanan dari tadi soalnya. ucap ibu karena ingin mengalihkan pembicaraan tentang renal tadi.

Ayah yang dari tadi merasa aneh melihat tingkah laku istrinya itu, ia berfikiran seolah-olah ada hal yang disembunyikan kepadanya. enggak! Aku merasa ada yg kau tutupi, mana renal? Kau selalu saja membuat amarahku meledak! Ayah pun langsung membantah perkataan ibu dan langsung menuju kamarnya renal.

Renal saat itu sedang nyantai dikamarnya, sambil menghisap sebatang rok*k dan terus merenung di pinggir jendela. ia sangat terkejut mendengar suara pintu kamarnya yang di ketuk keras dari luar. Tak disangka, apa yang diduganya sudah benar. setelah mendengar suara ayah yang memanggilnya, renal pun mematikan rok*k yang sedang dihisapnya. rasa takut pun menyelimuti diri renal saat membuka pintu, ayahnya pun tampak tersenyum setelah melihat anaknya itu masih dalam keadaan sehat walafiat. Renal yang terkejut karena ia mengira kalau ia akan dimarahi oleh ayahnya, ia sangat lega dengan wajah ayahya yang tampak riang dan gembira karena lama tak berjumpa dengan anak satu-satunya itu.

Namun keadaan itu langsung berubah drastis, ayahnya merasakan aroma rok*k pada saat renal berbicara kepadanya. renal yang kelabakan saat membuka pintu itu membuatnya lupa untuk menghilangkan bau rok*k pada mulutnya, ayahpun langsung memasuki kamar renal. Ternyata, renal lupa membersihkan asbak rok*k dan ditambah lagi bungkus-bungkus rok*k yang sudah habis dihisapnya itu masih berserakan.

Kemarahan ayahpun semakin memuncak, saat itu renal tak bisa berkata apa-apa lagi karena takut. ini apa? (sambil menunjuk bungkus rok*k). kamu merok*k? Mau jadi apa kamu!! (melemparkan bungkus rok*k kewajah renal) begini ya kelakuanmu selama tak ada ayah?. Ayah yang saat itu tak bisa mengontrol amarahnya yang membludak, sedangkan renal hanya bisa tertunduk dengan rasa kesal yang dipendamnya.

Ibu pun segera menuju ke dalam kamar renal, karena ibu takut kalau ayah sampai bermain fisik kepada renal.
Namun apa yang telah disaksikan ibu disitu sudah sangat menyakiti hatinya, renal dengan lantang menjawab pertanyaan ayahnya yang sudah membentaknya tadi… AKU INGIN BEBAS, AKU TAK MAU DIKEKANG TERUS MENERUS, JANGAN SALAHKAN RENAL KALAU RENAL BEGINI.. APALAGI AYAH YANG SANGAT JARANG BERADA DIRUMAH.. DAN UNTUK IBU, AKU MINTA MAAF TELAH MENGECEWAKAN… TERIMAKASIH ATAS SEMUANYA… BAIKLAH AKU AKAN PERGI!!!.

ia pun langsung lari begitu saja lewat jendelanya… ia berhasil kabur dari rumahnya setelah sempat di kejar oleh penjaga rumahnya. setelah kejadian itu, kedua orangtuanya pun saling menyalahkan keadaan yang terjadi… ayah selalu menyalahkan ibu karena tak bisa mengontrol renal dengan becus saat ia bepergian ke luar negeri. ibu saat itu hanya bisa menangis sejadi-jadinya. ibu juga tak mengerti keadaan yang menimpa diri anaknya saat ini.
Seperti itulah, suasana yang mewarnai keadaan dalam rumah itu.

membangun image yang buruk menjadi baik tentuya sangat sulit. terkadang hal yang tidak diketahui oleh orangpun akan dijadikan bumerang kepadai orang tersebut. namun, sesuatu niat yang baik akan menghasilkan yang baik juga. Melihat keadaan roy itu, seorang tetangga dekat dengannya merasa kasihan dan iba setelah melihat kejadian yang menimpa anak malang itu. Tetangganya itu memberikan tawaran untuk membiayai sekolah roy dengan syarat ia harus rajin dan giat belajar demi mewujudkan cita-cita almarhum ibunya.

Hari-harinya pun ia jalani dengan senang dan gigih… ia kini baru menyadari, bahwa dirinya lah yang menjadi sebuah harapan oleh kedua orangtuanya itu.
Roy sekarang sangat rajin beribadah, ia juga ditugaskan untuk membersihkan mushola oleh kesekretariatan mushola tersebut.. menurutnya, kegiatan seperti ini sangat membuat hatinya nyaman dan damai. Namun, roy khawatir dengan keadaan renal. Sampai saat ini roy tidak tahu kabar renal, karena ia sudah tak pernah lagi melihat renal turun kesekolah.

Dari pihak sekolah pun tidak ada yang tahu keberadaan renal, apalagi orangtua renal yang sulit di ajak berkomunikasi. Hal ini pun membuat jengkel pihak sekolah, sehingga renal pun dinyatakan namanya telah di blacklist dari sekolah tersebut alias diberhentikan.

Setelah pulang sekolah, roy bergegas mengganti bajunya lalu melaksanakan kegiatan rutinnya. Ia siap untuk membersihkan mushola setiap siang hingga senja tiba. Ia pun tak lupa diberi makan siang oleh pengurus musola disana. upahnya pun diberi per-hari sebanyak 10.000… tentunya ia sangat bersyukur dengan hasil yang ia dapat..
kegiatan rutinnya itu pun terhenti sejenak saat mendengar suara rintihan kesakitan, tampaknya dari arah samping mushola tersebut. Setelah mencari-cari suara tersebut, roy pun sangat terkejut melihat kondisi seorang anak yang berpakaian lusuh dan tampak compang camping tak terurus itu.
Roy pun segera mendatangi anak itu, karena ia semakin penasaran sosok anak yang tampak seperti pengemis itu.

Setelah roy sadari, bahwa anak itu adalah temannya dulu yang lama tak ada kabar yaitu renal. Ia tak menyangka renal yang dulunya seorang anak orang kaya, kini renal semakin tak terurus dengan wajahnya yang lusuh penuh penderitaan.

Roy pun langsung membawa renal untuk menepi ke halaman musola, karena kondisi renal yang sangat parah… renal mengaku sangat kelaparan kepada roy.. ia pun dengan cepat ingin membawakan makanan untuknya, dan menyuruh renal bersabar menunggu.

Tak lama setelah roy membawakan makanan untuknya, siapa yang menduga kalau anak yang kelaparan itu sudah menghembuskan nafas terakhirnya.. roy merasa tak percaya apa yang sudah disaksikan di depan mata kepalanya itu, beberapa kali ia berusaha menyadarkan renal. Namun, tuhan berkehendak lain.. renal yang sudah kehabisan energi itu tak mampu lagi untuk bertahan hidup sendiri.
Dengan rasa yang sangat terpukul, roy pun segera memberitahukan dan menjelaskan peristiwa itu kepada pihak rukun kematian di daerah dekat mushola itu.

Dan, hari itupun juga jenazah renal dimandikan dan disholatkan untuk segera dimakamkan. kesedihan pun semakin menyelimuti diri roy, karena almarhum renal belum diketahui keberadaan kedua orangtuanya dengan jelas.
Sore itu juga, setelah jenazah renal dimakamkan… roy saat itu masih sendiri berada di halaman pemakaman, ia masih menangisi kepergian temannya yang hidupnya begitu singkat. Tak lupa ia berdoa, semoga temannya itu tenang di alam sana dan diterima disisinya. Amiin
roy pun langsung menuju pulang ke rumah dengan masih membawa perasaan duka atas kepergian temannya saat dulu masih sama-sama membolos.

terkadang, anak yang selalu di manja dan penuh dengan perhatian pun bisa berbuat hal yang di luar dugaan kita. Tentu saja kematian renal dikarenakan ia ingin bebas dari kekangan orangtuanya, lalu ia lebih memilih untuk hidup dijalanan dan ia pun tak bisa menghidupi dirinya sendiri…

dan terkadang juga, anak yang dulunya lebih dalam terjerumus ke pergaulan bebas bisa dengan sendirinya membebaskannya dari itu. Ujian-ujian yang telah diberikan oleh yang maha kuasa padanya pun mampu ia jalani dengan sabar dan ikhlas…

kita boleh untuk memilih apa yang ada di dalam kehidupan ini, namun ini berbicara tentang kesanggupan kita mencapai dan menjalaninya. karena sesungguhnya, manusia wajib bersyukur dengan apa yang telah ditakdirkan oleh(nya). sebab, hanya manusia itu sendirilah yang mampu mengubah takdir, dengan catatan selalu berusaha dan berdoa… wassalam.

Waktu dan Tempat:
Pukul 01. 00 Rabu Dini hari
Tanggal 8 Mei 2013, Di Gang Blok D LBK

M. HADINATA

Cerpen Karangan: M.Hadinata
Facebook: hadi nata blebouw

Cerpen Maaf Aku Pergi merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Gadis Kecil

Oleh:
Sang surya telah menampakkan dirinya di ujung Timur. Bertanda bahwa hari sudah pagi. Waktunya orang-orang melakukan aktivitas seperti biasa. Berbagai macam kegiatan mulai dilakukan, dari yang pergi ke sekolah

Takkan Terpisah

Oleh:
Hai kawan, sebut saja aku sinta. aku bukan lah anak dari kalangan orang kaya, tapi aku berasal dari kalangan orang biasa aja, kadang kadang juga suka kurang uang. Aku

Ketika Kau Tak Lagi Menemaniku

Oleh:
“Aku diam bukan berarti aku marah. Aku sayang kalian, aku sayang kamu. Aku ingin kalian lebih baik dari kalian yang sekarang. Tapi maaf kalau caraku ini salah. Maaf kalau

Benciku Menjadi Sahabatku

Oleh:
Sampai saat ini aku masih bingung, mengapa aku bisa akrab dengan temanku itu, yang dulunya dia sering banget ngejahilin aku, sampai-sampai aku menangis tersedu-sedu. Ya, memang aku seorang laki-laki

Menyapa Heningmu

Oleh:
Hujan yang mengguyur kota kecil ini yang membuat perasaan gembira pada anak-anak yang menjadikan setiap hujan merupakan balasan dari Tuhan atas doa mereka, dan membasahi jiwa-jiwa yang tandus dengan

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Maaf Aku Pergi”

  1. Ami says:

    mengesankan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *