Derai Air Mata Dalam Untaian Doa
Cerpen Karangan: Cial ShintarKategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Kisah Nyata, Cerpen Perjuangan
Lolos moderasi pada: 17 April 2023
Ini bukan kisah sepasang remaja yang jatuh hati, bukan pula kisah seseorang memendam perasaan, dan kisah penuh bahagia, tetapi ini kisah penantian perjuangan seorang anak yang yakin menepati janjinya demi ibu yang sedang berjuang untuk kembali berkumpul bersama orang-orang yang ia cintai dan bersamanya lagi walaupun lantunan doa sayup-sayup diselingi isak tangis.
Tahun 2021 menjadi awal dari perubahan segalanya, semua berawal dari aku bernama Emily sedang berjuang mengejar revisi skripsi untuk wisuda. Waktu itu, revisiku hampir rampung namun permasalahannya aku belum kunjung mendapatkan ACC cetak karena waktu pendaftaran wisuda tinggal beberapa minggu lagi. Aku selalu menyembunyikan perasaan cemas dan khawatirku namun ibuku merasakan apa yang ia rasa. Bagiku ibuku adalah tombak semangatku yang terus memacu aku untuk berjuang.
Singkat cerita, selang beberapa minggu aku mendapatkan kabar ibuku pingsan di tempat kantor, saat itu aku sedang menunggu kepastian dosen perihal acc skripsiku. Pikiranku tak karuan, cemas, khawatir, sedih menjadi satu. Aku langsung menuju ke rumah sakit dan ternyata aku melihat ibuku terkulai lemah di ruangan IGD, beberapa teman kantor ibuku tampak berlalu-lalang melihat kondisinya.
“Bu, berjuang demi aku, ayah, dan adik ya.”
Dokter pun datang dan menemui keluargaku untuk meminta kesepakatan dirawat dengan dipasang alat khusus seperti monitor. Perasaanku hancur, cemas karena ibu tak kunjung sadar. Ternyata dokter menetapkan gejala suatu penyakit yang membutuhkan tidak operasi besar yang kemungkinan kesempatannya hanya 50 persen. Aku terdiam, aku belum siap meraba hal buruk yang terjadi.
Di sudut rumah sakit kulihat mushola, aku langsung bersimpuh dengan berderai air mata, kupanjatkan doa yang tulus. Aku sempat bertekad akan membuktikan bahwa aku bisa masuk pegawai negeri sesuai kemauan ibuku. Setelah itu ibuku segera memasuki ruangan oprasi, dan aku mencetuskan janjiku tadi. Entah apa yang membuatku yakin.
Disini perjuanganku dimulai, aku sudah berjanji maka yang kulakukan adalah lulus tepat waktu dan daftar Pegawai Negeri. Setiap hari aku menunggu di lorong ruangan dosen berharap dosen tersebut bermurah hati dan memudahkan urusanku, kucoba lagi kedua-ketiga sampai kelima akhirnya segala upayaku berhasil. Bersama kabar itu, ibuku berhasil melewati masa operasi dan berjuang di ICU, sementara aku terus melanjutkan pendaftaran untuk wisuda.
Singkat cerita, ibuku berhasil melewati masa kritis setelah operasi dan kini sedang masa pemulihan, ibuku belum stabil. Diam-diam aku melanjutkan tekadku demi membanggakan ibuku, aku mendaftar CPNS 2021 sendirian tanpa ada arahan dan saran, sempat terbesit aku ingin seperti mereka yang turun dari kendaraan bersalam tangan dengan orangtua dan mendoakan anaknya agar sukses ujian. Kutelan pil pahit itu, fokusku pada hasilnya dan hari tes SKD tiba.
Berkat tekad, kemauan dan kuatnya janjiku pada ibu bermodal bismillah aku mengisi tes CAT sesuai dengan hasil jerih payahku sendiri meskipun aku tidak apa akan berhasil atau membuat kecewa. Hasilnya aku berhasil menduduki peringkat pertama, namun perjuangku belum selesai aku harus mengikuti seleksi untuk SKB yang hanya dipilih satu orang. Disinilah aku baru cerita bahwa aku sedang tahap akhir seleksi pengawai negeri, ibuku menangis penuh haru dan akhirnya saat SKB tiba ibuku melantunkan doa tulus dan berharap mendapatkan terbaik, dan ibuku menyarankan untuk sholat mutlak.
“Ya Allah, jika ini keputusan baikmu aku terima, namun jika kau beri aku kesempatan menjadikan hadiah untuk ibuku aku akan menjaga sebaik-baiknya.”
Setelah tes aku sedih melihat skorku mungkin jauh dari ekspektasiku, tetapi ketika aku melihat live score ternyata skorku tertinggi dan membuat aku dinyatakan lolos seleksi. Kini aku sudah membayar janji itu dan menikmati pekerjaanku sampai saat ini.
Perjuangku tak mudah, silih berganti badai menerpa meskipun aku sendiri tak yakin akan berakhir baik. Namun, janji Allah itu pasti disaat ada kesusahan pasti ada kemudah, jadi ujian sebagai nikmat dan percaya untuk meningkatkan taqwa padanya. Derai air mata dalam untaian doa kupanjatkan selalu agar aku bisa menepati janjiku. Sengaja kubagikan kisahku, agar menjadi inspirasi bagi kalian yang mempunyai cerita yang sama dan berjuang membahagiakan orang yang tersayang.
Cerpen Karangan: Cial Shintar
Blog / Facebook: Alya Zhara Zhafira
Hai, perkenalkan nama saya alya a.k.a Cial Shintar. Sebelumnya pernah menerbitkan Admirer Line di cerpenmu. Yang ini berteman bisa follow official insta aku ya: @cial_shintar
Cerpen Derai Air Mata Dalam Untaian Doa merupakan cerita pendek karangan Cial Shintar, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Kisah Dua Bersaudari
Oleh: Ria PuspitaDi malam yang pekat, Amanda duduk termenung di kasur kamarnya, memegang sebuah benda yang dianggapnya paling berharga. Bukan sekedar benda, tetapi benda yang penuh dengan arti kenangan. Dipeluknya benda
Bulan, Inikah Akhir Kisahku?
Oleh: HilyaSiska menatap bulan yang sedang menyinari bumi. Seperti hari-hari biasanya, gadis kecil itu merasakan kedamaian saat menatap sang bulan. Seakan bulan adalah ibunya yang selalu siap untuk menghapus air
Pahit
Oleh: Raudhah El HayahKalian tahu? Pengorbanan seorang ibu bisa terlihat kapan dan di mana saja. Hal-hal kecil yang dilakukannya adalah sebuah bakti. Sebuah pengorbanan suci. Tidak peduli apapun. Asal keluarganya bahagia, cukup
Who is…?
Oleh: Itsen. FKini jam sudah menunjukkan pukul 15.25. Hanya menunggu 5 menit lagi, semua anak-anakku pasti akan tiba. Ah, rasanya tidak sabar untuk melihat senyum mereka sore ini. Aku sudah bersiap
Mencari Jawaban
Oleh: MayCiada“Kenapa hidupku hanya begini saja?” pertanyaan itu selalu saja menghantuiku selama ini, sudah kutanyakan pada mesin pintar yang kata orang-orang dapat menjawab semua pertanyaan namun aku tak dapat menenukan
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply