Pelangi Sederhana (Part 2)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Islami (Religi), Cerpen Kehidupan, Cerpen Penyesalan
Lolos moderasi pada: 3 May 2013

Happy b’day mom..
besok adalah ulang tahun ibuku yang ke40. “terima kasih Tuhan, Engkau masih memberiku kesempatan untuk hidup bersama orang yang aku cintai. Semoga ibu, panjang umur, di beri kesehatan dan kebaikan. Dan smoga aku masih di beri kesempatan untuk memberinya kebahagiaan.

minggu.
Pagi-pagi buta aku bangun lebih awal. Hari ini aku ingin memberi kejutan buat mama hanya saja aku tak punya uang. Mendingan aku ikut bantu ngelupas bawang di pasar. Pikirku.. Setelah semuanya rapi. Aku pun pergi dengan secarik pesan di kertas yang aku tempelkan di depan pintu kamarku..

ibu maaf el gak pamit, el ada urusan.

Aku pun pergi kepasar. Di sana aku ikut ibu-ibu yang mengelupas bawang. bau an berdebu tak aku fikirkan. Yang penting aku bisa dapet duit buat beli coklat.. aku tahu ibu pasti selama ini tak pernah makan coklat. He he he he… sampai jam 12 siang ternyata aku hanya dapeet uang 15 ribu..
hufftttthh, jalanku semakin lunglai.. bagaimana mungkin aku bisa beli coklat itu. Paling gak aku punya uang 35 ribu. Itu juga yang paling kecil.. kini uangku hanya 15rb..
“el habis ke mana?” Tanya bu mirna tetanggaku yang jualan nasi rames di pasar”
“el habis ikut lupas bawang,”
“oh, dah makan belum?” Tanya bu mirna.
“iya bu, el mau pulang.”
“udah makan di sini aja. Sekalian bantu ibu dulu. Ibu lagi repot nih, si susi gak berangkat”
“oh, ya udah el bantuin. Tapi el mau shalat dulu.’
“ya udah, klo gak bawa mukena pakai punya ibu aja.”
Sehabis shalat aku pun bantu bu mirna di warungnya, ya lumayan capek sih, tapi gak apa-apa lagi pula bu mirna udah terlalu baik sama aku dan ibu. Aku gak enak jika menolaknya..
lagi pula di rumah juga gak apa-apa.

Jam 17.00
“aku pulang dulu bu,”
“oh yach makasih el. Nich buat kamu..”
“apa’an bu,”
“ini buat jajan kamu”. ucapnya.. uang 20rb pun dikasihnya. “gak usah!” tolakku.. akan tetapi bu mirna tetap memaksaku.
Karena gak enak, akhirnya aku pun terima uang itu..
“alhamdulilah, bisa buat beli coklat ibu, fikirku senang karena akhirnya aku bisa beli coklat buat ibu. Aku pun membelinya dan aku pun bungkus rapi dengan sedikit hiasan pita berwarna pink. ucapan
“selamat ultah ibu.. semoga panjang umur, sehat selalu, dan semoga di beri kebahagiaan di setiap langkah ibu.. I love mom..”

Senin pagi, sebelum berangkat ke sekolah aku pun dengan sembunyi-sembunyi menaruh coklat itu di atas tempat tidur ibu. Ini kejutan kecil buat ibu,
di kelas tak henti-hentinya aku membayangkan wajah ibu yang bahagia, dan saat ibu mencicipi coklat dariku itu. Pasti senangnya

Pulang sekolah
Aku sangat terkejut ketika coklat itu telah di buka, tanpa di cuil sedikitpun oleh ibu. Bahkan yang lebih membuat aku kecewa justru sekumpulan semut-semut yang mengepung coklat manis itu..
apa ibu gak suka dengan coklat itu, tapi harusnya ibu menghargainya..
coklat itu.. aku pun menangis perih..
tak lama ibu pulang aku pun langsung mengeluarkan emosiku..
“bu, kenapa coklat yang el kasih gak di makan? pa ibu gak suka! harusnya ibu menghargai el. El bukan mungut di jalan, atau mencurinya. El beri dari uang el sendiri.”
“eee… Elmmmmmmg”
“ibu mau bilang apa, ngomong.. kenapa setiap el mau ngasih sesuatu ke ibu, ibu gak mau terima. Apa salahnya el. Apa ibu pernah berfikir semua el korbanin buat ibu. Keinginan el pun el abaikan hanya demi ibu. El hanya ingin ngasih apa yang el bisa.”
“eellll… llllllllmkiucdgjfvnjdkm,..”
“el benci ibu…”
aku liat air mata ibu pun keluar. Saat itu aku sungguh sakit. Kenapa ibu tak pernah mau menghargai pemberian dariku. Aku hanya ingin memberi sesuatu yang ibu tak pernah merasakannya. Aku ingin dia bahagia, tapi aku malahan membuat dia menangis di hari ini..
tapi aku memang terlalu kecewa

2 hari kemudian..
Aku masih diam dengan ibu. Tak ada kata-kata yang ingin aku ucapkan ke dia karena aku masih kesal dan kecewa karena coklat itu. Pulang sekolah aku pun enggan untuk langsung pulang. Saat Sari ngajak aku pergi aku pun langsung mau.
“el anterin aku yuk, aku mau beli buku..”
“ayookk..” tawarannya langsung aku setujui. Tanpa aku pikir panjang. Lagi pula aku masih males buat pulang ke rumah.
Di toko buku aku pun ikut liat-liat. Dan ternyata aku melihat sebuah buku yang sampulnya sangat menarik yaitu coklat.
aku teringat, gara-gara coklat dengan ibu jadi diem-dieman gini. Huffftttttthhhhhhh…
lagi pula kenapa ibu gak suka ama coklat?
“serius banget liat buku itu!” Tanya sari
“gak. Cuma coklat..”
“emang ada apa dengan coklat, hayoo.” Goda sari
“gak kenapa-napa sar. Cuma kenapa ibu gak suka sama coklat..” ujarku
“lagian ati-ati el, sekarang katanya sih coklat ada yang mengandung listinin babi. Aku pernah baca di sebuah web gitu.”
“litinin babi..?”
“yach katanya sich gitu.. tapi gak semua mungkin. Ya buat hati-hati aja, kita kan gak pernah tahu aja coklat yang kita makan itu mengandung litinin babi apa enggak.”
“oh gitu yah..”
Maafin aku bu, mungkin karena inilah ibu tak suka dengan coklat. Antara haram atau gaknya?
“ya ampun, kenapa aku gak tahu ini..”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya Allah baik, tidak menerima kecuali hal-hal yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mu’min sebagaimana yang diperintahkan kepada para rasul, Allah berfirman : “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Dan firmanNya yang lain : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu”. Kemudian beliau mencontohkan seorang laki-laki, dia telah menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut serta berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit : “Ya Rabbi! Ya Rabbi! Sedangkan ia memakan makanan yang haram, dan pakaiannya yang ia pakai dari harta yang haram, dan ia meminum dari minuman yang haram, dan dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana mungkin akan di terima do’anya” [Hadits Riwayat Muslim no. 1015]

Dalam fikiranku hanya tertuju pada satu minta maaf, “ibu maafin el..”
Sampai di rumah,
“bu… ibu…” panggilku..
Rumah terasa sepi mungkinkah ibu belum pulang? ku liat ada kertas kecil dan bungkus coklat yang dilaminating.
Dalam kertas itu pun tertulis
“el, maafin ibu. Ibu sayang el. Ibu slalu menghargai pemberian el. Terimakasih anakku..
coklat itu walaupun ibu tak memakannya, akan tetapi ibu sangat suka dengan coklatnya, manis seperti kamu. Ibu sayang el..”
Saat itu juga aku lari ke sawah di mana ibu berada. Di tengah sawah yang cukup panas itu, aku menghampirinya dan memeluknya. Butiran keringatnya yang menetes di sepanjang pori-porinya meembuat aku tak berdaya, air mataku pun mulai keluar lagi.
mengapa aku selalu salah menyangka. Padahal semua yang ibu lakukan untukku. Coklat kemarin tak seberapa dengan keringatnya yang telah dia cucurkan buatku. Bodoh!
“eeeel…njugfjdtgsjkjdksl”
“maafin el bu, maafin..”
“el,fduyyisajnkldopatipo[pp[“
dengan senyum dan angguknya.
Saat itu aku liat sebuah pelangi sederhana.. Suatu kebahagian yang tulus, cinta yang tulus dan pengorbanan yang tulus dari ibuku..

ADVERTISEMENT

tak perlulah kau merubah dunia ini menjadi syurga,
tak perlulah kau membuatkan aku sebuah istana yang megah.
tak perlu pula kau membuatkan kuil cinta yang legendaris..
hanya sebuah senyuman kebahagian yang terpancar dari wajahmu, itu cukup buatku..
saat kau tertawa dan bahagia saat itu aku melihat sebuah pelangi sederhana yang terpancar dari matamu..
pelangi sederhana..
“I love you mom…”

(tunggu cerita selanjutnya ya..) thanks… :*

Cerpen Karangan: Upik Junianti
Facebook: http://www.facebook.com/upie.juni
https://plus.google.com/100517204208889308511/posts

Cerpen Pelangi Sederhana (Part 2) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Anjasmara dan Kesalahannya

Oleh:
Anjasmara adalah pelajar baru di SMP favorit di daerah Bantul. Ia merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara. Ia dan keluarganya hidup berkecukupan di daerah pegunungan. Pada saat di

Lelaki Pembawa Mushaf

Oleh:
Beberapa lelaki tampak berkumpul sedang mengelilingi api unggun yang menyala di tengah halaman sebuah rumah yang mereka anggap sebagai tetua. Tetua yang paling mereka hormati dan paling mereka taati.

Rona Karma Roma (Part 1)

Oleh:
Pukul sebelas siang. Stasiun kota sedang ramai-ramainya hari ini. Puluhan calon penumpang, pedagang asongan, bahkan calo, hilir mudik menuju tujuan mereka. Aku sendiri akan pergi ke kota seberang, menemui

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *