Semut Yang Pindah Rumah
Cerpen Karangan: Devi Yulia RahmiKategori: Cerpen Inspiratif, Cerpen Kehidupan, Cerpen Perjuangan
Lolos moderasi pada: 23 June 2013
“Maju.. maju..
dia mendekat, cepatlah..
kita harus selamat sampai di sana..”
Begitulah suara riuh-riuh kecil yang kudengar sejak dari tadi aku bangun tidur. Meraka keluar dari kediaman pertama mereka, berbaris entah itu menuju kemana. Perjalanan mereka yang begitu panjang, membuat mereka takut akan terjadi sesuatu.
Aku yang langsung kaget melihat mereka, dapatkah engkau bayangkan ketika bangun tidur mereka berbaris di dinding, sedangkan wajahku mengahadap kesana. Sontak aku langsung kaget, saat itu juga rasa ngantukku hilang, padahal awalnya aku malas sekali untuk bangun. Rasa takut meghampiriku. Tapi, lama-lama rasa itu mulai hilang, aku mulai memperhatikan mereka dengan seksama, apa yang mereka fikirkan? Mengapa mereka tampak terlalu tergesa-gesa berjalan?
mungkin mereka mengira bahwa aku adalah raksasa jahat yang akan mengganggu mereka.. hmm.. mereka terlalu berprasangka buruk terhadapku, tapi lama-kelaman pasukan mereka bertambah sampai- sampai ratu mereka juga keluar. Aku yang tadinya niat tidak akan mengganggu mereka mulai merubah fikiran, kaya’nya mereka yang akan menakut-takutiku.
Aku beraksi, aku ambil minyak angin aku semburkan pada mereka, sontak mereka berkeliaran tak tau arah lagi. Aku mulai prihatin, banyak di antara mereka keluar dari jalur yang ada, kehilangan arah kerena semburan tadi. Hidup mereka memang sulit. Ada saja yang mengganggu mereka di tengah perjalanan. Tidak lama kemudian mereka malui terarah lagi, telah berbaris dan jalan ke tempat tujuan awal mereka, mereka mencari jalan baru yang tidak terkontaminasi dengan minyak angin tadi.
Aku menyerah untuk memganggu mereka. Aku biarkan mereka menuju tempat yang lebih nyaman, perlahan aku tau ternyata mereka berjalan menuju rumah baru yang lebih aman dari rumah sebelumnya. Ratu mereka memerintahkan untuk pindah karena tempat yang lama di rasa sudah tidak memberikan perlindungan bagi meraka lagi. Perjalanan mereka yang jauh akhirnya bermuara pada tempat yang lebih baik dari sebelumnya, disana mereka kembali menata kehidupan mereka.
Dari kisah semut tadi aku belajar perjalannan hidup yang mahal harganya. Dimana saat kita telah mengusahakan sesuatu katakanlah itu impian kita, maka jika di tengah perjalanan dalam menggapai impian itu kita jatuh. Langsung bangkit, temukan jalan lain yang lebih baik untuk menggapainya. Karena jika kita tetap diam, kita akan ketinggalan yang impian itu semakin jauh dari kita, kehidupan akan terus berlanjut meskipun tanpa kita.
Cerpen Karangan: Devi Yulia Rahmi
Blog: http://deviyuliarahmi.blogspot.com/
Tercatat sebagai mahasiswi di Universitas Andalas tahun 2012
Cerpen Semut Yang Pindah Rumah merupakan cerita pendek karangan Devi Yulia Rahmi, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Sepenggal Kisah
Oleh: Astrid Wahyu MahardikaKakiku melangkahi dedaunan kering yang keemasan diterpa sinar. Mataku jelalatan menyapu setiap sudut yang ku pandang. Hatiku penasaran, bertanya tempat apa ini? Sisi hatiku yang lain merasa ini tak
Saat Rindu Memanggil Rindu (Part 1)
Oleh: Alfi BahavianiRuang redaksi menegang. Setiap orang disana saling tatap, memandang ngeri ke arah ketua redaktur. Sang ketua redaktur hanya tersenyum, kali ini ia kembali membuat tantangan yang mencengangkan. Ia berprinsip
Hingga Nafas Terakhirnya
Oleh: Akhmad Gufron WahidSiang ini, matahari kian lama kian mengujung. Teriknya seumpama lidah api yang menjilat-jilati sekujur tubuh kurusnya. Ia terpontang–panting tak menentu. Tiba-tiba, tubuhnya terkulai menghunjam tanah. Tubuh kurusnya tergeletak bersejajar
Meja Istriku
Oleh: Wilujeng“Kami nikahkan anak kami Rida Hidayati binti Hidayat dengan Muhammad Erwin Burhannudin bin Muhammad Subekti dengan maskawin sebuah meja bundar ukiran Jepara tunai.” “Saya terima nikah dan kawinnya Rida
Pedang Kehidupan
Oleh: Gede Agus Andika SaniBocah itu bernama Kochi, hanya Kochi. Banyak orang mengalamatkan pertanyaan prihal nama itu. Kochi membisu. Mana sempat ia bersapa apa lagi bertanya prihal asal-usul namanya, orang tuanya saja ia
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply