Senyum
Cerpen Karangan: Arianti I.PKategori: Cerpen Kehidupan
Lolos moderasi pada: 25 April 2016
Di batas desa yang indah aku berhenti sebentar. Ku lihat jalan setapak dengan pandangku, mula-mula turun kemudian naik, mendaki lereng sebuah bukit penuh tegalan singkong. Aku memandang ke langit biru dengan koyakan mega putih. Kemudian, kacamata ray ban ku pakai dan pemandangan jadi sejuk seperti suasana dusun di belakangku. “Makamnya di atas bukit itu, Pak,” kata bocah cilik yang cuma pakai celana kolor hitam dan membawa pecut. Di bawah pohon-pohon kelapa gading di tengah itu. Aku tersenyum sambil membelai kepala botaknya.
“Bapak sudah tahu,” kataku. “Berapa umurmu, Gus?”
“Lima tahun Pak,” jawabnya lancar dan tak malu-malu.
“Ya, waktu kau lahir masih ada perang. Makam siapa itu?
“Tahu Pak,” ia mengangguk-angguk dengan giat, “Makam pahlawan Pak Jono.
Ku lihat bukit bukit itu pun hampir tak berubah kecuali tegalannya dan Makam itu. Lima tahun yang lalu bukit itu hampir hampir gundul dan Makam itu belum ada.
“Alam persis sama dengan keadaan lima tahun yang lalu, Jon,” kataku kepada Makam.
“Bukit Derkuku dengan dinding-dinding batunya. Harinya juga persis seperti ini, cerah dan panas.10 menit terasa seperti 10 jam.” Aku pun bergegas ingin pulang.
Sesampai di pangkalan, kami baru tahu, bahwa engkau tidak ada di tengah-tengah kami. Seseorang di antara kami menemui apa yang kami sangkakan jejakmu, dan kemudian ternyata benar. Kita semua sudah kerap melihat anak-anak gugur. Wajahnya ada yang tenang seperti tidur, tetapi kebanyakan wajahnya menyeringai atau matanya membelalak karena kesakitan atau ketakutan. Namun, engkau tersenyum dengan paha hancur! Apa yang membuat engkau tersenyum pada saat-saat terakhir? Apa yang terpikir, terbayang olehmu? Tuhan? Ayah dan Bunda? Kami hanya dapat bertanya. Dalam saku-sakumu hanya kami temukan lap senjata, buku nyanyian dan ORI Rp 100,00. Masih ada juga foto Tati, adikmu tunggal, seorang gadis cilik yang bermain main dengan kucingnya. Mengapa engkau tersenyum?
Cerpen Karangan: Arianti I.P
Facebook: Purwandariarianti
Cerpen Senyum merupakan cerita pendek karangan Arianti I.P, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter Google+" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Aku Dan Dimanakah Kedamaianku Sekarang?
Oleh: Aa HidayatAku tumbuh besar dimana semua begitu terasa indah, baik itu dari segi materi juga batinku. Aku merasa tercukupi dengan hidup yang aku punya. Aku mungkin dulu belum pernah berpikir
Hujan
Oleh: Kiptiah HasanHujan. Pada siang menuju sore hari ini, hujan terus mengguyur tanah pertiwi. Lebih tepatnya kota saya, Jakarta. Karena saya tidak tahu apakah di belahan kota sana, hujan juga turun
Bendera Bendera di Tiang Bambu
Oleh: Aris KumetirSenja telah menepi. Penguasa siang terlelap di peraduannya. Di antara bukit gersang Kampung Cileled. Meninggalkan garis-garis emas di langit sore itu. Cileled dari tahun ke tahun. Gubuk-gubuk reyot. Tanah
Pencopet dan Narapidana Sel
Oleh: Sekar Jatiningrum“Copet! Copet! Itu ada copet! Tangkap sebelum ia kabur!” kata salah satu warga. Keringat bercucuran deras dari dahi si pria. Baju lusuhnya sudah basah seperti habis mandi. Nafasnya menderu
Sayap Cinta
Oleh: Riski DiannitaWajah lelaki itu tak asing bagiku. Sepertinya aku pernah mengenalnya di masa lalu. Tapi begitu banyak yang berubah darinya. Bagaimana mungkin aku seorang perawat yang bertugas di rumah sakit
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply