Bekal Cinta Mama

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Penyesalan
Lolos moderasi pada: 24 July 2013

“Ivani, bekal kamu mama taruh di tas kamu ya?” ucap mama lembut
“hah, apa?!. Bekal?!. mah, Ivani itu sudah besar! nggak butuh bekal mama!. lagipula kalau Vani lapar, Vani bisa beli di warung sebelah kampus!” tolak Ivani
“tapi Vani, membeli makanan di luar itu kan harus mengeluarkan uang, dan mungkin tidak higienis… kalau bekal dari rumah kan lebih sehat dan tidak menghambur-hamburkan uang…” jelas mama
“pokoknya nggak!” balas Ivani ketus.
“ya sudah, kalau begitu kamu sarapan dulu ya?” kata mama sambil menyiapkan sarapan untuk Ivani.
“nggak usah mah, Ivani nanti beli aja…” kata Ivani
“tapi Vani… ka…”
“udah deh mah, pokoknya, sekali nggak, tetap nggak!” putus Ivani lalu segera pergi meninggalkan mamanya.

Di kampusnya, Ivani segera mengerjakan semua tugasnya. kini saatnya istirahat. Ivani segera membeli nasi goreng di sebelah kampusnya. setelah itu, Ivani langsung makan bersama sahabat-sahabatnya di kantin. Ivani mengamati sahabat-sahabatnya. tidak ada yang mengeluarkan makanannya, Ivani pun bertanya “kalian nggak makan? eh, nasi goreng di depan itu lagi sepi lho, jadi nggak usah ngantri lagi!” ujar Ivani.
“kami nggak beli nasi goreng itu… kami bawa bekal dari rumah…” ujar Veriza, salah satu sahabat Ivani
“hah, bekal? hei, kita sudah kuliah lho, masa masih bawa bekal sih? hahaha…” Ivani mengejek sahabat-sahabatnya.
Semua sahabatnya saling beepandangan, lalu tertawa “memangnya kenapa?” tanya Dedi, salah satu sahabat Ivani
“kalian nggak malu?” tanya Ivani kembali
“malu? hahaha… malu kenapa? lagian kan juga kasihan, ibu kita sudah masak susah-susah untuk kita, malah kita remehkan..” ujar Merry, sahabat Ivani.
“lagipula, makanan dari rumah juga lebih bersih dan bisa menghemat uang!” kata Reno.
Ivani terdiam, mengingat perkataan dan perlakuannya kepada mamanya tadi pagi. “ah, tapi itukan bagi mereka… aku makan aja deh, nasi goreng ini!” pikir Ivani.

Tiba-tiba, perut Ivani terasa sakit. sahabat-sahabat Ivani pun segera membawa Ivani ke puskesmas. Ternyata, Ivani keracunan. Veriza dan Dedi segera melapor kepada polisi. untuk mengecek apakah nasi goreng yang dibeli Ivani itu sehat atau tidak. Polisi pun membawa sempel nasi goreng itu ke lab. Dan ternyata, nasi goreng itu adalah nasi bekas, yang dicampur dengan boraks. Akhirnya penjuaal nasi goreng itupun ditangkap polisi. setelah sembuh dari sakitnya, Ivani sudah dapat pergi ke kampus. “ma…” panggil Ivani
“kenapa Van?” tanya mamanya
“Van… Vani ingin bawa bekal dari rumah, mah…” ujar Ivani.
Mama tersenyum, lalu berkata “iya Vani. Mama buatkan dulu ya, Oh ya, kamu mau sarapan nak?” tanya mama.
Ivani mengangguk.
Saat mama akan pergi ke dapur, Ivani memegang tangan mamanya, lalu berlutut di kaki mamanya, sambil berkata “ma, maafkan Vani ya?”.
Mama hanya tersenyum, lalu membalas “iya Vani, mama memaafkan kamu…”.

Sejak saat itu, Ivani selalu membawa bekal dari rumahnya.

Cerpen Karangan: Ferina Pradita Putri
Facebook: Ferina Putri
Namaku Ferina Pradita Putri
Umurku 12
Aku baru saja lulus SD, aku baru masuk SMP.
Aku lahir Di Gresik, 16 Februari 2001
Hobiku dari kecil adalah menyanyi dan menulis.

Cerpen Bekal Cinta Mama merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Emak

Oleh:
“Emak, aku berhasil!”. Cukup satu kalimat itu saja isi suratku ke emak. Tanpa ba bi bu lagi isi suratku ke emak. Satu kata namun membuat emak di dusun terasa

Di Antara 1000 Bintang

Oleh:
Sebuah kisah cinta seorang Remaja… Aku adalah seorang cowok yang berumur 18 tahun, karena baru kemarin aku ulang tahun yang ke 18 tahun. Aku sekarang duduk di bangku kelas

The Journey of Life

Oleh:
Terkadang kita menanyakan apa itu perjalanan hidup, sebagian orang mengatakan bahwa jalan hidup itu adalah sebuah perjuangan tanpa henti namun ada juga yg mengatakan perjalanan hidup adalah sebuah takdir!

Hormati Ayah

Oleh:
Senandung adzan mengiang-ngiang di telinga menandakan umat muslim untuk solat, namun aku tak memperdulikannya. Menutup telinga dengan guling layaknya mendengarkan musik pop dengan headphone. Belum usai suara adzan, Ayah

Salah Pikir

Oleh:
“two two four four yeah! six go!” Suara-suara itulah yang kudengar ketika aku sampai di rumah usai pulang sekolah. Aku melihat sesosok orang duduk di kursi depan komputer. Terkadang,

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *