Deni Si Anak Jorok
Cerpen Karangan: Nisrina Najla F.Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Keluarga, Cerpen Nasihat
Lolos moderasi pada: 16 July 2023
Deni adalah anak laki-laki kelas 4 sd yang dikenal memiliki kebiasaan hidup kotor dan jorok seperti mandi hanya 1 kali sehari, tidak pernah menyikat gigi, membuang sampah sembarangan, kamarnya selalu kotor plus berantakkan, dll. Mamanya sudah berkali kali mengomeli Deni, bahkan pernah menghukum Deni untuk seharian berada di kamar dengan maksud agar Deni menyadari kesalahannya dan mau mencoba membersihkan kamar, tetapi justru Deni lari dari hukuman dengan cara memecahkan jendela kamarnya.
Suatu sore Deni sedang pergi bermain di luar dan Fajar (Kakak Deni) pergi ke kamar Deni untuk mengambil komiknya yang dipinjam oleh Deni. Ketika masuk ke kamar Deni Fajar kaget melihat pemandangan di depannya, banyak pembungkus makanan dan minuman di lantai, mainan berserakkan, pakaian olahraga di meja belajar, dan yang paling parah komik Fajar berada di lantai bersama beberapa tumpukkan sampah lainnya.
“Deni jorok banget sih, bekas cokelatnya masih ada di komikku.” gerutu Fajar dan ketika sedang menunduk, Fajar melihat sesuatu di bawah meja. Fajar mendekat lalu tangannya meraba bagian bawah meja ternyata ada sebuah kacamata “ceroboh banget itu anak, untung gak pecah atau patah kacamatanya.” batin Fajar lalu Fajar memutuskan untuk membawa kacamata itu ke kamarnya.
Deni pulang ke rumahnya sebentar untuk mengambil kacamatanya yang ketinggalan, dia langsung masuk ke kamar tanpa mencuci tangan dan kakinya terlebih dahulu. Deni mencari kacamatanya ke seluruh kamar tapi tidak ketemu, akhirnya Deni pergi ke dapur untuk bertanya pada Mamanya.
“Mama gak liat dan emangnya Mama mau masuk ke kamar kamu yang kayak kapal pecah begitu.” ucap Mama sambil memotong wortel “please ma bantuin Deni, Deni udah cari ke seluruh kamar tapi gak ketemu.” ucap Deni memohon “cari aja sendiri, tapi kenapa kamu daritadi garuk garuk kepalamu terus?” tanya Mama “rambut Deni gatel banget ma.” jawab Deni “coba sini Mama liat rambutmu.” ucap Mama. Deni mendekat ke Mamanya dan Mama mulai memeriksa kepala Deni.
“Deni, kapan terakhir kali kamu keramas?” tanya Mama “kayaknya sehari sebelum lebaran idul adha tahun lalu ma.” “Astaghfirullahal’adziim Deni… pantesan rambut kamu itu bau banget plus ada banyak kutu.” “hah kutu? dimana ma?” tanya Deni sambil mengacak ngacak rambutnya. “Deni rambut kamu jangan diacak acak begitu, nanti kutunya bisa lari kemana mana.” ucap Mama “terus Deni harus gimana ma buat nyingkirin kutu kutu ini? Deni jijik.” ucap Deni “Mama punya ide bagus, ayo ikut Mama.” ajak Mama sambil menarik tangan Deni sampai ke pintu rumah “kita mau kemana ma?” tanya Deni “udah kamu ikut aja, Fajar tolong bantu Mama potong sisa sisa sayuran” teriak Mama.
Sejak masuk ke komplek rumahnya, Deni menjadi pusat perhatian karena penampilan barunya ternyata Mama mengajak Deni ke tempat pangkas rambut, disana rambut Deni dibersihkan lalu dicukur sampai botak. Deni sudah jelas malu apalagi tadi saat melewati lapangan komplek, salah satu temannya yang sedang bermain melihatnnya dan Deni jadi bahan ledekkan dan tertawaan satu lapangan.
“Ini gara gara Mama sih, tiba tiba aku jadi artis dadakkan.” ucap Deni ketika sampai di rumah “salah kamu sendiri, siapa suruh jadi anak jorok. Habis ini kamu langsung mandi terus beresin kamar kamu!” perintah Mama “aku gak mau mandi, dan Mama aja yang bersein kamarku sekalian bantu Deni cari kacamata.” ucap Deni dengan santai “jadi kamu udah berani ya nyuruh nyuruh Mama.” bentak Mama sambil menjewer kedua telinga Deni dengan keras, lalu menariknya masuk ke kamar mandi. Emosi yang sudah dia tahan selama beberapa tahun akhirnya meluap juga.
Setelah mandi Deni harus membereskan dan membersihkan kamarnya, kalau tidak dia akan dihukum tidak mendapat makan malam dan dikurung semalaman di kamar (jendela kamarnya sudah diganti dengan jendela kayu tertutup) karena dasarnya dia pemalas, jadi dia meminta bantuan kakaknya. Awalnya Fajar menolak karena dia yakin Deni akan menyuruhnya mengerjakan semua pekerjaan. Namun karena Deni terus-menerus membujuknya, akhirnya Fajar luluh dan menuruti kemauan Deni.
“Kita udah sepakat. Pungut sampah bareng bareng, kamu yang menyapu dan aku yang mengepel.” ucap Fajar “oke.” balas Deni. Saat membereskan dan membersihkan kamar, banyak hal yang terjadi seperti Deni menemukan kembali buku pelajaran lamanya waktu kelas 2 sd, ada kecoak mati di dalam gelas pembungkus minuman, hingga ada banyak semut di atas lemari buku Deni karena sampah makanan yang belum dibuang.
“Akhirnya selesai juga.” ucap Fajar “iya, tapi kacamataku belum ketemu.” balas Deni “lho, bukannya kamu sekarang pake kacamata?” tanya Fajar sambil menunjuk kacamata yang dipakai Deni “beda, yang hilang itu kacamata minus dan yang aku pake ini kacamata biasa kak.” jawab Deni “oh begitu. Tadi pas lagi pungutin sampah dan beresin barang barang, aku gak liat kacamata kamu.” ucap Fajar yang pura pura tidak tau. “terus gimana dong kak? aku gak bakal bisa melihat semuanya dengan jelas lagi, terus aku juga pasti nanti bakal diomelin lagi sama Mama.” ucap Deni sambil menangis.
Malam harinya saat Deni sedang tidur, Fajar diam diam masuk ke kamar Deni. Dia menaruh kacamata Deni di atas meja belajar dan Fajar juga menaruh kertas kecil di samping kacamata Deni yang berisi pesan “jangan jadi anak jorok lagi yaa Deni”.
Cerpen Karangan: Nisrina Najla F.
Blog: Najlaluarbiasa.Blogspot.Com
Cerpen Deni Si Anak Jorok merupakan cerita pendek karangan Nisrina Najla F., kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Si Pendiam
Oleh: Sekar JatiningrumAllahu akbar allahu akbar… Suara azan maghrib telah berkumandang. Huffh… penat sekali rasanya menahan ini semua. Menahan dari rasa lapar, haus dan godaan-godaan lainnya yang dilarang oleh agama. Gluk…
Arti Sebuah Kasih Sayang (Part 1)
Oleh: Syarah Wardayanti“Ayo bangun nak sudah siang, kamu kan harus sekolah” Bujuk seorang wanita pada seorang gadis. “Iya, Bun” Jawab gadis itu yang masih mengumpulkan nyawanya. “Cepat mandi, Bunda tunggu di
Haruskah Sama Sama Lagi
Oleh: Nisrina Atikah FirdausApakah cuma aku yang di dunia ini yang tidak bisa punya barang sendiri? Harus terus berbagi dan berbagi. Mentang-mentang aku lemah dan tak bisa apa-apa bukan berarti aku tidak
Love Hour (Part 3)
Oleh: Klaus Rachman“Tiga, dua, satu!” Agung memberi aba-aba dan tepat setelah jingle radio ini berakhir, suaraku pun mengudara. “Selamat malam, best pals! Kembali lagi di gelarannya Love Hour dan kali ini
Say No To Drugs
Oleh: Cindy Amanda NDi tahun 2013 ini, ternyata masih ada saja, pengedar nark*ba, pecandu nark*ba, dan sebagainya. Sebenarnya apa sih yang dipikirkan oleh pelaku tersebut, apa mereka tidak takut dosa? bahkan apa
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply