Ziarah Konyol

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Kehidupan
Lolos moderasi pada: 17 June 2022

Tanah ini dipenuhi dengan manyit-manyit sudah terurai dengan tanah sudah menjadi satu utuh (bumi) seperti asal mulanya terbentuknya Adam. Mereka dikebumikan lalu menuju ke alam barzakh, yang di mana terkumpulnya ruh-ruh manusia dijadikan satu tempat seperti hotel yang masing-masing punya kamar. Bedanya: saat berziarah kau tak perlu bertanya pada penunggu kuburan untuk bertanya tempat kuburan kita akan kunjungi.

Datang tiga keluarga saudara-saudari yang terdiri dua wanita dan satu pria. Mereka keluar dari mobil mereka, turun menapaki lantai beton. Mereka berpakaian cerah kecuali kacamata mereka gelap yang bertujuan untuk melindungi mata mereka dari cerah matahari.

Segera ada suara menyahut mereka—meminta mereka membeli kembang dan air kembang—supaya dagangan mereka cepat laku. Mereka membelinya dan pria itu tampak kosong melihat apa yang telah saudarinya beli.

Mereka menuju ke tempat kuburan yang lebarnya 5 kali lapangan bola, dan menuju ke sebuah papan naman terbuat dari batu dengan nisan nama. Pria muda bertanya kepada saudarinya sedang duduk menuangi air kembang, ”untuk apa kau menuanginya?” Saudarinya selesai melakukanya dan menjawabnya, “karena orang mati butuh sesuatu yang segar.’ Pria itu mulai berpikir untuk menepis logikanya.
“Kenapa tidak sekalian kita tanyakan apa yang ia butuhkan?” ujarnya pada saudarinya.
“Kau ini tolol ya,” sahut saudarinya dengan pahit, ”orang mati mana bisa bicara.”
“Terus, kenapa kita beli air kembang, apa dia minta?” sahut pria itu, “akan lebih baik kita beli jus limun kesukaan ibu, bukankah itu lebih segar.”
“Karena ini tradisi, tolol, tidakkah kau tahu itu.”
“Aku tahu tapi ini lucu, akan lebih kita melakukan seperti tradisi orang-orang Jepang memberi makanan dan minuman bahkan kebutuhan lain kepada yang mati.”

Saudarinya dongkol, ia merasa yakin jika saudara lakinya itu salah pungut oleh orangtuanya di rumah sakit. Saudari tertuanya diam di depan makam dengan khidmat, setelah itu ia menyuruhnya keduanya secara bergantian untuk berdiri di depan kubur. Ia tidak memerintah apa yang akan dilakukan, namun pria itu menurutinya tanpa suara. Setelah selesai mereka kembali ke mobil.

Dalam mobil, mereka belum segera pergi karena pria itu ingin bertanya sebentar.”apa yang telah kita lakukan tadi sebelumnya?” kedua saudarinya diam, namun yang muda menggeleng kepala seolah otak saudaranya sudah konslet atau terantuk sesuatu.

“Kita tadi berziarah, adikku yang dungu,” kata saudari tertua, “bukankah kau sendiri sudah pernah melakukan ini sebelumnya dan mendengar dari cerita orang.”
“Pernah tapi aku tidak tahu tata krama kita selama ini kita lakukan itu betul,” lalu ia melanjutkan, “kita ke sini untuk berdoa atau meminta doa?”
“Tentu keduanya: berdoa dan meminta doa keselamatan, kau tahu orang mati selalu setia di sana untuk menunggu siapa pun mendatanginya.”

Cerpen Karangan: Lim Yeng

Cerpen Ziarah Konyol merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Melted

Oleh:
Tangan dinginku membeku, seakan mati rasa. Hangatnya kayu yang terbakar oleh api tidak bisa menghangatkan tanganku lagi. Kini aku hidup dengan kedua tangan yang sudah tak berfungsi. Aku bagai

Selagi Hujan

Oleh:
Pagi ini aku bersiap untuk kembali ke perkuliahanku yang padat. Tak lupa kubawa laptop yang selalu menemaniku kemanapun aku pergi. Kulihat sekelilingku, semua orang sibuk kembali mengendarai mobil dan

Anak Gunung Pengumpul Kayu

Oleh:
Jalan berkelok-kelok, melewati beberapa tanjakan membuat perjalanan semakin menantang. Pohon cemara berjejer di tepian jalan, sesaat aku lewat dia seakan melambaikan batangnya kepadaku. Nampak hamparan sawah dengan terasering yang

Pangkuan Annisa

Oleh:
Mobil angkutan umum yang berjurusan Taman mini – kampung rambutan berjalan lamban, agaknya hari ini belum dapat banyak uang setoran. Sopirnya begitu teliti melihat tiap sisi jalan, tiap gang,

Senja Yang Temaram

Oleh:
Suci telah lama duduk seorang diri sejak 1 jam yang lalu, selepas melepas kapal suaminya berlabuh ke laut, maka lepas pula rindunya bersama lelaki itu. Ombak berderu menghantam tepian,

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *