Selamat Tinggal, Akan Aku Ingat Selalu Pesanmu

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Kehidupan, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 26 September 2017

“zub…!” bulu kuduk langsung meremang seketika anak berusia 8 tahun bernama Rudi bangun dari tidurnya ditengah malam, ia melihat arloji di tangan kanan mungilnya itu menunjukkan pukul 00:00 (jam 12 tengah malam).
Kemudian Rudi mencoba memandang di sekelilingnya, tampak banyak sekali papan bertulisan yang ditancapkan ke tanah yang ditumbuhi pohon beringin. Di kedinginan malam itu ia sangat lemas dan juga lapar.
Seketika itu juga dia menjadi sangat takut dan kebingungan. Beberapa pertanyaan muncul di benaknya. “kenapa aku bisa berada di sini…?”. namun meskipun telah berusaha mencari informasi di otaknya, tetap saja ia belum bisa menjawabnya. Sepertinya ia telah kehilangan ingatan.

Kemudian, dengan sisa sisa tenaga yang lemah, rudi pun berusaha untuk bangkit dari tempat tergeletaknya yang ternyata adalah tanah yang ditancapkan papan bertulisan juga!. Lalu Rudi mencoba membaca tulisan yang terkandung dalam papan itu

WULAN BIN KARINA
LAHIR: FEBRUARI 1981
WAFAT: JUNI 2016

“Buk!!!…” tubuh Rudi langsung terjatuh ke tanah. Dari rasa takut yang menakutkan/menyeramkan, kini telah berganti menjadi rasa sedih yang amat menyayat hati, air matanya berlinang dan kini perlahan-lahan ingatan Rudi pulih kembali. BERIKUT INI ADALAH ISI DARI INGATAN RUDI:

“pada suatu hari tanggal 5 maret 2016. Rudi bangun pagi-pagi dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Ia pergi mandi. Sementara itu. Ibu dari anak tersebut mempersiapkan sarapan. Tujuannya agar anak itu sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah.
Ibu dari Rudi yang bernama “bu Wulan” hendak memasak nasi goreng sebagai menu sarapan pagi. Disaat mulai menyalakan api kompor. Api kompor tersebut tidak menyala. Ternyata gasnya telah habis. Oleh karena itu. Ibu wulan pergi ke warung terdekat untuk membeli gas tabung berwarna biru seberat 30 kilogram.
Setelah membeli gas. Ibu wulan bergegas pulang ke rumah buat memasak nasi goreng. Untuk membawa gas tabung berwarna biru seberat 30 kg itu dari warung ke rumah. Bu Wulan menggunakan troli.
Di tengah perjalanan menuju ke rumah. Tiba-tiba sebuah taksi ilegal yang melaju dengan kecepatan tinggi (120km/jam). Menabrak bu wulan dan “Buuuuummm…!!!” Ledakan dahsyat pun terjadi.
Kedua orang yakni bu wulan dan supir taksi tewas. Usut demi usut. Ternyata taksi ilegal tersebut sedang dalam pengejaran polisi”

Taksi ilegal atau taksi gelap adalah mobil yang dimodifikasi sedemikian rupa menjadi terlihat seperti taksi pada umumnya. Biasanya ini digunakan untuk kejahatan sehingga untung yang diperoleh jauh lebih besar. Mobil yang dibuat seperti taksi. Akan membuat penumpangnya mengira itu taksi asli dan akhirnya menumpanginya. Saat di perjalanan segala benda berharga milik si penumpang dirampas. Korbannya akan dilukai. Kemudian korban diturunkan di tengah perjalanan. biasanya. Korban ditemukan dalam keadaan terluka dan lemas, terkadang ada juga yang pingsan, sekarat, bahkan tanpa nyawa!

“Setelah mendengar kabar bahwa ibunya Rudi yakni bu wulan telah meninggal dunia akibat kecelakaan tadi. Maka sedih bukan main hatinya. ia pun bergegas menemui jasad ibunya. Ia benar-benar sangat kecewa atas kematian ibu tercintanya. Ia ikut serta dalam pembacaan yasin dan tahlilnya, ia doakan ibu tercintanya itu semoga diterima di sisi allah dan diampuni segala dosa-dosa yang telah ibunya perbuat selama hidup di dunia, hingga tibalah masa pemakaman jasad ibunya itu. Setelah beberapa saat setelah proses penguburan selesai. Semua orang yang datang menjenguk pulang kecuali dua orang, yakni Rudi dan seorang sahabatnya.

“hai sahabatku. Marilah kita pulang!” kata sahabatnya. “tidak ah! Aku tetap mau berada di sini, aku mau menemani ibuku” jawab Rudi. “aku tahu kau sangat sedih tapi jangan seperti ini. setiap orang pasti akan mati!, marilah kita pulang bersama!”.
“kamu aja yang duluan pulang sana!, Aku akan menyusul nanti”.
“benar nih?, ya sudahlah kalau begitu aku pergi duluan ya”
Tinggallah anak tersebut seorang diri, ia menangis begitu sedih dan tetap berlama-lama di makam ibunya, dan hingga akhirnya ia pun tertidur pulas”
Demikian itulah isi ingatan Rudi yang telah pulih kembali.

“Kini aku tidak punya siapa-siapa lagi, Kini aku hidup sendirian” pikir Rudi tersebut
Sebenarnya, ayahnya Rudi telah meninggal dunia 3 tahun yang lalu. Saat itu ayahnya sedang mengendarai sepeda motor. Ayahnya menerobos lampu merah. Melihat hal itu. Seorang oknum polisi menembakkan peluru pistolnya tepat ke kepala ayahnya. Dan seketika itu juga sang ayah meninggal dunia. Kini oknum polisi yang menembakkan peluru pistolnya tanpa alasan yang kuat terjerat hukuman pidana 15 tahun penjara.

“Ayah, Ibu aku sangat mencintaimu. Kan kuingat selalu nasihatmu”

ADVERTISEMENT

Hari demi hari terus berlalu, sekarang Rudi adalah seorang pedagang koran, pekerjaan ini ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti kebutuhan makanan. Sayangnya. Semenjak kedua orangtuanya meninggal, si Rudi putus Sekolah. Ini dikarenakan Rudi tidak cukup uang untuk membayar sekolahnya. Lagipula. Waktu Rudi banyak yang terbuang untuk bekerja. Rudi tinggal di rumah sepeninggalan orangtuanya, rumah ini tidak begitu besar.

Subuh buta anak ini sudah pergi ke agen koran langganannya, ia ambil koran-koran itu secukupnya. kemudian ia pergi ke persimpangan jalan tempat lampu lalu lintas. Ketika lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Maka. Rudi mulai menawarkan koran-koran dagangannya kepada Orang-orang yang sedang berkendaraan. “Pak.. belilah koran saya.. baru saja terbit” kata Rudi. “berapakah harga koran itu nak?” jawab seorang supir mobil. “harganya murah saja.. cukup lima belas ribu rupiah per satu koran” kata Rudi. “ya sudah… saya beli satu yang ini ya?..”
“baik pak. Terimakasih”.
Demikianlah kegiatannya sehari-harinya. Ia bekerja dari pagi-pagi buta hingga malam. Setelah koran dagangannya habis terjual ia pulang ke rumah untuk beristirahat. Dan esok harinya dia melakukan hal yang sama berulang-ulang.

Hingga pada suatu hari. Rudi sedang duduk beristirahat di sebuah bangku panjang yang terletak di pinggir jalan pada tengah hari. Karena kebetulan hari ini Rudi sangat lelah sekali. Di sampingnya. duduklah seorang bergelar Profesor & Doktor yang sangat kaya sedang menaruh Koper di sampingnya, ia tampak sedang berkomunikasi dengan rekannya melalui HP (Telepon genggam) miliknya. Tampak gerak geriknya sedang terburu-buru. Sebuah taksi lewat di depannya, ia pun bergegas menaiki mobil taksi tersebut dengan terburu-buru sambil melangsungkan percakapannya di telepon bersama rekannya. Namun. Saking terburu-buru. Profesor Doktor tersebut meninggalkan koper bawaannya di bangku tempat ia duduk tadi!. Melihat hal itu. Rudi pun berteriak memanggil Profesor Doktor tersebut. Namun mobil taksi tersebut telah pergi jauh.
“Apakah sebaiknya kusimpan sementara dahulu sajakah koper ini?”. “Tapi sebelumnya aku akan melihat terlebih dahulu isi dari koper ini” Gumam Rudi.

Rudipun membuka koper tersebut. Dan TERNYATA. Isi dari koper itu adalah sejumlah uang yang bernilai miliaran rupiah!!!. Melihat hal itu. Rudi pun sangat terkejut. “akan kuapakan uang yang berjumlah banyak sekali ini?, jika kupakai. Tentu aku menjadi orang kaya, kehidupanku menjadi layak dan segala sesuatu bisa kumiliki”. Pikir Rudi
“Nak.. janganlah kamu pernah sesekalipun mengambil hal milik orang lain jika kamu tidak berhak, meskipun kamu sangat membutuhkannya”. Rudi Teingat salah satu pesan dari ibunya saat ia masih hidup. Akhirnya Rudi memutuskan untuk mengembalikan uang tersebut kepada pemiliknya.

Keesokan hari. Rudi Duduk kembali ke bangku di pinggir jalan, tempat kejadian tersebut. Setelah sekian lama menunggu akhirnya sang Profesor Dokter datang kembali ke tempat tersebut. Dan Rudi pun mengembalikan Koper tersebut kepada sang Profesor Dokter. Setelah itu isi dari koper tersebut diperiksa oleh sang Profesor Dokter dan ternyata isinya masih utuh.

“Hai nak. Siapakah namamu?” tanya sang Profesor Dokter tersebut kepada Rudi. “nama saya Rudi pak” jawab Rudi.
“hai Rudi. Sungguh mulia sekali hatimu, engkau telah menyelamatkanku. Engkau tahu itu?. Untung saja uangku ini jatuh kepada orang yang jujur. Aku sangat berterima kasih padamu”. Kata sangProfesorDokter.
“sama-sama pak. Lagipula itu sudah menjadi kewajiban saya.” Jawab Rudi pula.
“di mana rumahmu Rudi?. Kulihat kehidupanmu kurang layak. Kulihat. Sehari hari engkau berjualan koran. Apakah engkau tidak bersekolah?. Mengapa?”
Rudi pun menjelaskan semuanya kepada sang Profesor Dokter tersebut.

Kemudian Rudi diajak untuk makan bersama di sebuah restoran mewah. Setelah itu sang Profesor Dokter berpesan kepada Rudi “Nak, kamu adalah anak yang baik. Teruslah menjadi orang yang dapat dipercaya. Sebagai rasa terima kasihku kepadamu. Terimalah beasiswa sekolah dan beberapa uang ini. Jadilah orang yang baik & benar serta berguna bagi Orang lain”. Rudi pun menangis bahagia. Akhirnya ia dapat melanjutkan pendidikannya Kembali.

Belasan tahun pun berlalu. Seribu rintangan & jalan berliku Telah dilalui Rudi. Kini Rudi telah menjadi seseorang yang sukses. Ia telah memiliki istri dan anak. Kehidupannya lebih dari cukup. Ia juga merupakan orang kepercayaan masyarakat. Ia terkenal menjadi orang yang amanah. Pada suatu hari. Ia pun teringat orangtuanya dahulu. Namun kini ia tidak sesedih seperti dahulu. Ia sedikit merasa bahagia karena telah menjalankan salah satu pesan dari orangtuanya yaitu menjadi orang yang berguna serta “dapat dipercaya”

TAMAT

Cerpen Karangan: Adam Sufi Ibrahim Rangkuti
Blog: kirah55.blogspot.co.id
Nama saya Adam Sufi Ibrahim Rangkuti. Saat ini aku kelas VII SMP. Aku suka Ilmu komputer, hukum dan sastra.
Yang terbaik ku berikan Demi bangsaku Indonesia
Facebook: Adam Sufi Ibrahim. instagram:adamsir55
Email: adam.sufi112[-at-]gmail.com

Cerpen Selamat Tinggal, Akan Aku Ingat Selalu Pesanmu merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Pesta Malam Terakhir Di Pesantren

Oleh:
Namaku adalah Ikbal. Aku bermukim di salah satu Pesantren Pasuruan untuk menuntut ilmu agama. Disetiap tanggal 20 Ramadlan aku melepas rindu menemui keluargaku, di kampung halaman tempat Aku dilahirkan.

Manusia-Manusia Trotoar

Oleh:
“Pak, Bu, Mbak! Tolongin ibuku, Mas! Kumohon! Aku nggak bohong.” Orang-orang masih saja lalu lalang melewati trotoar depan minimarket itu. Seorang gadis kecil semakin keras menangis sambil memeluk ibunya.

Diary Diandra

Oleh:
Bagaimanapun juga aku sangat membencimu Azrial Rifaldhy Anggara! Walaupun para cewek memujamu bagai Dewa… Aku tetap enggak akan tunduk di bawah kakimu… By: Diandra Allysa Framezty “Azzrriiaall…” teriak Diandra

Teka Teki di Origami (Part 1)

Oleh:
Kanzia Nadhifa adalah namaku. Aku biasa dipanggil dengan sebutan zia. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Bisa disebut aku adalah anak terakhir atau anak bungsu. Aku masih duduk di

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *